(Arrahmah.com) – Di tengah badai fitnah yang terjadi di bumi jihad Syam yang diberkahi, ulama-ulama yang tulus dan gigih berjuang dalam dakwah dan jihad di jalan Allah tak pernah lelah menyampaikan nasehat, penjelasan, dan pernyataan mereka. Berikut ini adalah kumpulan perkataan ulama tentang kelompok “Daulah Islam” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS:
Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi berkata: “Oleh karena itu, kami dengan ini menyatakan bahwa Organisasi Daulah Islam Irak dan Syam, adalah sebuah organisasi yang telah menyimpang dari jalan kebenaran, melanggar terhadap Mujahidin, memiliki kecenderungan terhadap ghuluw, terlibat dalam penumpahan darah Ma’sumin (orang-orang yang dilindungi), menyita kekayaan mereka, ghanimah dan wilayah yang dibebaskan oleh mereka dari rezim, mereka telah menyebabkan penyimpangan Jihad, dan perpecahan Mujahidin, mereka telah memutar senjata mereka dari dada Murtadin (murtad) dan (musuh) kombatan terhadap Mujahidin dan kaum Muslimin… menjadi penyimpangan yang didokumentasikan lainnya.” (Dari pernyataan, ‘Kondisi Daulah Islam Irak dan Syam serta Sikap yang Diperlukan Terhadap Mereka’- Halaman 4/5)
Syaikh Abu Qatada Al-Filistini mengatakan: “Yaitu kepemimpinan Daulah Islam di Irak dengan cabangnya di Syam, telah menjadi jelas bagi saya dengan pasti bahwa kelompok ini melalui kepemimpinan militer dan Shar’i-nya melegitimasi tindakan mereka untuk mereka, bahwa mereka adalah anjing-anjing Neraka… Saya tidak ragu-ragu dalam aturan ini karena jahatnya perbuatan dan tindakan mereka.” (‘Pesan untuk Pasukan Jihad dan Pecintanya – Halaman 2).
Syaikh Al-Muhadith Sulaiman Al-Alwan: “Daulah tidak memiliki hak untuk menyerang suatu daerah dan merebutnya, sementara orang-orangnya mengatakan: sebaiknya kalian pergi atau kami akan membunuh kalian, atau sebaiknya kalian memberi kami Bai’at atau kami akan membunuh kalian… Hal ini jelas tidak benar, karena Daulah tidak memiliki Bai’at Umum, dari kondisi Bai’at Umum adalah bahwa Ahl Hal wal Aqd (orang-orang berengaruh) memilih dia (pemimpin), dan Abu Bakar (Baghdadi) tidak dipilih oleh Ahl Hal wal Aqd, jika pemimpinnya sendiri tidak ridha dengan tindakannya bagaimana dia bisa mencari Bai’at dari orang lain? Dia bukan Khalifah semua umat Islam; dia hanyalah pemimpin dari sebuah kelompok. Dan mencari Bai’at dari orang lain, kemudian memerangi mereka yang tidak memberikan Bai’at, ini adalah tindakan Bughat (pelanggar) dan bukan tindakan orang-orang yang baik dan berbudi.” (Dari Rekaman Audio yang dipublikasikan di Internet) .
Komando Umum – dari Tandzim Al-Qaeda mengeluarkan pernyataan yang menyatakan: “Qai’datul Jihad (Al-Qaeda) menyatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kelompok Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS). Kami tidak diberitahu tentang pembentukannya, tidak pula perembugannya. Kami tidak puas dengannya, kami berpesan untuk pembubarannya, dengan alasan Daulah Islam Irak dan Syam bukanlah cabang dari kelompok Al-Qaeda dan tidak memiliki hubungan organisasi dengan nya. Organisasi (Al-Qaeda) juga tidak bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku mereka.” (‘Pernyataan Mengenai Hubungan antara Kelompok Qai’datul Jihad (Al-Qaeda) dan Kelompok Daulah Islam Irak dan Syam’ – 21 Rabi ul Awwal 1435).
