(Arrahmah.com) – Muqawamah Media pada Rabu (10/12/2014) kembali mempublikasikan sebuah risalah eksklusif terkait situasi jihad di bumi Syam yang diberkahi dengan tujuan untuk menyingkap syubhat-syubhat yang terus berhembus.
Risalah bagian 2 ini merupakan lanjutan risalah berjudul Hadzihi Syahadati (Inilah Kesaksianku) sebelumnya yang ditulis oleh seorang Muhajir dari Jazirah Arab yang telah berperan besar dalam jihad di bumi Syam sejak permulaan revolusi bersama Jabhah Nushrah.
Sang Mujahid Jazrawi memutuskan untuk turut angkat bicara dan menulis risalah ini setelah melihat fitnah dan syubhat yang terus bergulir dalam perselisihan antara Jama’ah Daulah [Islamic State (IS) atau yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS] dengan Jabhah Nushrah serta seluruh faksi jihad lainnya di bumi Syam. Berikut rilisan lengkap tersebut.
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, shalawat dan salam semoga tercurahkan atas baginda Muhammad, Keluarga dan Sahabat serta para pengikut beliau hingga akhir zaman kelak.
Pembaca setia Muqawamah Media yang kami cintai karena Allah, berikut kami suguhkan kepada pembaca serial bagian kedua dari rilisan eksklusif Hadzihi Syahadati yang kami beri judul dalam Bahasa Indonesia “Kesaksian Lengkap Sang Mujahid Jazrawi Atas Tragedi Fitnah Jama’ah Daulah Di Bumi Syam (Bagian 2)”.
Di bagian dua ini Mujahid Jazrawi sang penulis yang merupakan saksi mata hidup, kembali membeberkan beberapa tragedi dan kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh Jama’ah Daulah di bumi Syam. Selamat membaca.
————————————————————————————————————————-
TUJUH BELAS:
Saya harus memberitahukan satu hal penting, yaitu ketika peperangan di Kota Atarib dimulai yang kemudian meluas hingga ke seluruh Aleppo dan Idlib, semua orang terkejut khususnya pasukan Daulah, karena semua orang marah dan mulai memerangi mereka, ke mana saja mereka pergi, pasti sudah ada yang menanti mereka. Bahkan orang-orang yang menyaksikan perkembangan ini mengatakan bahwa “seakan-akan revolusi dimulai lagi dari awal!” Bahkan para lansia dan orang-orang yang sudah beruban keluar mengangkat senjata dengan menggunakan senapan khusus berburu dengan apa yang mereka miliki, yaitu senapan shotgun, seakan-akan kebangkitan rakyat untuk melawan Daulah lebih dahsyat dari pada ketika melawan Basyar, karena selama ini masyarakat tertindas dan babak belur dihajar oleh para komandan dan tentara Daulah, sampai-sampai nama Daulah Islamiyyah diidentikkan dengan penculikan, pembunuhan, penindasan terhadap kaum muslimin dan para mujahidin yang ada di markas-markas mereka dan di jalanan. Setiap faksi pasti pernah mendapatkan penindasan dari mereka, setiap rumah yang ditinggali oleh mujahid maka penghuninya akan disakiti dan dibunuh.
DELAPAN BELAS:
Dalam menghadapi peristiwa ini media Daulah melakukan pemutar balikan fakta terhadap dunia luar, ucapan yang selalu diulang-ulang oleh mereka baik itu di dalam pernyataan mereka, rilisan mereka, akun publik mereka maupun forum para simpatisan mereka adalah: “Bagimu Allah wahai Daulah yang terzhalimi.” Mereka juga berdo’a:
“Ya Allah menangkanlah Daulah atas siapa saja yang menzhaliminya.”
Daulah membuat gambaran bahwa seluruh faksi yang bersekongkol untuk memerangi Daulah, menzhaliminya, memusuhinya dan membangkang terhadapnya, dan masing-masing faksi saling menangkapi para prajurit Daulah!
Demi Allah, faktanya tidaklah seperti itu, karena sesungguhnya setiap panji kezhaliman yang berkibar di Syam, pasti Daulah lah yang mengibarkannya. Karena tidak ada satu pun faksi yang ada di Syam, kecuali pasti ada sejumlah tentara atau komandannya yang diculik atau dibunuh oleh staff keamanan Daulah. Mayoritas dari faksi-faksi tersebut pernah merasakan amukan Daulah serta kezhaliman dan penyerangannya terhadap prajurit dan markas faksi-faksi itu. Siapa saja yang mau memperhatikan penjelasan faksi-faksi itu dan menyaksikan secara langsung dari dekat, pasti ia akan mengetahui hal itu.
Berbeda dengan Daulah, karena sebelum Daulah bertempur dan mengumumkan serangan umumnya, tidak ada satupun markas mereka yang mendapatkan serangan atau gempuran seperti yang mereka lakukan terhadap pihak lain, mereka juga tidak pernah berupaya untuk melakukan mediasi dan memperbaiki hubungan dengan cara berusaha mengeluarkan para prajurit mereka yang ditahan oleh faksi-faksi lain, sama seperti apa yang mereka lakukan terhadap para prajurit dan komandan faksi-faksi tersebut.
Al Baghdadi berkata di dalam ceramahnya setelah peristiwa Atarib, dimana dalam peristiwa tersebut Daulah melakukan serangan terhadap markas Resimen 46 yang ditempati oleh beberapa faksi termasuk Jabhah Nushrah, ia berkata:
“Evaluasilah kembali pertimbangan-pertimbangan kalian dan bertaubatlah kepada Rabb kalian.
Sungguh kalian telah menyerang kami secara mengejutkan dan kalian menikam kami dari belakang, disaat seluruh tentara kami sedang berada di front-front pertempuran dan pos-pos ribath, (dan tak ada yang tinggal di markas) kecuali sedikit saja..”
