Mogadishu (arrahmah) – Pertempuran sengit kembali menggelora di ibukota Somalia, 18 Januari 2008.
Dengan izin Allah Mujahidin berhasil menimpakan kekalahan hebat pada pasukan pemerintah boneka Somalia dan memaksa mereka kabur meninggalkan posisi penting mereka di Mogadishu.
Pertempuran terjadi di pertemuan jalan Howl Wadag dan Adan Ade, di sekitar pasar Bakara. Menurut sejumlah saksi mata dan penduduk setempat, Mujahidin melakukan serangan mematikan ke pasukan boneka yang berada di sana.
Pertempuran yang terjadi di pasar terbesar ibukota itu dimulai sekitar pukul 5 sore waktu setempat. “Pertempuran berlangsung sengit dan dimulai ketika masih jam-jam ramai di pasar sehingga para penjual dan pembeli meninggalkan pasar, dan terdengar suara bising senjata dari kedua pihak”, kata seorang penduduk yang tinggal dekat perempatan Howl wadag.
Wartawan setempat yang mendatangi tempat kejadian pasca serangan melihat “Technical”, sebuah istilah yang digunakan penduduk setempat untuk truk perang, terbakar di tengah-tengah jalan sekitar Howl wadag. Penduduk mengatakan bahwa kendaraan yang terbakar itu milik pemerintah.
“Saya melihat dengan mata kepala sendiri tentara pemerintah menaiki banyak sekali truk menuju Villa Somalia, dan beberapa diantara mereka berdarah”, kata seorang penduduk di daerah Ged jacel. Villa Somalia adalah kediaman Presiden Somalia, Abdullah Yusuf.
Minggu kemaren, Villa ini dihujani serangan mortar oleh Mujahidin beberapa jam setelah Presiden Murtad tersebut kebali dari perjalanan luar negerinya termasuk berobat ke UK.
Sehari setelah pertempuran hebat itu, 19 Jan 2008, pasukan Salib Ethiopia dan tentara pemerintah murtad melakukan penggeledahan di pasar Bakara dengan dalih pasar tersebut merupakan basis Mujahidin dalam melakukan berbagai serangan.
Namun ternyata dilaporkan dalam kejadian ini, terjadi perampasan dan penjarahan barang-barang di pasar oleh pasukan Salib dan tentara boneka.
“Sejumlah besar tentara pemerintah terlibat dalam operasi pencarian di dalam pasar,” kata Ali Majid, salah seorang pedagang. “Aku ingin membuka kiosku tapi aku tidak bisa karena aku khawatir akan terjebak di tengah-tengah pertempuran seperti kemaren, dan hari ini toko sebelahku dijarah oleh tentara, untungnya tokoku tidak,” tambahnya. [altawbah.net]
Sumber: Al Tawbah