(Arrahmah.com) – Muqawamah Media pada Rabu (31/12/2014) mempublikasikan catatan redaksi terhadap Majalah Dabiq edisi ke-6. Majalah Dabiq merupakan salah satu media resmi berbahasa Inggris milik kelompok Daulah Islam, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Dalam catatan ini, Muqawamah Media menyampaikan ulasan ringkas atas konten nyeleneh Majalah Dabiq edisi ke-6 yang mengangkat tema “Al-Qaeda Waziristan, sebuah kesaksian dari dalam” tersebut.
Catatan ini secara ringkas mengulas majalah Dabiq edisi kali ini yang bahkan menghabiskan 24 halamannya dari total 60 halaman, khusus untuk membahas isu Al-Qaeda dan manhaj serta aqidahnya yang rusak menurut sudut pandang Daulah.
Muqawamah Media juga menyampaikan apa yang dapat disimpulkan setelah membaca Majalah Dabiq edisi ke-6 ini ialah semakin terlihat jelas adanya rencana terstruktur Daulah untuk mengkafirkan organisasi Al-Qaeda secara keseluruhan. Berikut ulasan lengkap tersebut.
Al-Hayat Media Center akhirnya kembali merilis Majalah Dabiq edisi ke-6. Majalah Dabiq yang dari awal kemunculannya sangat kentara meniru Majalah Inspire terbitan Media Al-Malahim AQAP (Al-Qaeda Jazirah Arab), kini telah menjelma dan menjadi senjata utama propaganda Daulah kepada para pendukungnya seantero dunia.
Edisi ke-6 dari Majalah Dabiq yang merupakan rilisan resmi Daulah Islam dalam Bahasa Inggris, dengan jelas menampakkan hakikat manhaj khawarij dan takfir ektrim yang dianut jama’ah Daulah. Bahkan dalam edisi keenamnya ini, Majalah Dabiq mengangkat tema cover “Al-Qaeda Waziristan, sebuah kesaksian dari dalam”. Ulasan dan pembahasan atas manhaj Al-Qaeda menjadi fokus utama dalam edisi kali ini.
Dalam edisi ini, Majalah Dabiq bahkan menghabiskan 24 halamannya dari total 60 halaman, khusus untuk membahas isu Al-Qaeda dan manhaj serta aqidahnya yang rusak menurut sudut pandang Daulah.
Redaksi Muqawamah Media telah merangkum catatan ringkas atas konten nyeleneh Majalah Dabiq edisi ke-6 ini. Dalam artikel yang berjudul “Al-Qaedanya Az-Zhawahiri, Al-Harari dan An-Nadzariy serta Hikmah Yaman yang telah hilang”. Kami telah merangkum penyataan-pernyataan mereka dalam beberapa poin sebagai berikut:
-
Majalah Dabiq mensifati Syaikh An-Nadzariy sebagai pembuat makar sebagaimana Al-Jaulani, juga sebagai orang yang keji seperti Al-Harari, banyak omong seperti Abu Abdullah As-Syami, dan kontradiktif seperti Az-Zhawahiri.
-
Dalam artikel 8 halaman itu, Tandhim Daulah Khawarij mencela aqidah Al-Qaeda dan Syaikh Ayman dan menuduh Al-Qaeda telah berkoalisi dengan para “murtaddin” di Suriah dan Yaman.
-
Dalam artikel yang sama mereka mensifati Syaikh Ayman sebagai orang yang telah menyimpang, sesat dan mubtadi’ (pelaku bid’ah).
-
Diantara perkataan keji mereka sebagai “bukti” penyimpangan Al-Qaeda, mereka menulis: “Al-Qaeda telah mendoakan rahmat Allah (mengucapkan rahimahumullahu) untuk agen-agen Alu Salul (Saudi) yang gugur, yaitu kelompok shahawat Ahrar Syam”.
-
Di artikel ini mereka juga tidak lupa mencela Abu Mariyah Al-Qahthani. Abu Mariyah mereka sebut sebagai “badutnya Jabhah Jaulani”.
Dalam artikel lain yang merupakan topik utama edisi keenam majalah Dabiq yang berjudul “Al-Qaeda Waziristan, sebuah kesaksian dari dalam”, kami telah simpulkan beberapa pernyataan mereka:
-
Penulis artikel “Al-Qaeda Waziristan, sebuah kesaksian dari dalam” terang-terangan menyatakan: “Aku telah melihat penyimpanagan aqidah Al-Qaeda bahkan sebelum kejadian 11 September”.
-
Si penulis artikel memberikan beberapa pertanyaan sebagai bukti “kesesatan Al-Qaeda” menurut opini sesatnya seperti: Mengapa Al-Qaeda tidak menerapkan hukum syari’at di Waziristan ketika mereka berhasil menguasainya? Kenapa Al-Qaeda tidak meluruskan aqidah kaum muslimin disana?
-
Si bandit ini bahkan menuduh syaikh Usamah beraqidah murji’ah karena menguzdur kekafiran rezim Saudi dan militernya.
-
Si penulis yang mengaku pernah dipenjara bersama Syaikh Az-Zarqawi juga menyatakan: “Aku telah dipenjara, kemudian ketika aku keluar dari penjara, maka Al-Qaeda telah menyimpang menjadi jama’ah murjiah”, terdapat di halaman 45 Majalah Dabiq milik Daulah Khawarij.
