SYDNEY (Arrahmah.com) – Kini tubuh pria bersenjata pelaku drama sandera di Lindt Chocolate Cafe Sydney masih di kamar mayat menunggu otopsi. Namun pemimpin komunitas Muslim Australia telah abstain dari mengklaim mayat untuk menawarkan pemakaman, sebagaimana dikutip On Islam dari pejabat kota yang mengatakan bahwa “pemakaman [bagi orang] miskin” akan menjadi satu-satunya solusi yang tersisa, Jum’at (19/12/2014).
“Kami tidak peduli tentang dia, kita tidak tahu dia,” Amin Sayed, direktur pemakaman dari Asosiasi Muslim Libanon, mengatakan kepada Australia Daily Telegraph pada Jum’at (19/12).
“Tidak ada yang akan melakukan pemakamannya, tidak ada rumah duka Muslim akan menerima dia.”
“Mereka bisa melemparkannya di laut berdarah.”
Senin lalu, Man Haron Monis, seorang pengungsi Iran, menewaskan sejumlah sandera di Lindt Chocolate Cafe di Sydney Martin Place.
Setelah 17 jam pengepungan, operasi untuk melepaskan sandera berakhir dramatis dengan kematian dua sandera, juga nyawa pria bersenjata itu.
Sayed mengatakan ia telah melakukan percakapan dengan manajer pemakaman di sekitar kota yang mengatakan Monis akan dimakamkan “diam-diam” dan dalam sebuah makam tak bertanda.
“Siapa pun yang tidak membahayakan bagi warga Australia [kami tangani], kita tidak ingin dia,” ujar Sayed, yang telah mengawasi pemakaman Muslim di Sydney selama 24 tahun.
“Ini bukan manusia. Dia membunuh orang yang tidak bersalah … bahkan jika Anda membayar kami $ 3.000.000 , kami tidak akan melakukan pemakamannya.“
Hal senada juga dinyatakan imam Masjid Lakemba. Menurut pemimpin Muslim Keysar Trad, imam “tidak menginginkan dia“. Ia menambahkan bahwa menurut hukum Islam, ada Muslim yang bisa dipungkiri pemakaman suci, yakni mereka meninggalkan agama mereka sebelum kematian. Sementara, dalam hal ini, keislaman Monis sangat diragukan berbagai pihak. (adibahasan/arrahmah.com)