Dr. Ayman Az-Zhawahiri, Amir Tandzim Al-Qaeda ditanya mengapa ia telah melepaskan Daesh (ISIS) dari Al-Qaeda, ia berkata: “Ada perbedaan antara dua Manhaj (Metodologi). Manhaj kami adalah salah satu kehati-hatian terhadap darah (yang dilindungi) dan pantangan melakukan operasi dimana darah (yang dilindungi) bisa turut tertumpah secara tidak adil; di pasar, masjid, lingkungan dan bahkan di antara kelompok Mujahidin. Manhaj kami juga merupakan keinginan untuk mengumpulkan umat dan menyatukannya dengan kalimat Tauhid, dan mengupayakan kembalinya Khilafah Rasyidah yang dibentuk melalui Syura (perundingan) dan kepuasan Kaum Muslimin.” (Pertemuan ketujuh dengan sebagai Yayasan As-Sahaab – Rajab 1435 H/Al Nukhbah – Halaman 11/12).
Dia juga mengatakan, menyinggung mereka: “Cucu-cucu mereka akan kehilangan di Tanah Syam *** Dan Tuhanmu cukup sebagai Penolong dan Pemberi Petunjuk.” (‘Sanjungan untuk Syuhada yang Terfitnah Syaikh Abu Khalid As-Suri’- Halaman 3).
Pemimpin Al-Qaeda di Khurasan Azzaam Al-Amriki dalam pidatonya untuk Syaikh Abu Khalid As-Suri berkata: “Jari yang menyalahkan dalam tanggung jawab atas kejadian ini telah menunjuk sebuah kelompok yang terkenal dengan keghuluwan, kekerasan, Ta’sub (loyalitas kepada kelompok tertentu), kediktatoran, tirani mereka dan mereka telah menjauhkan diri dari jalan orang-orang Islam dan Jihad di Suriah serta dari orang-orang berpengetahuan, dari Mujahidin yang unggul dan terdahulu di mana-mana. Kelompok yang disebut-sebut terkenal karena menghindari dan lari dari masalah, secara teratur terlibat dalam skema untuk menghindari konfrontasi dan tanggung jawab, pada kenyataannya mereka diketahui menggunakan Taqiyah dan penyembunyian (hal-hal) yang berbeda dengan apa yang mereka ungkapkan, ini adalah praktek pemikir ekstremis di era ini yang bertentangan dengan pendahulu mereka dari Hururiyah yang dikenal karena kebenaran dan menghindari kebohongan.” (‘Pidato [untuk] Syaikh Abu Khalid As-Suri’).
Pemimpin Al-Qaeda di Khurasan, Ahmad Faruq, mengomentari pidato juru bicara ISIS, Adnani, mengatakan: “Tapi hari ini kita menemukan dia yang telah membatasi Islam dan hubungan Wala (loyalitas) Iman ke lingkaran yang sangat sempit, dan perjanjian dengan umat dengan keunggulan dan meremehkannya. Dan duduk mengintai menunggu kesalahannya, kemudian mendatangi mereka dalam serangan tunggal, mereka menyerukan kepada Mujahidin untuk berurusan dengan umat dengan kasih dan sayang, sementara [mereka sendiri] tidak menghormati (pernyataan itu), kita melihat mereka berseru dengan takjub: “Kembali ke Ummat yang manakah kita? Umat Saudi Islam? Atau Ikhwanul Muslimin atau Sururi…? Cukuplah Allah bagi kami dan Dia adalah Pemelihara terbaik segala urusan mengenai pemikiran bengkok ini.” (‘Kita harus menjadi seperti Lebah’- Halaman 4).
