BRUSSELS (Arrahmah.com) – Asosiasi Yahudi terbesar di Uni Eropa telah meminta kepada anggota parlemen di Brussels untuk membiarkan orang Yahudi membawa senjata “untuk perlindungan penting komunitas mereka” pasca penembakan Paris, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Kamis (16/1/2015).
Menurut Russia Today, Rabbi Menachem Margolin, direktur jenderal Asosiasi Yahudi Eropa (EJA) menulis sebuah surat terbuka kepada anggota parlemen yang mengatakan “Serangan Paris, serta banyaknya tantangan dan ancaman yang telah disampaikan kepada komunitas Yahudi Eropa dalam beberapa tahun terakhir, telah mengungkapkan kebutuhan mendesak untuk berhenti berbicara dan mulai bertindak.”
Rabbi mengklaim bahwa orang-orang yang tewas di toko Paris “dibunuh dengan keji tanpa alasan selain karena mereka adalah Yahudi”.
Margolin meminta aturan perizinan senjata untuk ditinjau dengan segera untuk memungkinkan orang yang ditunjuk dalam masyarakat dan lembaga Yahudi untuk memiliki senjata untuk perlindungan penting komunitas mereka.”
Asosiasi itu juga mendesak pihak berwenang Uni Eropa untuk mengizinkan penduduk Yahudi untuk menerima “pelatihan yang diperlukan untuk melindungi anggota mereka dari serangan “teror” potensial.”
Surat itu juga menyerukan untuk mengenali “tanda-tanda peringatan anti-Semitisme, rasisme, dan intoleransi yang mengancam Eropa dan cita-cita Eropa kami.”
“Seperti yang kalian ketahui bahwa bahayanya jauh lebih besar karena banyaknya orang Eropa yang berangkat ke luar negeri untuk diindoktrinasi ke “Islam radikal”, sebelum kemudian kembali ke tanah air mereka di Eropa untuk menggunakan pelatihan militan tersebut untuk dampak buruk.”
Margolin mengatakan kepada situs Washington Free Beacon, di mana surat itu pertama kali diterbitkan bahwa anti-Semitisme di Eropa telah mengalami “peningkatan dramatis.”
(ameera/arrahmah.com)