Sungguh demi Allah ini semua adalah kedustaan; karena Daulah lah pihak yang pertama kali menyerang Atarib, bahkan mengkhianati faksi-faksi yang ada di sana dengan menyatakan:
“kami tidak akan menyerang Atarib.”
Setelah semua faksi merasa aman dengan janji mereka itu, mereka pun menyerang markas faksi tanpa disangka-sangka dan mengambil alih tempat itu secara keseluruhan. Adapun ucapannya bahwa semua tentara Daulah berada di front-front pertempuran dan titik-titik ribath kecuali segelintir prajurit yang tetap tinggal di markas, maka demi Allah itu dusta, karena yang kami saksikan, kami lihat dan kami beserta orang lain yang mengetahui kondisi Daulah dari dekat tahu yang terjadi adalah sebaliknya; hanya ada sedikit tentara Daulah yang berada di front-front pertempuran dan titik-titik ribath, sedangkan mayoritas berada di markas. Kondisi ini dapat disaksikan di Aleppo dan front-front pertempurannya, di saat para ikhwah sedang bersusah payah melaksanakan ribath dan mengalami kekurangan pasukan, para prajurit Daulah justru memenuhi markas-markas dan tempat-tempat penginapan bagi tamu. Sehingga jumlah tentara Daulah yang melakukan ribath bersama Jabhah Nushrah di front tersebut hanya ada sedikit. Begitu juga di Hasakah, persentase tentara Daulah yang melaksanakan ribath di sana hanya 20 % dan hanya menempati beberapa titik ribath saja, sedangkan Harakah Ahrar Syam yang jumlah prajuritnya banyak, menempati garis terdepan di sepanjang titik ribath yang seharusnya menjadi tanggung jawab tentara Daulah.
Siapa saja yang memperhatikan pidato-pidato Al-Baghdadi dan Al-Adnani, maka demi Allah pasti ia akan tahu bahwa pidato-pidato itu menyelisihi fakta di lapangan serta penuh dengan kepalsuan dan kedustaan, dan keadaan yang mereka jalankan bertentangan dengan apa yang mereka nyatakan dan mereka tampakkan di media. Contoh-contohnya banyak sekali, setiap penjelasan dan pernyataan yang dibuat pasti di dalamnya terdapat kepalsuan dan kedustaan yang besar. (Mengapa para petinggi Daulah tidak mengirimkan para prajuritnya ke tempat-tempat ribath dan tidak menyertakan mereka dalam pertempuran-pertempuran? Jawabannya adalah, mereka berbuat makar dan berencana agar kelak mereka dapat merebut wilayah-wilayah yang ada, sehingga mereka membiarkan para mujahidin dari faksi-faksi lain membebaskannya terlebih dahulu dan mengorbankan nyawa mereka, dan kemudian Daulah akan merebutnya tanpa perlu mengeluarkan upaya yang besar, walaupun untuk mewujudkannya kondisi di medan jihad harus menderita dan pasukan rezim berhasil bergerak maju, seperti di Aleppo.)
SEMBILAN BELAS:
Dari peristiwa pembunuhan ataupun baku tembak yang terjadi antara Tanzhim Daulah dengan faksi-faksi yang ada, kami dapat membaca dengan jelas bahwa Daulah tidak pernah berusaha untuk menghentikan peperangan, ia justru berusaha untuk terus membunuh dan menumpahkan darah. Kami mendapati bahwa seakan-akan tentara Daulah merasa haus akan perang melawan faksi-faksi tersebut, hal ini sangat jelas terlihat di dalam pernyataan penanggung jawab syariat dan penjelasan resmi mereka.
Jabhah Nushrah merupakan faksi terbaik di Syam menurut pandangan para prajurit serta para penanggung jawab syariat Daulah. Terkadang mereka memuji-muji Jabhah Nushrah, namun seringkali mereka berkata secara terus terang bahwa tentara Jabhah Nushrah adalah “bughat (pembangkang/pemberontak) yang selalu ingin memerangi kami..”. Apabila Jabhah Nushrah yang mereka anggap sebagai yang paling baik saja disikapi seperti itu, lalu bagaimana dengan faksi-faksi lain yang (tarafnya) lebih rendah dibandingkan Jabhah Nushrah?
Lontaran ucapan mereka yang paling baik adalah menjuluki para prajurit Jabhah Nushrah sebagai “biangnya shahawat”, sedangkan kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa bahwa Jabhah Nushrah adalah para shahawat Syam.
FSA beserta mayoritas faksi-faksinya, juga faksi-faksi islami lainnya, apabila mereka diajak ke mahkamah syariyyah atau lembaga peradilan syariah, kami masih mendapati mereka mendatanginya dengan patuh. Berbeda dengan Daulah, kami mendapati Daulah menolak dan bersikap takabbur, alasan yang sering mereka lontarkan adalah,
“Kami ini sebuah negara!”
Apabila mereka bersedia mendatangi mahkamah independen bahkan datang dengan bergegas, maka kasus yang diputuskan adalah kasus yang menguntungkan mereka, Allah Ta’ala berfirman:
وَإِن يَكُن لَّهُمُ ٱلۡحَقُّ يَأۡتُوٓاْ إِلَيۡهِ مُذۡعِنِينَ ٤٩
“Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh.” [An Nuur: 49]
DUA PULUH:
Sesungguhnya siapa yang mengenal penduduk Syam yang bergabung ke dalam Daulah, maka ia akan tahu bahwa kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang paling jahat di daerahnya, mereka telah dikenal sebagai orang-orang yang rusak dan suka merusak. Contohnya adalah Saddam Jamal di Kota Albukamal, Amir Ar Rafdan di Deir Ezzour, Hassan Abboud di Aleppo-komandan Liwa’ Dawud (bukan Hassan AbboudRahimahullah dari Jabhah Islamiyah – red.) dan mereka semua diberikan jabatan untuk mengurusi urusan kaum muslimin dan dijadikan komandan di Daulah. Lantas mereka pun mulai menenggak darah, melakukan vonis kafir dan melancarkan peperangan terhadap kota-kota yang dikuasai oleh kaum muslimin. Pembaca bisa menyaksikan wawancara media Al I’tisham bersama Saddam Jamal, di dalamnya ia menjelaskan sedikit mengenai hal di atas serta menerangkan bagaimana ia menyusun rencana penyerangannya terhadap Kota Albukamal.