Pemimpin Al-Qaeda di Khurasan ‘Abu Dujanah Al-Basya’ menyinggung “Khilafah” ISIS mengatakan: “Kami menyerukan kembalinya Khilafah yang sesuai dengan metodologi Nabi, bukan metodologi penyimpangan dan kebohongan, pelanggaran perjanjian dan melanggar ikrar; sebuah Khilafah yang dibangun di atas keadilan, konsultasi, afinitas dan kesatuan dan bukan yang dibangun di atas penindasan, Takfir (menyatakan Muslim sebagai kafir), membunuh Muwahid dan memecah belah barisan Mujahidin”. (‘Ini adalah Pesan Kami’- halaman 1).a
Komite Syar’i Umum Al-Qaeda di Bumi Syam mengatakan tentang ISIS: “Berdasarkan semua hal di atas, Jama’ah Daulah dianggap sebagai kelompok penyerang yang kuat dengan gaya yang paling dekat dalam kemiripan dengan Khawarij dalam ciri-ciri, kualitas dan identitas mereka dan memiliki atribut tambahan di luar itu dari Khawarij seperti Taqiyah, berbohong, melanggar perjanjian dan melakukan sumpah palsu serta tidak bermoral, merampok Mujahidin di front mereka dan menarik diri dari front (lainnya). Sampai hari ini mereka menolak untuk tunduk dan mencari keputusan dari Syariat (hukum Islam). Dan kami mengatakan bahwa diperbolehkan untuk melawan kelompok ini.” (Pernyataan yang Dibaca oleh Hakim Al Qaeda di Bumi Syam Abu Abdullah As-Syaami. Al Tahaya – Halaman 33).
Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) mengeluarkan pernyataan di mana mereka menyatakan tentang “Khilafah” ISIS: “Berdasarkan semua hal di atas, kami tidak melihat keabsahan Khilafah ini maupun konsekuensi hasilnya. Kami tidak menganggap berdosa orang-orang yang tidak memberikan Bai’at. Deklarasi Khilafah telah menyebabkan pemisahan jajaran Mujahidin dan perpecahan persatuan mereka selama tahap sensitif ini. “(Pernyataan Mengenai Kata-kata Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi ‘Meskipun Orang-orang Kafir Tidak Menyukainya’, disampaikan oleh Syaikh Harith An-Nathari).
Syaikh Nasr Ali Al-Ansi – pemimpin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) mengatakan: “Deklarasi perpanjangan Khilafah ke negara-negara lain bukanlah realitas sejati. Dan deklarasi ini dapat mengakibatkan perpecahan jajaran Mujahidin dan merusak pondasi mereka didasarkan pada Syar’i keliru yang berkuasa. “(The First International Press Conference).
Dr Abdullah Muhaisini berkata: “Demi Allah saya belum pernah melihat kesepakatan ulama-ulama Jihad di dunia mengkritisi sebuah proyek (Islam) dan menentangnya sebagaimana mereka telah bersepakat dalam kecaman terhadap proyek Daulah di Syam. Allah mengetahui bahwa saya tidak menentang proyek pendirian Khilafah Islam, kenyataannya karena alasan ini kami benar-benar mengorbankan jiwa dan darah kami. Tapi (kami berusaha untuk membangun itu) di atas Metodologi Nabi, bukan dengan mengasingkan orang dan menindas mereka dan memecah belah jajaran Jihad, serta menolak untuk merujuk hal tersebut untuk keputusan pada Hukum Allah di bawah sebuah alasan lemah yang Allah telah utus tanpa otoritas.” (Pernyataan: ‘Bukankah Telah Aku Sampaikan?’)
Syar’i Umum Tandzim Al-Qaeda di Bumi Syam Dr. Sami Al-Uraydi mengatakan dalam pengantar pesan yang menghubungkan realitas Khawarij dan ISIS: “Karena kasih karunia Allah pada saudara Abu Hassan Al-Kuwaiti – semoga Allah mengarahkannya – dia mengumpulkan koleksi kata-kata Syaikhul Islam mengenai Ghuluw (Extremisme) Khawarij dan peringatan terhadap mereka. Telaah ini pas untuk menjadi titik awal untuk penelaahan yang lebih luas untuk memperjelas posisi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tentang Khawarij. Kami memohon kepada Allah supaya memberinya kemampuan untuk memandu dirinya (untuk tugas itu) dan menghimpunnya.” (‘Khawarij menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah’ – Halaman 4).
