Oleh Ustadz Abu Husein At-Thuwailibi
(Arrahmah.com) – Beberapa komentar dan statemen sejumlah da’i yang disebar oleh para pengikutnya di media sosial seolah membuat semangat para Alim Ulama dan cendikiawan yang menjelaskan tentang bahaya syi’ah menjadi luntur. Bagaimana tidak, peras keringatan dan banting tulang siang malam menjelaskan akan bahaya aqidah syi’ah di berbagai tempat dan daerah, menginformasikan akan bahaya Syi’ah yang mengancam kutuhan bangsa dan stabilitas negara, lalu kemudian dianggap “menakut-nakuti”, tidak lah hal ini keluar kecuali dari lisan orang-orang yang tak faham akan realita dan problem ummat.
Dengan bangga dan merasa percaya diri seolah mereka siap untuk menghadapi fitnah besar itu, seolah mereka telah siap untuk menyaksikan pembantaian berdarah yang terjadi di Suriah berpindah ke Indonesia, seolah mereka telah siap memyaksikan pisau-pisau dan belati-belati majusi itu menyembelih anak-anak mereka, seolah mereka siap menyaksikan istri-istri mereka menjadi janda dan anak-anak mereka menjadi yatim, seolah mereka telah memiliki kekuatan untuk menghadapi fitnah syi’ah rafidhoh yang semakin menggema di negeri ini dan menancapkan taring-taringnya tak terkecuali di panggung politik.
Mereka berargument diantaranya “kalau pun kita digorok sama syi’ah ya nggak apa-apa,mati syahid in sya’ Allah”.
Tanpa disadari seakan-akan pernyataan itu membawa opini untuk menanti datangnya musuh. Ya, benar. kalau di gorok Syi’ah mati Syahid, tapi ingat bahwa Nabi berpesan untuk tidak menunggu bertemu musuh. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Wahai segenap manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh. mohonlah kepada allah akan keselamatan. bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah, dan ketahuilah bahwa surga itu berada dibawah kilatan pedang!”.
(Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari)
Sudahkah anda mempersiapkan pedang anda? Sehingga anda dengan bangga menyatakan pernyataan yang seolah anda telah siap untuk “mati syahid”?
Senjata apa yang sudah anda persiapkan untuk menghadapi tentara-tentara Dajjal itu?
Menanggapi isu dan statemen sejumah da’i tersebut, Ust.Aly Raihan El-Mishry mengatakan:
“Aneh, jika kabar tentang imigran gelap Afganistan di Balikpapan yang diklaim sebagai syi’ah itu dikatakan sebagai kabar yang menakut-nakuti kaum Muslimin sehingga dilarang disebarkan.
Kenapa berita itu hanya ditafsirkan sebagai bentuk menakut-nakuti kaum Muslimin? Kenapa tidak bisa ditafsirkan sebagai informasi saja?
Kita perlu berita-berita seperti itu sebagai kontrol, pengawasan dan sejauh mana pergerakan mereka. Gunanya untuk mengukur kadar antisipasi kita,serta persiapan kita!
Anggap berita-berita demikian adalah sistem peringatan dini, sehingga dilapangan para da’i dan juru dakwah bisa menyusun strategi dakwah sesuai kondisi di lapangan, mana yang prioritas untuk dicegah dan di antisipasi.
Dakwah dilingkungan yang banyak konsentrasi syi’ahnya misal, maka yang urgent dan di utamakan adalah pemantapan Aqidah Islam Ahlussunnah dan pengkajian aqidah syi’ah,penyimpanganya dan kesesatanya.
Justru kalau kita tidak khawatir akan aktivitas Syi’ah dan tidak waspada,maka mereka akan bekerja dengan merasa aman tidak dicurigai dan dimata-matai oleh kita.
karena ketidak adanya rasa khawatir dan waspada membuat kita tidak mempersiapkan langkah preventif dan antisipasi.”
[Selesai Kutipan]
Menguatkan akan hal itu, Al-Ustadz Abu Sa’ad Muhammad Nurhuda,MA. seorang Mujahid yang sangat di segani dikalangan Salafiyyun dan Harokah, beliau adalah salah seorang pemateri Di Yufid TV dan Rodja TV, dan sempat menjadi Relawan Untuk Peduli Masyarakat Suriah,dan sempat pula menjabat sebagai Direktur Islamic Centre Bin Baz Jogjakarta, beliau berpesan kepada kaum Muslimin.
Berikut pesan beliau:
“Hati hati dan waspada itu tidak berarti takut. Menyebarkan kesesatan Syiah dan perkembangan mereka di negeri kita atau di negeri yang lain itu bukan berarti kecemasan atau menakut-nakuti.
Kita menyebarkan kesesatan Syiah dan bahayanya agar kaum muslimin tahu hakekat agama mereka, kemudian menjauhkan diri dari keburukannya sebagaimana dikatakan penyair,
“Aku mengetahui keburukan, bukan karena keburukan itu sendiri, tapi untuk menjaga diri.
Barang siapa tidak mengenal keburukan dari kebaikan, dikhawatirkan akan terjatuh di dalamnya”.
Melawan kaum Syiah harus dengan penuh kewaspadaan dan kecerdikan…
Kita tidak boleh terpancing oleh tipu muslihat dan makar mereka…
Sikap emosional tidak akan bermanfaat sedikitpun apabila lepas dan tidak terkontrol…
Jangan mudah terpancing oleh kata-kata dan sikap mereka, kemudian kita lepas kontrol dan mendahului mereka…
Lihat peristiwa Sampang… Pelajaran bagi kita…
Tangisan buaya Syiah, sehingga mereka mendapatkan simpati dan dukungan dari banyak pihak…
Padahal mereka yang terlebih dahulu menyerang…
Tetapi media membalikan fakta dan opini publik sehingga mereka berganti sebagai pihak yang terdzolimi…
Sebarkan dan sebarkan kesesatan Syiah dan pengkhianatan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin, agar kaum muslimin,mata dan hati mereka terbuka tentang hakekat Syiah…
Apakah kita lebih baik dari sisi ilmu, amal dan dakwah dibandingkan dengan saudara-saudara kita di Yaman… ? Sedangkan mereka sekarang sedang dikuasai oleh Syiah ?
Kalau menyebarkan kesesatan Syiah adalah perangai munafiqin,lalu bagaimana dengan yang diam !??
Kalau antum diam, saya juga diam, yang lain juga diam; maka siapa yang akan menyebarkan kesesatan dan kekejaman Syiah kepada kaum muslimin… ?
Atau kita menunggu sampai leher kita dipenggal dan kaum muslimin dibantai oleh dan mereka…
Baru kita mengatakan ini bukti kejahatan Syiah Dan waktupun sudah terlambat….
Mari kita jaga diri, keluarga, masyarakat dan bangsa kita dari kejahatan Syiah dan antek-anteknya.
[Selesai Kutipan]
Sahabat semua yang semoga dirahmati Allah, demikianlah, menyebarkan berita akan bahaya Syi’ah Rafidhah bukanlah ajang untuk menakut-nakuti ummat manusia, tetapi lebih untuk mengantisipasi dan mempersiapkan diri. Pertolongan dari Allah, akan tetapi kita dilarang untuk mengharap bertemu musuh dan di perintah untuk bersiap-siap (I’dad), ini yang diwasiatkan baginda Nabi kepada kita. Kami rasa apa yang disampaikan Ustadz Aly Raihan El-Mishry diatas sudah cukup realistis dan masuk akal.
Jadi, jangan takut dengan syi’ah, tapi Waspada!
Allahu A’lam.
(*/arrahmah.com)