DUA PULUH SATU:
Sesungguhnya orang yang mengalami langsung peristiwa-peristiwa di Syam dan peperangan di sana antara Daulah dan faksi-faksi lain, maka ia akan merasa kagum dengan kehati-hatian kebanyakan mujahidin dari berbagai faksi dalam memerangi Daulah, bahkan terkadang mereka rela mengikhlaskan hak mereka! Mereka rela untuk menutup mulut atas darah yang ditumpahkan oleh Daulah. Saya sendiri merasa sangat kagum dengan sikap para mujahidin ini, dan sikap tersebut mereka ambil bukan karena mereka belum tahu akan permusuhan Daulah kepada mereka, melainkan sikap tersebut muncul di saat mereka tengah melancarkan serangan balasan atau di saat tengah membela diri dari kezhaliman Daulah, saya selalu mendegar banyak mujahidin Syam yang berkata:
“Kami tidak ingin mendatangi Hari Kiamat sedangkan di leher kami terdapat beban menumpahkan darah kaum muslimin.”
Ada juga yang berkata:
“Bagaimana bisa saya membunuh para muhajirin yang datang ke sini demi untuk menolong dan mempertahankan kami?”
Namun tentara Daulah memandang bahwa memerangi faksi-faksi tersebut merupakan usaha untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, sehingga mereka justru saling berlomba-lomba dan bersegera untuk melakukannya. Melihat semangat ini, para komandan Daulah pun memanfaatkannya sehingga Daulah dengan mudah dapat memperluas kekuasaan, merebut markas dan senjata, menawan dan membunuh. Serangannya tidak sebanding dengan usaha para mujahidin yang terus mempertahankan diri, sehingga ia pun memandang remeh para penduduk Syam, menganggap enteng para mujahidin beserta kemampuan mereka, serta menganggap mereka sebagai para pengecut. Maka habislah kesabaran penduduk Syam, lautan kelembutan mereka pun berubah menjadi kemarahan, sehingga tentara Daulah yang ada di Aleppo dan Idlib menerima akibat dari kezhaliman mereka sendiri dan kebodohan para komandannya, namun mereka meresponnya dengan berduka, meratap serta menuduh para mujahidin telah berbuat curang dan menusuk dari belakang!
Pada hari ini mereka tengah berusaha untuk menyerang Aleppo dan mengirimkan bom mobil demi melakukan balas dendam atas hengkangnya mereka dari sana setelah diusir oleh para pejuang faksi-faksi.
DUA PULUH DUA:
Sesungguhnya media Daulah hampir saja mengeluarkan penjelasan atau pernyataan yang apabila benar-benar dikeluarkan, tentu kami akan mengucapkan Alhamdulillah, karena sebenarnya mereka membenarkan apa yang kami katakan mengenai mereka. Barangsiapa ingin mengetahui rusaknya manhaj Daulah, maka dengan izin Allah, ia cukup meneliti pidato-pidato dan pernyataan-pernyataannya untuk menyingkap kerusakannya. Contoh paling nyata adalah celaan mereka terhadap Tanzhim Al Qaeda serta tuduhan penyimpangan manhaj terhadapnya, seperti yang tertera di dalam sebuah pernyataan beracun yang berjudul, “Maaf Wahai Amir Al Qaeda”, di sana Al Adnani berkata:
“Selama itu Daulah Islamiyyah selalu berkomitmen dengan nasehat-nasehat dan arahan-arahan para syaikh jihad dan tokohnya, karena sebab itu Daulah Islamiyyah tidak menyerang kaum Rafidhah di Iran sejak Daulah berdiri dan membiarkan kaum Rafidhah hidup dengan aman sentosa di Iran, Daulah mengekang kendali bala tentaranya yang bergejolak marah, padahal saat itu Daulah mampu untuk merubah Iran menjadi kolam-kolam darah, Daulah menahan kegeramannya selama bertahun-tahun seraya memikul berbagai tuduhan sebagai antek Iran, padahal ia adalah musuhnya yang paling utama karena Daulah tidak menyerang Iran dan membiarkan kaum Rafidhah bersenang-senang dengan rasa aman di dalamnya, sebagai bentuk kepatuhan terhadap perintah Al Qaeda demi menjaga kepentingan-kepentingan Al Qaeda dan jalur-jalur logistiknya di Iran.
Ya, Daulah telah mengekang kendali bala tentaranya dan menahan kegeramanannya selama bertahun-tahun demi menjaga persatuan kalimat mujahidin dan kerapatan barisan mereka.
Hendaklah sejarah mencatat bahwa Iran memiliki hutang budi kepada Al Qaeda.” – habis –
Tudahan bahwa Al-Qaeda memiliki hubungan dengan Iran serta pembenaran terhadap klaim-klaim yang merugikan Al-Qaeda yang katanya merupakan bocoran dari kalangan internal ini, syubhat inilah yang ditiupkan oleh Al-Adnani dan ia gunakan untuk menggoda hati para pendengar ceramahnya, serta menuduh Al-Qaeda. Namun pada hari ini, sudah 4 bulan berlalu sejak ia mengucapkan pernyataannya tersebut, kini garis perbatasan wilayah yang berhasil dikuasai oleh tentara Daulah sudah berhasil menyentuh perbatasan Iran, posisi pasukan shafawi dari posisi mereka pun hanya tinggal sejauh pandangan mata saja, maka kami ingin bertanya: apakah engkau wahai Al-Adnani, telah mulai berupaya untuk merubah Iran menjadi kolam-kolam darah? Apakah engkau telah melepaskan kendali bala tentara kalian? Apakah engkau telah melampiaskan kegeraman kalian? Ataukah kini Iran memiliki hutang budi kepada kalian? Jawabannya: mereka tidak melakukan satupun aksi untuk melawan Iran! Memang mereka memerangi pasukan Iran di bumi Iraq, namun mereka tidak kunjung menggeser peperangan ke kawasan Iran, tidak seperti yang selama ini mereka gembar-gemborkan!