Syaikh Abu Mariah Al-Qahtani mantan Syar’i Umum Tandzim Al-Qaeda di Syam mengatakan: “Wajah keji lain telah muncul di sekeliling rakyat Syam dan sebuah belati beracun baru yang kotorannya konstan dan berbahaya telah menyebar, itu adalah wajah Khawarij zaman ini; Tandzim Jama’ah Daulah. Wahai kalian yang ragu-ragu dalam memerangi Khawarij zaman ini, tidak tahukah kalian, bahwa mengeliminasi mereka itu baik dan bermanfaat, tidak hanya untuk umat Islam di Syam tapi untuk rakyat di Irak juga, yang telah dibakar oleh api mereka selama bertahun-tahun.” (Dari pidato: “Wahai Dia yang Ragu ‘)
Syaikh Abu Sayaaf Majid Ar-Raasyid dalam pengantar pesan yang menghubungkan realitas Khawarij dan ISIS: Syaikh Al-Syaamikh Ali Al-A’rjaani (Abu Hasan Al-Kuwaiti) yang berbudi, yang mengingatkan saya pada perilaku pemimpin yang mengkombinasikan Pengetahuan dan Jihad, moralitas dan moderasi, pengorbanan jiwa dan kekayaan, dan antara Jihad lidah dan senjata. Dia telah memerangi Nushairiyah di rumah-rumah mereka sendiri, dan dengan mudah menghadapi ekstremis, serta berceramah tentang memukul mundur musuh dan ekstremis yang menyerang. Dan hari ini dia telah mengumpulkan kata-kata Ibnu Taimiyah (Semoga Allah merahmatinya) tentang Khawarij sebagai peringatan dan kehati-hati terhadap Daulah… Saya menyarankan saudara-saudara saya untuk membaca apa yang dia tulis, dan mempraktikan ketentuannya, dan berdoa untuk penulis semoga mencapai Syahadah dan akhir [hayat] yang baik.”
Syaikh Muhammad bin Saleh Al-Muhajir – salah satu Syaikh Tandzim Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) telah mengeluarkan sebuah pesan yang membatalkan Khilafah Baghdadi, yang bejudul: ‘Ringkasan Mengenai Debat Pengumuman Khilafah’.
Syaikh Abu Mundzir Shanqiti, anggota Dewan Syar’i Minbar Tauhid wal Jihad telah mengeluarkan pesan lengkap mengkritik pengumuman Khilafah oleh Daulah, yang berjudul: ‘Pengumuman Khilafah… Menurut Tinjauan Syariah’.
Syaikh Abdullah Al-Hassani, anggota dari Dewan Syar’i Minbar Tauhid wal Jihad mengeluarkan sebuah pesan lengkap mengenai kebatalan Khilafah Baghdadi, yang disebut: ‘Nushrah Husainiyyah dalam Bantahan terhadap Khilafah Baghdadi’.
Syaikh Abdullah bin Abdul Rahman Shanqiti – Anggota Dewan Syariah Minbar Tauhid wal Jihad mengatakan: “Wahai pemimpin Daulah: Kami berpikir bahwa perkataan Mujahidin akan bersatu di bawah panji Anda… Tapi Anda telah memisahkannya di setiap tempat! Anda telah memisahkannya di Syam… Anda telah memisahkannya di Jazirah dan Anda telah memisahkannya di Maghrib… Ini bukanlah jalan untuk mendirikan Khilafah! Tapi jalan ini, adalah [jalan] orang-orang yang memberontak, kaum oportunis, mereka yang mencari untuk mendapatkan kekuasaan dengan cara apapun… Metode eksklusif ini tidak membangun negara juga tidak menyatukan umat… Jika Anda terus pada metodologi ini dan pengikut Anda mengambil alih (metodologi ini) perpecahan perbedaan akan terus berlanjut …. Anda dapat, jika Anda ingin, untuk menyatukan barisan dan hati…. Tapi Anda gigih dalam sengketa dan tetap keras kepala dan teguh, dan Anda lebih lanjut melakukan pelanggaran terhadap senior yang menentang Anda. Anda telah keliru, maka perbaikilah kesalahan Anda… Anda telah mendurhaka, maka bertobatlah kepada Rabbmu… Anda telah menyimpang… maka kembalilah ke perjanjian sebelumnya, dan jangan seperti sapi yang naik tangga dan kemudian tidak mampu turun! Ketahuilah bahwa kemenangan tidak akan menutupi aib penyimpangan Anda…! Karena sebuah Daulah Islam memperoleh legitimasinya dari Syariat bukan dari kekuatan senjata mereka. (‘Khilafah bukanlah Masalah Sengketa’ – Halaman 7).
