DRESDEN (Arrahmah.com) – Gerakan anti-Islam PEGIDA Jerman mengatakan akan menggelar unjuk rasa besar-besaran di Dresden, pada Ahad (25/1/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Kelompok sayap kanan ini biasanya menggelar demonstrasi setiap hari Senin, namun penyelenggara mengatakan niat mereka dengan mengubah tanggal itu untuk mencegah bentrokan dengan demontrasi anti-PEGIDA dan demonstran sayap kiri, yang juga menyerukan unjuk rasa pada hari Senin.
“Kami akan membuat pengecualian dan akan berkumpul pada hari Ahad kali ini untuk pawai ke 13 kami,” kata kelompok itu di halaman Facebook resminya pada Jum’at (23/1).
PEGIDA mulai melakukan protes mingguan di Dresden yang diikuti oleh sekitar 500 demonstran pada 20 Oktober 2014, tetapi secara signifikan pendukungnya semakin meningkat dalam waktu tiga bulan.
Lebih dari 25.000 orang turun ke jalan di Dresden pada 12 Januari setelah terjadinya serangan terhadap majalah Charlie Hebdo di Paris.
Penyelenggar PEGIDA mengatakan bahwa mereka berharap bisa mengumpulkan sekitar 25.000 pengunjuk rasa untuk bergabung dalam pawai Ahad di Dresden, yang dipandang sebagai ujian bagi gerakan sayap kanan itu di tengah skeptisisme yang tumbuh di antara masyarakat Jerman tentang tindakan kelompok tersebut.
Sebuah pawai yang diselenggarakan pada 21 Januari oleh kelompok perempuan PEGIDA di Leipzig diikuti oleh sekitar 1.000 demonstran, jauh lebih sedikit dari perkiraan PEGIDA, yang menyatakan bahwa lebih dari 30.000 orang akan menghadiri acara tersebut.
Skandal baru-baru ini yang menyerang pemimpin PEGIDA, telah menyebabkan perbedaan pendapat dengan kelompok-kelompok terkait di kota-kota lain, serta serangan kekerasan terhadap wartawan selama pawai di Leipzig, telah menimbulkan kecurigaan tentang kelompok PEGIDA.
Lutz Bachmann, pemimpin PEGIDA, mengumumkan pengunduran dirinya pada Rabu di tengah perselisihan mengenai fotonya yang diposting di Facebook di mana ia berpakaian seperti Adolf Hitler.
Bachmann mengklaim foto itu lelucon, tapi jaksa penuntut umum Dresden membuka penyelidikan terkait kejahatan rasial dalam posting Facebook mantan pemimpin PEGIDA itu.
(ameera/arrahmah.com)