Seperti yang diketahui, pernyataannya tersebut penuh dengan kontradiksi dan pertentangan; ia mengklaim bahwa mereka (para anggota Daulah) tidak mendengarkan dan mematuhi Al-Qaeda dikarenakan ia tidak mau menyerang kaum Rafidhah dari kalangan awam, Al Adnani memberikan satu contoh bahwa mereka tidak mendengarkan dan mematuhi Syaikh Ayman Azh Zhawahiri Hafizhahullah dalam hal ini:
“Sebagai contoh: Sikap kami yang tidak mengindahkan permintaanmu yang berulang-ulang agar menahan diri dari mentargetkan kaum Rafidhah dari kalangan awam di Iraq dengan status hukum mereka (menurutmu) adalah orang-orang muslim yang diudzur dengan sebab kebodohan mereka, dan seandainya kami ini telah memiliki bai’at kepadamu tentu kami telah melaksanakan perintahmu walaupun kami ini menyelisihimu di dalam sikap menghukumi mereka dan keyakinan perihal mereka, begitulah kami telah belajar di dalam hal as sam’u wa ath tha’ah. Dan seandainya anda adalah Amir Daulah, tentu anda mengharuskan permintaanmu itu untuk dilaksanakan dan tentu anda ini sudah memecat orang yang menyelisihi perintahmu, padahal kami ini melaksanakan permintaan anda untuk tidak menyerang Rafidhah di luar wilayah Daulah, di Iran dan yang lainnya.” – habis –
Maka kami ingin bertanya: bagaimana bisa ia memutuskan untuk mendengar dan mematuhi dalam sebagian urusan, namun dalam urusan lain, ia tidak mendengar dan mematuhi Al-Qaeda? Yang ia inginkan adalah mengajak orang-orang untuk memusuhi Al-Qaeda, mencelanya, dan tidak percaya terhadapnya. Pernyataannya tersebut dipenuhi dengan ajakan, skeptis, penjatuhan citra dan tuduhan.
DUA PULUH TIGA:
Orang yang mengikuti perkembangan Daulah akan menyaksikan sebuah ungkapan “(terkadang) sebuah tujuan akan menyebabkan seseorang menghalalkan segala cara,” terwujud di setiap medan pertempuran mereka melawan faksi-faksi di Syam. Dan fatwa yang mereka keluarkan beredar sesuai dengan kondisi mereka, para penanggung jawab syariat menjadi corong bagi sang amir, sehingga apabila saat ini mereka menganggap sebuah faksi sebagai kelompok pemberontak, maka di lain kesempatan ia dianggap sebagai kelompok yang melawan penguasa, kemudian di lain kesempatan ia dianggap sebagai shahawat yang telah murtad! Hal ini kami dapati secara jelas di berbagai wilayah yang dikuasai Daulah. Di wilayah ini sebuah faksi dikafirkan, namun di wilayah lain mereka menganggap faksi tersebut sebagai bughot, dan di wilayah lain mereka akan berperang dan menjalani ribath bersama faksi tersebut. kami juga menyaksikannya dengan jelas di wilayah-wilayah di mana mereka dalam kondisi lemah atau terkepung, kami menyaksikan mereka bersedia untuk duduk di mahkamah, mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi dan mengakui keislaman faksi-faksi yang dianggap murtad oleh pimpinan mereka dan para anggota mereka di wilayah lain!
Semua ini menguatkan bukti bahwa mereka berjalan di atas manhaj sesuai dengan selera mereka, serta mengeluarkan fatwa sesuai dengan apa yang memberikan manfaat kepada mereka dan menguntungkan kondisi mereka.
DUA PULUH EMPAT:
Sesungguhnya semboyan-semboyan yang dielu-elukan oleh Daulah Islamiyyah di dalam misi mereka dan dipajang di mata dunia Islam, begitu pula dengan seruan-seruan, pidato-pidato pembangkit semangat dan rilisan-rilisan video yang ia keluarkan, adalah alat untuk meraih rasa cinta dari hati kaum muslimin serta menampilkan sesuatu yang merupakan cita-cita dan ambisi mereka, yaitu negara Islam dan kekhilafahan. Penegakan dan eksistensinya dapat mengisi kekosongan di dalam hati para pengikut dan pembela mereka, begitu pula di dalam hati masyarakat umum. Bahkan mereka tergesa-gesa ingin memamerkan apa yang selama ini menjadi sorotan umat dan ditunggu kehadirannya kembali, yaitu kembalinya kekhilafahan dan berkumpulnya kaum muslimin di bawah naungannya. Banyak dari kalangan non-arab yang terkesan dengan fenomena ini, sehingga mereka mendatangi ‘negeri khilafah’ – seperti yang mereka katakan – bersama keluarga dan sanak famili mereka. Semboyan-semboyan mereka pun mulai bersinergi ke dalam diri setiap muslim, namun pimpinan Daulah memanfaatkan semboyan-semboyan tersebut beserta syair-syair yang megah untuk mewujudkan pemerintahan dan kekuasaan mereka. Mereka menjadikan para penduduk Syam membayangkan bahwa Daulah Islamiyyah itu identik dengan penyaliban mayat, ledakan bom, dan pemandangan eksekusi serta pembunuhan.