Syaikh Dr. Hani As-Siba’i dan Dr Tariq Abdul Haleem mengeluarkan pernyataan yang berbunyi: “Kami turut bersaksi, sebuah kesaksian yang kami akan ditanya tentangnya di hadapan Allah. Bahwa orang-orang yang berafiliasi dengan organisasi yang dikenal sebagai Daulah Islamiyah (Islamic State) ini, Manhaj mereka adalah Khawarij, khususnya mengenai masalah Takfir dan menghalalkan (menumpahkan) darah yang dilindungi. (Pernyataan: ‘Deskripsi Organisasi dan Realitas Keyakinannya’).
Syaikh Abu Utsman Muhammad Al-Ghamirawi – Hakim Wilayah Dagestan mengatakan: “Baghdadi bukan Khalifah Kaum Muslimin, dan memberikan Bai’at kepadanya tidak boleh, karena Bai’at kepadanya memecah belah jajaran Mujahidin, dan siapa yang memberi Bai’at kepada Baghdadi adalah Fataan (salah satu yang menciptakan hasutan) dan menapaki jalan menumpahkan darah orang-orang Mukmin. (Pidato: ‘Sebuah Pidato kepada Mujahidin Mengenai Ikrar Kesetiaan kepada Baghdadi’). .
Syaikh Nur Ad-Din Nafi’ah – adalah seseorang yang dihormati dan sangat dihargai oleh para pemimpin Mujahidin dan dalam nasihat mereka karena pengalaman dan penguasaannya secara militer dan Pengetahuan Islam – dalam sebuah pernyataan dari sel penjaranya di Maghreb mengatakan: “Sejarah organisasi Daulah Islam adalah sebaliknya dari itu (sebuah Daulah Islam), karena dalam diri mereka ada tanda-tanda terbesar di mana mereka sangat jauh dari Bimbingan dan Metodologi Nabi… Saya memutuskan untuk mengeluarkan pernyataan ini setelah diam [ternyata] menjadi sikap yang mendukung kejahatan yang terjadi terhadap rakyat kami di Syam di tangan Organisasi Daulah Islam.”
Luaa Al-Saqaa – wakil pertama Syaikh Abu Mus’ab Az-Zarqawi, dipenjara, menjalani hukuman seumur hidup di Turki – dalam sebuah surat dari sel penjaranya mengatakan: “Sebagaimana semua Mujahidin dan orang-orang yang benar-benar peduli tentang kepentingan agama, saya serta sesama tahanan Mujahidin saya telah disedihkan dengan tindakan menyimpang Jama’ah Daulah, dari kecurangan, pertumpahan darah, hasutan dan bahaya yang mereka telah bawa ke medan Jihad dan Dakwah di Bumi Syam. Saya mengumumkan saya berlepas diri dari tindakan yang dilakukan oleh Jama’ah Daulah terkait ekstremisme dan penerapan hukum Takfir terhadap kelompok-kelompok Jihad, mengenai membolehkan penumpahan darah Kaum Muslimin, penculikan dan pembunuhan terhadap Mujahidin, pembunuhan terhadap pemimpin-pemimpin mereka dan semua praktek-praktek menyimpang mereka.”
Syaikh Abu Al-Walid Al-Ansari mengatakan, mengkritik deklarasi Daulah: “Pengumuman bahwa Daulah sekarang di Irak dan Syam, telah sampai kepada kami bahwa ini adalah pengumuman yang dibuat tanpa konsultasi Ahl Hal wal Aqd (tokoh berpengaruh) dari para pemimpin dan ulama Mujahidin di Syam, dan pengumuman baru pada saat ini merupakan kesempatan bagi panah para konspirator, menghasut musuh dari satu front, dan sebuah pintu perselisihan antara Kaum Muslimin dan penyebab Ghuluw dalam Ahkaam (Hukum Islam).”
