PESHAWAR (Arrahmah.com) – Sedikitnya 142 orang termasuk 132 siswa tewas dalam serangan yang disebut-sebut dilakukan oleh Taliban Pakistan (TTP) yang menargetkan sekolah yang dikelola oleh militer di Peshawar, barat laut Pakistan.
Beberapa ledakan dan tembakan terdengar saat tujuh pria bersenjata menyerang Sekolah Umum Militer pada Selasa (16/12/2014) pagi, dalam satu serangan paling berdarah dalam sejarah Pakistan. Sepuluh staf sekolah juga tewas dalam serangan itu.
Para pejabat Pakistan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tujuh penyerang tewas dalam operasi itu.
Al Jazeera melaporkan bahwa sebagian besar siswa yang masih kecil selamat dari serangan, namun siswa senior tidak.
Penyerang mengenakan seragam militer saat melancarkan aksinya.
Salah satu yang selamat, Shakhrukh Khan (16), mengatakan ia berhasil bertahan hidup setelah berpura-pura mati.
“Orang dengan sepatu boot besar terus melakukan pencarian dan melepaskan tembakan. Aku berbaring diam selama yang aku bisa dan menutup mata, menunggu untuk ditembak lagi,” ujar Khan dari bangsal rumah sakit Lady Reading di Peshawar.
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Muhammad Khorasani, juru bicara TTP mengatakan kepada Al Jazeera penyerang telah diberikan perintah untuk membiarkan siswa-siswa yang masih kecil untuk pergi dan membunuh sisanya.
“Pejuang kami telah memasuki sekolah, mereka diperintahkan untuk tidak membahayakan anak-anak tetapi untuk menargetkan personil militer,” ujar Khorasani kepada Reuters.
Serangan itu sebagai pembalasan atas operasi militer Pakistan yang sedang berlangsung terhadap TTP dan sekutunya di kawasan suku di Waziristan Utara, ujar Khorasani.
TTP mengatakan banyak anggota keluarga mereka yang gugur dalam kampanye militer dan menyatakan serangan terhadap sekolah itu sebagai pembalasan atas kematian tersebut.
Khorasani mengatakan para Mujahid Taliban dipaksa untuk meluncurkan serangan tersebut dalam menanggapi operasi militer oleh pasukan Pakistan. Ia mengatakan pasukan Pakistan telah membunuh anak-anak dan kaum perempuan pejuang Taliban dan membakar rumah mereka, lansir BBC.
“Kami memilih sekolah militer untuk serangan karena pemerintah menargetkan keluarga dan perempuan kami,” ujar Khorasani.
“Kami ingin mereka juga merasakan sakit.”
Mayor Jenderal Asim Saleem Bajwa mengklaim, seluruh penyerang mengenakan rompi peledak dan melepaskan tembakan membabi buta. Menurutnya, sepertinya mereka tidak berencana untuk mengambil sandera. (haninmazaya/arrahmah.com)