TRIPOLI (Arrahmah.com) – Tentara Libanon telah menyerbu penjara Roumieh setelah mengklaim bahwa tahanan di dalam penjara tersebut terkait dengan serangan bom mematikan pada pekan lalu.
Pasukan keamanan dalam negeri (ISF) dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/1/2015) mengatakan operasi sedang berlangsung di blok B penjara, di mana banyak tahanan terkemuka ditahan.
ISF mengklaim bahwa beberapa tahanan memicu kerusuhan, mulai melakukan pembakaran untuk menggagalkan operasi yang dilakukan setelah bom kembar pada Sabtu pekan lalu di distrik Jabal Mohsen di kota Tripoli, lansir Al Jazeera.
“Operasi berlangsung seperti yang direncanakan,” ujar pernyataan ISF yang dipublikasikan oleh kantor berita resmi Libanon, National News Agency.
“Situasi terkendali dan tidak ada korban jiwa dan rencana dilaksanakan melengkapi rencana keamanan secara keseluruhan untuk Libanon.”
Serangan bom di Tripoli pada pekan lalu terjadi di pemukiman yang dihuni oleh sebagian besar anggota sekte Alawiyah.
Pertempuran secara teratur pecah antara warga di pemukiman tersebut, antara pendukung Bashar al-Assad dengan pendukung pejuang Islam di pemukiman Bab al-Tebbaneh di mana warga mendukung revolusi Suriah.
Serangan tersebut menurut laporan Al Jazeera diklaim oleh Mujahidin Jabhah Nushrah yang menyatakan bahwa ledakan adalah balas dendam atas dua serangan terhadap Masjid di Tripoli di bulan Agustus 2013 yang menewaskan sedikitnya 45 orang.
Di hari yang sama (12/1) saat pasukan Libanon menyerbu Roumieh, Jabhah Nushrah mengeluarkan ancaman baru terhadap 16 tentara Libanon yang saat ini disandera oleh meeka.
“Sebagai akibat dari memburuknya keamanan di Libanon, Anda akan mendengar kejutan mengenai nasib tahanan yang kami miliki,” ujar pernyataan Jabhah Nushrah dalam salah satu akun Twitter mereka seperti dilansir Al Jazeera.
Jabhah Nushrah diyakini menahan sekitar 30 tentara Libanon yang ditangkap di kota perbatasan Arsal selama pertempuran pada bulan Agustus. (haninmazaya/arrahmah.com)