Syaikh Majid Al-Majid – Amir Brigade Abdullah Azzam di Lebanon – menyampaikan peringatan terhadap deklarasi Daulah: “Deklarasi Syaikh Baghdadi mengenai pembentukan Daulah Islam Irak, menurut pengetahuan dan penilaian kami terhadap situasi; itu akan menjadi, jika sudah selesai dan mulai berlaku, akan menjadi bencana bagi Jihad di Bumi Syam, pemecah belah kelompok Mujahidin, menciptakan kepercayaan untuk musuh di mana (musuh) dapat memasuki kelompok-kelompok [Jihad], menghasut mereka memusuhi satu sama lain, dan akan digunakan untuk mememrangi satu sama lain. “(‘Bimbingan Mengenai Acara di Syam dengan Pengumuman Daulah Islamiyah’- Halaman 5).
Syaikh Hamid bin Hamd Al-Ali mengatakan: “Wahai Abu Bakar (Baghdadi), apakah ini menyenangkan hati Anda bahwa penasihat yang tulus dari para Ulama, Mujahidin yang ikhlas, para pengkhutbah yang secara terbuka menyuarakan kebenaran, umat Islam secara umum serta masyarakat yang berbeda di antara mereka, semua berdiri dalam satu barisan, sementara Anda dan Mujahidin Muslim yang bersama dengan Anda itu berdiri di barisan lain menentang mereka?” (‘Mengenai Fitnah di Syam’).
Dia juga mengatakan mengenai isu Khilafah: “Jawaban untuk apa yang disebut deklarasi Khilafah adalah jawaban yang sama yang diberikan mengenai deklarasi Daulah sebelumnya, dan kedua deklarasi mengenai deklarasi Daulah sebagaimana Daulah di Irak dan Syam adalah deklarasi yang Batil (tidak sah).”
Dr. Iyadh Al-Qunaibi mengatakan: “Tidak ada hubungan antara prestasi Jama’ah Daulah baru-baru ini melalui kebijakan yang keliru yang kami telah kecam dan kecam di Syam. Prestasi mereka tidak membatalkan posisi saya mengenai tindakan mereka di Syam. Karena saya tidak mengambil keputusan sesuai dengan maksud tertentu, dan saya tidak mengkritik untuk tujuan tertentu, tapi saya mengambil keputusan tentang tindakan mereka bahwa mereka tidak sesuai dengan Syariat dan bertentangan dengan Agama Allah Ta ‘ala, dan saya masih memegang pendapat ini.” (Pidato: ‘Di Luar Kemenangan Irak’).
Syaikh Umar Al-Hadouchi: “Jihad di Syam adalah mulia; Daulah telah menodainya dengan kebodohan mereka. Mereka memegang Walaa dan Baraa pada Khilafah kartun mereka, mereka telah menutup pikiran mereka, mereka membabi buta mengikuti kaum revolusioner Muslim yang belum merasakan (realitas) situasi.” (Akun Resminya di Twitter – 27 Oktober 2014).
Syaikh Hassan bin Ali Al- Kattani mengatakan: “Mereka telah membunuhnya, semoga Allah menghancurkan mereka, dan kalian telah melakukan hal yang mengerikan wahai geng kriminalitas dan cucu dari Thul Khuwaysirah. Ya Allah bebankan mereka karena mereka tidak akan bisa melarikan diri dariMu. Semoga Allah merahmati Anda wahai Abu Khalid, kabar gembira, karena ini adalah paku terakhir di peti mati geng kriminalitas.” (Akun Resminya di Facebook – 23 Februari 2014).
Syaikh Abu Abdullah Muhammad Mansour – Pemimpin Jaish Al-Mujahidin di Irak: “Kepemimpinan saat ini berasal dari apa yang disebut Daulah Islam Irak, saya tidak ragu bahwa mereka telah jatuh ke dalam di mana Khawarij telah jatuh ke dalam Ghuluw dalam Takfir dan pembunuhan di luar hukum, realitas praktis mereka membuktikan itu tanpa diragukan lagi. Dan setiap pencari pengetahuan yang adil, merasakan kenyataan ini.” (‘Daulah Islam – Antara Kebenaran dan Illusi’ – Halaman 7).
