PERANCIS (Arrahmah.com) – Seorang Muslim Maroko di Perancis ditikam sebanyak 17 kali secara brutal hingga tak bernyawa di hadapan istrinya di rumahnya sendiri oleh tetangganya dalam sebuah serangan Islamophobia, lansir Independent pada Sabtu (17/1/2015), Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Mohamed El Makouli (47) menghadapi penyerang berusia 28 tahun yang menyerang dirinya melalui pintu depan sekitar pukul 01:30 waktu setempat pada Rabu (14/1). Penyerang itu meneriakkan “Aku adalah Tuhanmu, aku adalah Islam-mu”, ungkap National Observatory Against Islamophobia pada Jum’at (16/1).
Ayah satu anak itu terbunuh di desa Beaucet, dekat Avignon di Perancis selatan. Saat itu istrinya, Nadia (31), mencoba untuk menyelamatkannya. Nadia menderita luka di tangannya sebelum ia menyelamatkan diri dari TKP dengan anak mereka untuk memanggil polisi.
Presiden Observatory Abdallah Zekri mengutuk serangan itu “sebagai serangan Islamophobia mengerikan” dan menyatakan bahwa istri korban menyaksikan dengan sangat jelas mengenai apa yang si penyerang brutal itu teriakkan tentang Islam.
Dia mengatakan kepada AFP: “Ia yakin mengenai apa yang dia [penyerang] katakan.”
Pria rasis itu didakwa pada Kamis (15/1) dengan dakwaan pembunuhan, percobaan pembunuhan dan kepemilikan obat sebelum dia dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di Montfavet. Polisi mengklaim bahwa kasus Islamophobia akan diselidiki ketika mereka mulai menginterogasi penyerang.
Dia dilaporkan telah didiagnosis menderita skizofrenia karena dia mengklaim bahwa dia telah mendengar suara-suara. Para pejabat mengatakan bahwa dia ditemukan di tempat kejadian dalam keadaan kacau.
Serangan itu adalah salah satu dari sedikitnya 50 insiden Islamophobia yang dilaporkan sejauh ini di negara itu setelah terjadinya serangan di kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris awal bulan ini, menurut Dewan Pusat Muslim di Perancis.
Tiga mujahidin telah menghabisi kartunis, jurnalis, dan penjaganya sebagai pembalasan dari penghinaan yang dilakukan Charlie Hebdo terhadap Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, melalui gambar-gambar yang majalah mingguan itu terbitkan.
Seorang Muslim berusia 20 tahun yang berasal dari Eritrea, Khaled Idris Bahray, sebelumnya juga ditikam hingga meninggal dunia di Dresden, Jerman, pada Selasa (13/1). Dia dilaporkan telah meninggalkan rumahnya pada Senin (12/1) dan tidak kembali sebelum jasadnya ditemukan di jalan pada dini hari.
(banan/arrahmah.com)