DUA PULUH LIMA:
Setelah turun keputusan dan pernyataan dari Syaikh Ayman, kami (para penanggung jawab syariat Jabhah Nushrah) melarang siapa saja yang mencela Daulah, kami sering menyampaikan kepada para pejuang Jabhah Nushrah yang ada di kamp-kamp militer dan markas-markas mereka, “kelompok yang paling dekat dengan kita adalah Daulah.” Kami juga mengumumkannya secara lantang dan tegas bahwa darah kami adalah darah mereka juga dan leher kami adalah leher mereka juga, dan jika ada yang ingin memusuhi mereka, maka kami siap menjadi senjata bagi mereka, kami semua berada dalam satu barisan untuk memerangi shahawat, karena para shahawat itu nantinya akan memerangi para mujahidin, mengumumkan perang terhadap mereka.
Namun tentara Daulah mengambil sikap yang sebaliknya, di kamp-kamp militer, mereka menyebarkan berita yang bersumber dari para penanggung jawab dan komandan mereka, bahwa kami adalah bughot, kami adalah tukang maksiat, dan seluruh apa yang kami miliki, para anggota kami, persenjataan kami dan perlengkapan kami, sebenarnya adalah milik mereka, sehingga kami harus kembali kepada mereka dan menyerahkan senjata serta markas kami. Maka hanya kepada Allah kami meminta pertolongan.
Saya masih ingat suatu hari kami sedang berbincang-bincang bersama para pemuda dan bertukar informasi mengenai pergerakan intelejen dan faksi-faksi yang telah diperalat untuk menjalankan agenda mereka (intelejen), dan untuk mengaborsi segala bentuk misi islami di negeri Syam. Yang paling kami khawatirkan adalah FSA yang berafilisi kepada Lembaga Koalisi Nasional Suriah, karena ia memiliki kaitan dengan pihak asing, kemudian menerima bantuan dari negara-negara barat dan arab, dan sosok para anggotanya tidak jelas. Namun setelah itu terjadi peristiwa yang tidak pernah kami sangka, perkiraan kami terhadap Tanzhim Daulah meleset, ia tidak lagi menjadi tameng dan pelindung bagi para mujahidin Syam, tentara Daulah memilih untuk menghunuskan pedang di leher para mujahidin, mengkafirkan dan menfitnah keagamaan mereka, menghadirkan pembunuhan, peledakan, penghancuran, pengusiran di negeri Syam dan vonis kafir terhadap para mujahidin Syam, tidak peduli apakah mereka baik atau fasiq, anak-anak atau dewasa, faham atau tidak. Sehingga tentara Daulah menjadi fitnah bagi ranah perjuangan di Syam, yang membawa misi untuk memecah belah barisan yang ada di sana. Mereka memutuskan untuk lebih dahulu mengambil alih peran shahawat dengan memerangi dan membunuhi para mujahidin, akibatnya secara otomatis mereka telah menciptakan lahan yang cocok serta kesempatan yang bagus bagi pertumbuhan shahawat Syam yang sebenarnya, serta memberikan lampu hijau bagi asing dan koalisi salibis untuk melakukan campur tangan.
DUA PULUH ENAM:
Sesungguhnya penduduk Syam tidak ingin melakukan revolusi terhadap orang yang zhalim namun setelahnya justru malah kedatangan orang yang lebih zhalim. Mereka tidak ingin melepaskan diri dari orang yang kejam namun setelahnya justru dikuasai oleh orang yang lebih kejam. Mereka belum pulih benar dari trauma karena roket-roket Nushairiyyah dan bom-bom barel pembawa maut yang jatuh ke atas mereka dari langit, namun tiba-tiba mereka kedatangan bom-bom mobil dari arah darat dan person-person yang membawa bom TNT di badannya. Mereka tidak ingin membebaskan wilayah dari pasukan Nushairiyyah namun setelahnya kedatangan Al-Baghdadi beserta bala tentaranya yang ingin membebaskan kembali wilayah-wilayah tersebut dari mereka! Pada awal revolusi, penduduk Syam telah mengumumkan visi dan misi mereka, mereka juga memiliki yel-yel yang indah:
Kami tidak ingin ada gelagat campur tangan asing
Kami juga tidak ingin ada lembaga nasional ala berhala
Walaupun mereka tak suka, kami tetap ingin menegakkan negara Islam
Pedoman kami adalah Al-Quran dan Sunnah Nabi
Sejak awal revolusi, mereka juga selalu mengucapkan kata-kata: “tidak ada yang kami punyai selain Engkau ya Allah.”
Jadi barangsiapa tidak mampu untuk menciptakan seperti apa yang mereka ciptakan serta tidak bernyali untuk berdiri menantang kezhaliman di negeri asalnya, namun ia ingin menguasai bangsa yang keberanian dan pengorbanannya lebih besar darinya, maka ia jangan coba-coba memaksa mereka untuk menambahkan hal lain. Mereka ingin memaksakan sebuah proyek bodoh yang berasal dari buah pikiran mereka serta titah orang-orang bodoh di kalangan mereka. Proyek tersebut menyebabkan terjadinya gangguan di medan perang, pertumpahan darah, pembusukan citra agama di mata orang-orang. Hanya kepada Allah kami memohon perlindungan.
DUA PULUH TUJUH:
Siapa saja yang mengikuti perkembangan para kader pejuang dan sosok-sosok pilihan di bumi Syam, maka ia akan mendapati bahwa mereka tewas dengan cara dibunuh, dan yang betanggung jawab di balik pembunuhan-pembunuhan tersebut adalah staff keamanan Daulah. Bahkan mereka juga membunuh sosok-sosok yang selama ini tidak mampu dibunuh atau hanya sekedar ditangkap oleh Amerika beserta antek-anteknya dan rezim Nushairiyyah, seperti Syaikh Abu Khalid As-Suri dan korban-korban lainnya yang dibunuh oleh Daulah dengan cara khianat, kami memohon kepada Allah agar menerima mereka di sisi-Nya.
