DENMARK (Arrahmah.com) – Memperluas gelombang kebencian anti-Muslim di seluruh Eropa, gerakan anti-Islam PEGIDA Jerman melakukan unjuk rasa pertama mereka di Kopenhagen pada Senin (19/1/2015), yang diikuti oleh ratusan orang, jumlah yang jumlahnya masih kalah dengan jumlah demonstran anti-fasisme.
“Kami masih mendorong kepada semua anti-rasis, anti-fasis dan kawan-kawan yang lain untuk tetap berada di daerah ini atau bergerak ke Galeri Nasional Denmark dan Little Mermaid setelah demonstrasi berakhir dan menunjukkan perlawanan terhadap Pegida DK,” Kelompok Revolusi Anti-Fasis memposting di Facebook, sebagaimana dilaporkan oleh International Business Times.
Sekitar 200 pendukung PEGIDA berunjuk rasa di Kopenhagen, dengan membawa obor dan simbol-simbol yang bertuliskan “Tidak ada kekerasan dan rasisme”.
Pengunjuk rasa lainnya membawa sampul majalah satir Perancis Charlie Hebdo, yang memuat kartun ofensif yang menggambarkan Nabi Muhammad (SAW).
“Tentu saja ada ruang bagi semua orang, tetapi ketika ada pembicaraan tentang hak-hak perempuan yang ditekan atau orang yang dibunuh karena Allah … itulah yang saya lawan dalam berdemonstrasi ini,” seorang demonstran yang bernama Elena mengatakan kepada Agence France Presse ( AFP ).
Dibentuk di Jerman, kelompok “Patriotik Eropa Terhadap Islamisasi negeri Barat ” atau PEGIDA telah menggelar pawai mingguan menentang Muslim dan imigran.
Dalam pawai pertama mereka di Denmark, pihak penyelenggara mengatakan bahwa pawai itu adalah demonstrasi menentang “Islam fundamental”.
“Tujuan kami adalah untuk memberikan kesempatan kepada kelas menengah untuk mengekspresikan kekhawatiran mereka terhadap Islam dan mengirim sinyal kepada para politisi tentang hal yang mengkhawatirkan kami para pemilih,” kata Nicolai Sennels, penyeleggara pawai tersebut.
Sekitar 300 orang menghadiri demonstrasi anti PEGIDA di Noerrebro, sebuah distrik Kopenhagen yang diikuti oleh para imigran dan mahasiswa.
Di Aarhus kota terbesar kedua di Denmark, sebanyak 30 demonstran pendukung PEGIDA dikalahkan jumlahnya oleh demonstrasi anti-PEGIDA yang berjumlah 300 orang.
Menteri Luar Negeri Denmark Martin Lidegaard menyebut demostrasi PEGIDA sebagai suatu reaksi yang salah terhadap serangan Charlie Hebdo yang menyebabkan 12 orang tewas.
Islam adalah agama terbesar kedua di Denmark setelah Gereja Protestan Lutheran, yang secara aktif diikuti oleh empat perlima dari populasi negara itu.
Denmark adalah rumah bagi minoritas Muslim yang berjumlah sekitar 200.000, membentuk tiga persen dari 5,4 juta penduduk negara itu.
(ameera/arrahmah.com)