BEIRUT (Arrahmah.com) – Mujahidin Jabhah Nushrah pada Senin (12/1/2015) mengeluarkan ancaman baru untuk tentara dan polisi yang berada dalam tawanan mereka setelah serangan terhadap sebuah penjara terkenal di Libanon.
Sebagai tanggapan, keluarga para tawanan memblokir jalan utama di Beirut. Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin (12/1), keluarga tawanan mengatakan bahwa “masalah saat ini adalah dengan pemerintah dan bukan dengan para penculik”.
Keluarga mengatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab karena telah mengganggu pelepasan tentara dan polisi yang berada dalam tahanan Jabhah Nushrah. Pernyataan tersebut memperingatkan bahwa keluarga tawanan akan meningkatkan protes jika
ancaman terhadap sandera ditingkatkan, seperti dilaporkan Zaman Alwasl.
Respon keluarga tawanan muncul setelah sebuah akun Twitter yang berafiliasi dengan Jabhah Nushrah memperlihatkan 12 tawanan dengan tangan mereka terikat dan berbaris dalam satu baris, berbaring di atas salju. Lima pejuang Jabhah Nushrah
berpakaian hitam berdiri di belakang mereka dengan senapan yang mengarah ke arah para tawanan.
“Siapa yang akan membayar harga?” Tulis keterangan foto. Slogan yang sama telah digunakan untuk mengancam para sandera sebelum membunuh dua tawanan pada kesempatan sebelumnya.
Dalam posting selanjutnya, Jabhah Nushrah menampilkan enam foto close-up dari luka peluru yang mengerikan. Foto tersebut adalah foto para tahanan Roumieh setelah serangan tentara Libanon, para tentara menembaki beberapa tahanan dalam penyerangan di penjara tersebut, lansir Zaman Alwasl.
Tentara Libanon menyerang Blok B di penjara Roumieh setelah mereka menuduh para tahanan di sana terkait dengan serangan bom di Tripoli pada pekan lalu.
Blok B di penjara Roumieh menjadi rumah bagi sekitar 900 tahanan termasuk lebih dari 300 yang dicap sebagai “teroris” oleh Libanon.
Beberapa jam sebelumnya, Mujahidin Jabhah Nushrah menerbitkan ancaman untuk membunuh tawanan dalam menanggapi serangan tentara Libanon di penjara Roumieh.
“Sebagai akibat dari memburuknya keamanan di Libanon, Anda akan mendengar kejutan mengenai nasib tahanan yang kami miliki,” ujar pernyataan Jabhah Nushrah dalam salah satu akun Twitter mereka seperti dilansir Al Jazeera.(haninmazaya/arrahmah.com)