Aksi semacam ini juga pernah mereka lakukan di Iraq, contohnya adalah pembunuhan terhadap para komandan mujahidin dan para kader pejuang kelompok-kelompok jihad di sana, seperti jamaah Anshar Islam.
DUA PULUH DELAPAN:
Sesungguhnya media Daulah telah berhasil mengangkat nama Daulah mereka dan memperbagus citranya, media mereka lebih kuat dari seluruh media faksi-faksi lain, para pendukung Daulah di dunia maya lebih semangat dan lebih produktif dari para kalangan lainnya. Berbeda dengan media milik faksi-faksi lain, media mereka lemah, bahkan saking lemahnya ia tidak mampu membela diri dan menjauhkan tuduhan yang ditujukan terhadap faksinya, apalagi untuk menjelaskan kerusakan manhaj yang dipakai oleh Daulah, baik itu manhaj amali, maupun manhaj a’qidiy.
Media milik Daulah adalah media yang profesional, seluruh rilisannya dikerjakan oleh sebuah tim yang handal dan berpengalaman, karenanya kami tidak kaget melihat jumlah simpatisan dan pendukung mereka. Media mampu merubah karakter sebuah generasi secara keseluruhan, apalagi hanya menciptakan basis simpatisan dan menggalang pendukung.
DUA PULUH SEMBILAN:
Saya menyarankan kalian agar menyimak rilisan-rilisan yang menjelaskan hakekat manhaj mereka, dan membongkar sedikit fakta kejahatan mereka:
- Rilis-rilis video serta kesaksian-kesaksian yang dibuat oleh Yayasan Media Al Bashirah.
- “الإصدار الفاضح للواقع الواضح” sebuah rilis video yang menceritakan satu dari sekian banyak kejahatan Daulah di Deir Ezzour, produksi Yayasan Media Al Anfal.
- Video-video pengakuan dari sebagian anggota Daulah yang tertawan.
TIGA PULUH:
Apabila seseorang meminta untuk menjelaskan keadaan negeri Syam pada hari ini serta kondisi penderitaan yang dialami oleh para ahli jihad di sana, dan apa saja yang dihadapi dalam front pertempuran di sana, tentu tidak ada yang mampu menjelaskannya dan tidak ada yang mampu memahami seluruh gambaran di sana! Demi Allah saya sering merenungkan permasalahan ini dan bagaimana penderitaan yang ada bisa sampai seperti ini.
Homs negeri Khalid bin Walid jatuh ke tangan Nushairiyyah setelah mereka melakukan mengepungnya selama lebih dari dua tahun sehingga ratusan pejuang gugur syahid!
Ghouthah beserta para mujahidinnya, para muhajirinnya, para warganya, anak-anaknya dan para lansianya menderita pengepungan, tak ada lagi air mata di dalam tangisan mereka karena saking lemahnya, lapar dan hausnya mereka!
Qalamoun yang terluka juga dikepung oleh pasukan Nushairiyyah dan Hizbullat Lebanon, mereka mengancam untuk menyerang dan membasmi para penduduknya.
Penjara-penjara rezim yang tersebar di seluruh bumi Syam penuh dengan saudara dan saudari kita, di sana mereka mendapatkan penyiksaan yang paling kejam, kehormatan dan agama mereka diinjak-injak, sedanngkan pasukan Nushairiyyah masih terus menangkapi mereka.
Semua penderitaan tersebut belum ditambah dengan Jamaah Daulah yang membunuhi para mujahidin dan meminta mereka untuk berbai’at. Daulah dengan segenap kekuatan, persenjataan dan perlengkapannya terus berupaya untuk menggempur Aleppo dan membebaskannya dari para “shahawat” menurut anggapan mereka! Mereka mengirimkan bom-bom mobil yang datang silih berganti, bukan kepada markas-markas Nushairiyyah, melainkan kepada markas-markas dan kesatuan-kesatuan yang memerangi rezim Nushairiyyah!
Kami mendapati bahwa seluruh orang kafir telah bergabung ke dalam satu kubu untuk melawan orang Islam, mereka mengumpulkan senjata mereka, mengerahkan bala tentara mereka, harta mereka dan media massa mereka untuk membunuhi dan membantai ahlus sunnah serta mendrikan proyek-proyek shafawi-salibis mereka.
Sebaliknya kami menyaksikan ahlus sunnah justru berpecah belah dan berselisih, serta saling memerangi satu sama lain! Yang mengangkat panji perpecahan tersebut tidak lain adalah Jamaah Daulah, sebuah jamaah yang mempelopori kebiasaan berselisih dan mengkafirkan. Mereka mempersempit ranah ahlus sunnah yang luas, sedangkan ranah kekufuran dapat menjadikan kaum atheis bersatu dengan Nushairiyyah, kaum sekuler dengan Itsna Asyariyyah, dan kaum Druze dengan Ismailiyyah.
Sungguh mereka telah mempersempit ranah ahlus sunnah sehingga yang tersisa hanya sebuah lingkup yang sempit, yang dinamakan dengan lingkup manhaj. Lingkup tersebut mereka gunakan untuk menguji ahlus sunnah dan menutupi sunnah Nabi mereka Shallallahu alaihi wa sallam, serta membusukkan citra ajaran agama yang agung ini.
TIGA PULUH SATU:
Sejarah akan mencatat bahwa tentara Daulah menyerang Aleppo di saat penduduk yang ada di Ghouthah sedang menderita dan pada saat kaum ahlus sunnah yang ada di Kota Hasakah sedang dibantai.
Sejarah akan mencatat bahwa di saat Homs dikepung, iring-iringan pasukan Daulah justru meninggalkan Hasakah, Deir Ezzour dan Aleppo untuk memerangi Jabhah Nushrah dan Harakah Ahrar Syam di Raqqah!