-
Si penulis artikel memberikan bukti lain penyimpangan aqidah dan manhaj Al-Qaeda, yaitu ketika Al-Qaeda ikut mendukung revolusi negara-negara Arab yang dikenal dengan “Arab Spring”.
-
Dia juga menyatakan bahwa Thaliban Afghan dan Pakistan hanya jama’ah kesukuan.
-
Mereka juga menuduh para pimpinan AQIS (Al-Qaeda anak benua India) Komandan Ashim Umar dan Ustadz Ahmad Faruq sebagai “Duo Sufi Punjabi”.
-
Artikel panjang ini mengekspos habis-habisan Al-Qaeda dengan cara-cara dangkal dan menjijikkan, bahkan Syaikh Usamah dan generasi awal Al-Qeada juga tak luput dari kelancangan mereka. Silahkan baca mulai dari halaman 40 sampai halaman 56, isinya adalah kedangkalan berfikir dan kelancangan atas sosok-sosok mulia yang pernah dimilik umat pada abad ini.
-
Mereka juga tidak lupa menyatakan bahwa Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini dan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi sebagai “Ulama yang menyesatkan” versi Daulah.
Apa yang dapat disimpulkan setelah membaca Majalah Dabiq edisi ke-6 ini, semakin meyakinkan kita tentang adanya kampanye busuk dan rencana terstruktur Daulah untuk mengkafirkan organisasi Al-Qaeda secara keseluruhan.
Agenda mengkafirkan mujahidin telah mereka jalankan dengan sangat rapi dan penuh perancanaan matang. Diawali dengan menyalakan api konflik di jihad Syam, maka mulailah mereka mengkafirkan FSA secara keseluruhan kemudian diikuti Jabhah Islamiyah terutama Ahrar Syam yang mereka vonis murtad dan agennya Alu Salul. Lalu mereka menaikkan level takfir pada Jabhah Nushrah, sabagai cabang Al-Qaeda di Suriah. Dan ternyata tidak cukup sampai disitu saja, Daulah kini dengan terang-terangan menyatakan kesesatan aqidah mujahidin Al-Qaeda seluruhnya melalui majalah resminya. Bahkan 24 halaman dari total 60 halaman majalah ini berisi cacian dan makian atas Al-Qaeda dan aqidahnya.
Kali ini mereka telah dengan berani menyesatkan Al-Qaeda bahkan juga Al-Qaeda versi kepemimpinan Syaikh Usamah bin Ladin. Majalah Daulah dengan sangat lancang telah mencaci para pimpinan dan senior mujahidin Global, para senior yang telah menghabiskan sebagian besar umur mereka di berbagai medan jihad, dan sebagian mereka bahkan telah gugur syahid tetapi tidak luput dari celaan para ruwaibdha’ dan khawarij zaman ini.
Majalah Dabiq edisi keenam telah menjadi furqan (pembeda) dan burhan (pembuktian) atas keraguan mereka yang selama ini tetap ngotot membela Daulah dan berusaha bersikap netral dan berdiri di pertengahan, bahkan dengan lugu menyatakan bahwa mereka mendukung semua mujahidin baik itu Daulah, Al-Qaeda atau Ahrar syam. Maka Dabiq telah menelanjangi manhaj Daulah yang sebenarnya kepada kaum muslimin, segala puji hanya bagi Allah yang dengan kekuasaan dan fadhilahNya telah menyingkap fitnah Daulah melalui lisan mereka sendiri.
Al-Adnani dalam mubahalahnya pernah berdoa agar Allah menyingkap bukti untuk menunjukkan mana jama’ah yang sesat antara Daulah dan Jabhah Nushrah. Maka segala puji bagi Allah yang telah menyingkap kesesatan mereka melalui Majalah Dabiq edisi ke-6.
Kami menyaksikan gelombang kepanikan pendukung Daulah di media sosial dengan kenyataan pahit ini. Bahkan ada beberapa akun twitter yang dahulu adalah aktivis pendukung utama Daulah menyatakan taubatnya setelah membaca Majalah dabiq edisi ke-6. Sedangkan yang lainnya diam terpana dan setengah tidak percaya kini Daulah juga menyesatkan Syaikh Usamah bin Ladin. Dan sisanya tetap ngotot bahwa Daulah telah benar dalam mencap Al-Qaeda adalah sesat dari awal sampai hari ini.
Cukuplah bagi kita Allah saja pelindung dan penolong atas gerombolan penjahat dan khawarij yang semakin menjadi-jadi di tengah umat Islam dewasa ini. Disaat Syam sedang merintih perih atas penderitaan yang berkepanjangan, disaat Yaman sedang dalam kepanikan akibat agresi Syi’ah Houthi, disaat Afganistan dan Pakistan dibombardir setiap hari oleh Salibis, dan disaat Umat sedang berupaya bangun dari tidur panjangnya, kini resmi sudah Daulah Al-Baghdadi melalui majalah Dabiq edisi ke-6 menyatakan terang-terangan kesesatan dan kerusakan aqidah dan manhaj Tandhim Jihad Al-Qaeda semenjak dipimpin oleh Syaikh Usamah bin Ladin hingga era kepemimpinan Syaikh Ayman Az-Zhawahiri.
(aliakram/arrahmah.com)