POSO (Arrahmah.com) – Seorang warga dilaporkan tewas ditembak kelompok bersenjata, sementara sseorang lagi masih disandera oleh kelompok tersebut di dalam hutan Desa Tamadue, Kecamatan Lore Timur, Poso .
Pasca penembakan dan penyanderaan warga Desa Tamadue, Kecamatan Lore Timur, pihak kepolisian dan TNI serta sejumlah warga melakukan penyisiran lokasi penembakan.
Mengutip laporan Indotimnews.com, Ahad (28/12/2014), Sekitar Pukul 08.30 Wita, pasukan gabungan Polri-TNI yang terdiri dari 20 anggota Brimob Sub Den Poso, 4 anggota Gegana Brimob, 8 anggota Koramil 1307- 16 Napu dan 10 orang masyarakat Desa Tamadue bergerak menuju lokasi penembakan dan penyanderaan yang dipimpin Karo Ops Polda Sulteng, Kombes Pol. Herry Nahar Rudolf, S.IK, M.Si.
Tim ganungan ke hutan pegunungan yang ditempuh sekitar 3 jam perjalanan dari Desa Tamadue.
Penyisiran ini dilakukan untuk melakukan evakuasi terhadap korban penembakan Karatandu alias Jemi dan salah seorang warga yang masih disandera Harun Tobimbi oleh oleh kelompok sipil bersenjata.
Sekitar Pukul 13.45 Wita, mayat Papa Jeim (60) telah ditemukan oleh tim gabungan dalam kuburan di tengah hutan. Sementarta korban penyanderaan Harum (40) Tahun, masih proses pencarian oleh tim gabungan
Kronologi penembakan
Menurut keterangan Mito, salah seorang warga desa Tamadue yang menyaksikan peristiwa ini, sekitar Pukul 06.00 waktu setempat, dia bersama 2 rekannya Jemi (almarhum) dan Harum menuju kehutan yang tak jauh dari desa tersebut dengan tujuan mencari damar.
Nah, Mito dan Harum mendahului sampai di hutan, selanjutnya mereka bertemu sekelompok orang bersenjata yang berjumlah sekitar 21 orang.
Di antara kelompok tersebut terlihat 3 orang dengan ciri-ciri berjenggot panjang memakai juba dan membawa senjata jenis laras panjang dan kelompok tersebut tak dikenal.
Tak lama kemudian Jemi menyusul masuk hutan dan melihat temannya sedang ditodong senjata oleh sekelompok trsebut.
Melihat teman dalam keadaan terancam akhirnya korban akan melakukan perlawanan dan mencabut sebilah parang yang ada di sampingnya.
Namun nasib berkata lain Jemi langsung ditembak di tempat dan peluru bersarang di bagian dada korban, Jemi tewas.
Sedangkan Mito di beri uang sejumlah 150 dengan tujuan untuk mencarikan beras sekolompok pembunuh Jemi. Mereka pun menyandera Harum sebagai jaminan bahwa dalam waktu 4 jam Mito tak kembali maka Harum sebagai jaminan akan dibunuh seperti nasib Jemi.
Selain itu kelompok itupun mengancam akan menghancurkan kampung mereka. Mito akhirnya tak menuruti kemauan kelompok penyandera, dia mendatangi camat Lore utara, Yanson Tokare dan menceritakan kejadian itu.
Sang camat lantas minta Mito mendatangi Polsek Wusa Kecamatan Lore utara untuk melaporkan kejadian yang di alami Mito dan Harum yang disandera.
Kapolsek Wusa Akp Abong yang menerima laporan, selanjutnya meneruskan info kejadian kepada Kapolres Poso dan Koramil beserta instansi terkait.
Kapolres Poso berkoordinasi dengan jajarannya mengirimkan pasukan pengamanan ke lokasi kejadian. Sementara 50 orang personil Brimob Labang Poso ditambah 1 unit mobil Barakudasudah bersiap menyergap di Wusa kecamatan Lore Utara dipimpin langsung oleh Kasat Brimob Polda Sulteng Kombes Pol Gatot. (azm/arrahmah.com)