Sejarah akan mencatat bahwa di saat saudari-saudari muslimah kita hamil di dalam penjara Nushairiyyah, tentara Daulah justru membunuhi para pemimpin dan kader mujahidin di Syam!
Sejarah akan mencatat bahwa Nushairiyyah pernah mengepung Kota Deir Ezzour dari arah hadapan mujahidin, dan tentara Daulah mengepung mereka dari arah belakang!
Sejarah akan mencatat bahwa meriam-meriam milik Daulah membombardir Kota Marea di Aleppo, berbarengan dengan serangan udara Nushairiyyah terhadap kota itu!
TIGA PULUH DUA:
Para ahli tsughur di negeri Syam, yaitu kelompok-kelompok jihad di Syam yang di dalamnya terdapat para penuntut ilmu, para komandan senior, para komandan militer yang sudah malang melintang di medan perang, para muhajirin dan anshar serta para mujahidin dan orang-orang awam, tidak mungkin bisa sependapat untuk menolak Daulah beserta ideologi dan kebijakannya jika mereka tidak mengetahui kenyataan yang mereka alami dan mereka saksikan, bukan kenyataan yang para anggota Daulah sebarkan melalui rilisan-rilisan, website-website dan akun-akun twitter. Dan mana mungkin mereka bersepakat di atas kesesatan dan kezhaliman, akan tetapi mereka dengan berbagai macam ideologi dan perbedaannya bersepakat untuk memerangi Daulah, mewaspadai eksistensinya dan menolak keberadaannya.
TIGA PULUH TIGA:
Siapa saja yang menyaksikan kondisi Daulah dan mengetahui mereka dari dekat, maka ia akan mengatakan bahwa Daulah beserta deklarasi dan misinya merupakan pisau di dalam tubuh revolusi Suriah, serta fitnah bagi negeri Syam secara khusus dan umat Islam secara umum, ia juga akan mengetahui bahwa Daulah adalah kesengsaraan dan bencana terhadap penduduk Syam, kami memohon kepada Allah agar mengangkat bencana tersebut.
Mereka telah melakukan tindak kejahatan yang besar terhadap kaum muslimin, yaitu kejahatan merusak fikrah, sebuah kejahatan yang lebih besar dari kejahatan pembunuhan. Pada hari ini mereka menjelma menjadi fitnah ideologi dan aqidah, menimbulkan kerusakan besar yang menimpa para mujahidin, melakukan kebid’ahan dalam urusan agama, serta berani dalam menumpahkan darah kaum muslimin, berlebih-lebihan dalam memanfaatkan keringanan yang telah diberikan dalam jihad dan permasalahan-permasalahan kontemporernya, seperti tatarrus dan operasi bom syahid. Mereka menyudutkan para mujahidin ke jalan yang sempit, menganggap kebanyakan dari mereka sebagai orang murtad, dan mereka telah tergesa-gesa mengambil berbagai tindakan yang belum saatnya diambil serta mengesahkan persyaratan-persyaratan syariat dari tindakan tersebut, seperti negara, kekhilafahan dan tamkin serta hal-hal lainnya seperti pemenjaraan, penetapan jizyah dan lain sebagainya.
Jadi deklarasi Daulah Iraq dan Syam adalah tindakan yang rusak secara keseluruhan, saya memohon kepada Allah agar memudahkan saya untuk menyelesaikan tulisan saya yang lain yang berkaitan dengan pembahasan yang satu ini, yaitu pembahasan yang saya beri judul: “Kerusakan Menyeluruh di Dalam Deklarasi Tanzhim Daulah di Iraq dan Syam.”
TIGA PULUH EMPAT:
Sesungguhnya FSA dan faksi-faksi lain di Syam mendengar Daulah mengkafirkan dan menuding mereka sebagai shahawat dan orang-orang murtad sebelum mereka mendengar kata-kata bijaksana dan nasehat yang baik dari Daulah. Jikalau tentara Daulah dan para penanggung jawab syariat mereka mau memberikan pencerahan, bersikap baik dan memberikan penjelasan, tentulah di dalam barisan mereka sudah ada ratusan ribu pejuang Syam terutama dari FSA. Namun yang pertama kali FSA dengar dari mulut Daulah adalah, “para anggota FSA adalah orang-orang murtad dan kafir, panji mereka adalah panji kekufuran, dan apabila mereka terbunuh, maka tempat mereka adalah di neraka!” Padahal mayoritas anggota FSA adalah orang yang tidak terpelajar dan tidak mengenal agama selama puluhan tahun.
Padahal setiap orang yang kami temui, visi dan tujuannya adalah menerapkan hukum syariat dan menegakkan negara Islam – kecuali segelintir orang – demi Allah di balik itu semua terdapat hikmah, jika tidak tentulah mayoritas penduduk Syam sudah bergabung ke dalam barisan Daulah dan ikut serta dalam melakukan kejahatan, pembangkangan dan kezhalimannya.
TIGA PULUH LIMA:
Sesungguhnya serangan yang dilancarkan oleh tentara Daulah terhadap kaum Rafidhah dan Nushairiyyah tidak menjadikan mereka berhak untuk membunuh ahlus sunnah serta para mujahidinnya, baik itu dalam jumlah semisal dengan korban dari tentara Rafidhah dan Nushairiyyah, ataupun setengah darinya. Keberhasilan tentara Daulah dalam menewaskan 100 orang tentara Nushairiyyah tidak menjadikan mereka berhak membunuh 100 orang dari anggota suku Syaithat (di Dier Ezzour), dan keberhasilan mereka dalam membebaskan satu atau dua markas Nushairiyyah tidak menjadikan mereka berhak untuk membebaskan salah satu kota yang telah dikuasai oleh ahlus sunnah, karena runtuhnya Ka’bah lebih remeh di sisi Allah dari pada menumpahkan darah seorang muslim, sedangkan tak pernah ada seorangpun baik itu dari kalangan yang terdahulu maupun sekarang yang mengatakan bahwa darah kaum Nushairiyyah dan Rafidhah yang najis lagi murtad setara dengan darah ahlus sunnah yang mengesakan Allah. Sesungguhnya darah ahlus sunnah yang telah ditumpahkan akan menjadi api neraka bagi siapa saja yang menumpahkannya serta siapa saja yang menolong dan membantunya. Dan sesungguhnya kezhaliman akan memusnahkan sebuah gedung pencakar langit tak peduli setinggi apa gedung itu; karena apa saja yang dibangun di atas kebathilan maka ia juga bathil, sedangkan Allah Jalla wa ‘Ala itu Maha baik dan tidak menerima selain hal-hal yang baik.