Ansharul Islam di Irak, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan: “Dan kami kepemimpinan Ansharul Islam secara resmi mengumumkan, karena kewajiban-kewajiban Islam dan sejarah, bahwa kelompok Daulah Islam Irak telah memaksa kami untuk menanggapi agresi dan penindasan mereka dan membayar mereka dengan sama. Kami tidak pernah berharap untuk menjadi seperti itu. Sejarah Jama’ah Ansharul Islam dalam hubungannya dengan panji-panji Jihad akan menyaksikan bahwa itu berurusan dengan panji-panji Jihad dengan bantuan teguh atau netralitas positif paksa, dan bahwa perang melawan Daulah Islam Irak adalah penyebab sah, dan sanksi (metode) untuk mengusir penindasan dan agresi yang telah menimpa kami selama bertahun-tahun, terus-menerus oleh Daulah Islam Irak, menghentikan kerusakan mereka karena mereka melanggar menentang kami. Kami bukan penindas dan kami tidak memulai penindasan terhadap siapa pun, dan beberapa mengklaim bahwa kami menolak rekonsiliasi dan ini adalah sebuah kebohongan yang mereka telah sebar terhadap kami.” (Sebuah Pernyataan Penting ‘- 12 Zul Qa’dah 1434).
Abu Khalid As-Suri menasehati Daulah, berkata: “Generalisasi hukum Takfir dan kemurtadan dan juga tuduhan yang dibuat terhadap kelompok-kelompok yang mereka klaim sebagai ‘Sahawaat’ dengan menggenarilisasi kelompok-kelompok itu secara keseluruhan, tanpa bukti atau penjelasan, merupakan dosa utama terbesar dan yang paling dosa dan jahat. Bagaimana bisa mereka yang menggeneralisasi putusan ini atas kelompok-kelompok Jihad secara keseluruhan, berusaha untuk menerapkan Syariat dan menegakkan agama, seperti yang kita ketahui dan telah kita dengar mengenai mereka? Dan saya menyerukan kepada para pemimpin dan kelompok Daulah Islam di Irak dan Syam untuk bertobat kepada Allah, kembali kepada perintah-Nya dan menyerahkan diri kepada Syariah-Nya.” (Pernyataan tertanggal 17 Januari 2014).
Syaikh Abu Abdullah Sadiq Abdullah Al-Sudani mengatakan: “Yang dinyatakan sebagi daulah ini bahkan tidak mendapatkan kendali atas Irak apalagi memperluas ke wilayah lain, dan ini adalah apa yang belum dipahami oleh Ahl Ahlaam (Para Pemimpi).” (Akun Twitter-nya: 7 Maret 2014).
Sheikh Abu Wafaa Al-Tunisi mengomentari Bai’at Anshar Bait Al-Maqdis kepada Daulah: “Perselisihan dengan para ekstremis di Irak dan Syam adalah ketidaksepakatan dalam Aqidah dan Manhaj, Bai’at orang ini atau orang itu tidak mengubah kenyataan sama sekali. Dan jika dia tahu penyimpangan mereka, maka ia adalah bagian dari mereka dan saudara mereka dalam penyimpangan dan bid’ah mereka, dan dia yang tidak tahu sedang diperingatkan dan dinasehati.” (Akun Twitter-nya: 10 November 2014).
Sebagai penutup, Taliban mengeluarkan nasihat kepada Mujahidin di Syam menyatakan: “Ini adalah kewajiban bagi umat Islam untuk menjauhkan diri dari ekstremisme dalam agama, dan mengambil keputusan pada orang lain tanpa bukti apapun, dan mereka tidak seharusnya berpikir jahat satu sama lain, dan tidak seharusnya mendengarkan tuduhan dan kebohongan dangkal, karena sesungguhnya kecurigaan adalah dosa.” (Situs Resmi Harakah Al-Taliban ‘Sawtul Jihad’ – 10 Juli 2014).
(aliakram/arrahmah.com)