TIGA PULUH ENAM:
Sesungguhnya agama Allah Azza wa Jalla adalah agama yang mulia sehingga tidak mungkin bagi kita untuk membelanya dengan kebid’ahan dan mendirikan menaranya dengan cara menumpahkan darah kaum muslimin. Negara Islam tidak didirikan di atas kemaksiatan, bai’at kepadanya tidak digalang dengan cara berdusta, dan negara tersebut tidak memperluas daerah kekuasaannya ke wilayah yang ia bebaskan dengan cara menumpahkan darah para mujahidin. Para mujahidin yang mereka kafirkan sehingga mereka anggap murtad! Negara itu juga tidak dipersenjatai dengan senjata hasil merampas dari tangan mujahidin faksi lain, mereka mengambilnya secara paksa setelah para mujahidin itu dibunuh dan ditawan.
Sesungguhnya kekhilafahan adalah misi yang penuh dengan rahmat yang mampu mengkategorikan keragaman di dalam tubuh umat Islam serta mampu mengakomodir berbagai cara penanganannya, bukan memukul rata umat dengan menganggapnya memiliki satu ideologi yang sama dan kebid’ahan yang sama kemudian menggiring semua orang ke ladang penyembelihan, menganggap mereka semua murtad dan membebankan sesuatu yang tak mampu mereka pikul.
TIGA PULUH TUJUH:
Terakhir, sesungguhnya hidayah yang masuk ke dalam hati tentara Daulah beserta komandan mereka demi Allah lebih saya cintai dari segala hal. Kerendahan hati, kasih sayang dan kelemah lembutan mereka terhadap kaum muslimin, serta pembelaan dan dukungan mereka terhadap para mujahidin, demi Allah merupakan angan-angan yang kami memohon kepada Allah agar Allah wujudkan. Meskipun mereka membangkang kepada kami, membunuhi saudara-saudara kami, para komandan kami dan orang-orang yang kami cintai, namun peperangan hari ini menunut kita untuk bersatu demi menghadapi salibis, shafawi dan seluruh musuh-musuh agama. Tentara Daulah serta komandan mereka adalah bagian dari umat, sehingga kebaikan mereka sama saja dengan kebaikan bagi umat, dan keburukan mereka sama saja dengan keburukan bagi umat.
Tamat.
***
Kesaksian yang saya tulis ini merupakan ringkasan dari kejahatan-kejahatan Daulah. Apa yang dipaparkan hanyalah sebagian kecil dari tumpukan permusuhan mereka, pembangkangan mereka, kezhaliman mereka dan kerusakan manhaj mereka. Mungkin beberapa peristiwa yang saya sebutkan di atas tidak berarti apapun bagi sebagian ikhwah, namun yang saya inginkan adalah agar pembaca tahu akan fakta Tanzhim Daulah yang sebenarnya jika ditinjau dari dekat dan bagaimana manhaj dan metode mereka (baik secara implisit maupun eksplisit), kemudian bagaimana kesabaran para ahlul jihad di Syam dalam menangani mereka dan menghadapi intimidasi, pembangkangan dan kezhaliman mereka.
Dan saya layaknya mujahid atau muhajir lain yang ada di bumi Syam, kami tidak berangkat berjihad untuk membela kelompok tertentu atau ber-wala’ kepada faksi atau organisasi tertentu, karena tekad kami adalah membela agama Allah, mengangkat panji ahlus sunnah serta membasmi kezhaliman yang menimpa kaum ahlus sunnah yang tertindas. Kami ber-wala’, memusuhi, mencintai dan membenci di atas landasan iman bukan pepesan-pepesan kosong dan gelar-gelar. Pembelaan kami terhadap penduduk Syam bukanlah untuk melawan pihak tertentu yang melakukan kezhaliman, akan tetapi kami membela mereka untuk melawan setiap orang yang melakukan kezhaliman, meskipun orang yang paling akrab dengan kami. Sedangkan apabila kami mendiamkan kebathilan dan menutupi kebenaran, maka itu adalah pengkhianatan terhadap agama dan kaum muslimin.
Kami memohon kepada Allah agar menerima usaha kami, menjadikan amalan-amalan kami hanya mengharapkan Wajah-Nya yang mulia, mengampuni kebodohan, kesalahan dan perilaku berlebihan kami. Saya memohon kepada-Nya agar menerima para syuhada di sisi-Nya, mengangkat derajat mereka dan mengumpulkan kami bersama mereka di dalam Jannat An Naim, serta memberikan hidayah kepada para mujahidin di bumi Syam sehingga mereka tergerak untuk bersatu, bersepakat dan merapatkan barisan di bawah panji sunnah yang murni, karena sesungguhnya Dia mampu untuk mewujudkannya.
رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ فِي قُلُوبِنَا غِلّٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٞ رَّحِيمٌ ١٠
“…Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” [Qs. Al Hasyr: 10]
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Abu Usamah Al Jazrawi
Negeri Syam yang diberkahi
Jum’at, 9 Dzul Hijjah 1435 H
– selesai –
(aliakram/arrahmah.com)