DEPOK (Arrahmah.com) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Saud Usman Nasution menyebut kasus terorisme tidak akan selesai selama cita-cita untuk mendirikan negara Islam belum terwujud.
“Sering orang bertanya sampai kapan teroris ini atau radikal ini selesai? yang jelas jawabannya cuma satu, sepanjang tujuan mereka dalam rangka untuk membentuk negara Islam belum terwujud (terorisme) tidak akan selesai,” kata Saud Usman dalam pidato pembukaan Silaturahim Nasional “Penguatan Aswaja dan Penanggulangan Terorisme dalam Ketahanan Nasional” kerjasama antara BNPT dan Pesantren Al Hikam di Depok, Jawa Barat, Sabtu sore (6/12/2014).
Mantan Kapolda Sumatera Selatan ini menyebut, meskipun saat ini tidak ada serangan, tetapi bukan berarti teroris itu telah habis. Sepinya aksi terorisme belakangan ini, kata Saud, karena masyarakat dinilai sudah paham terhadap paham-paham radikal yang keliru.
Selain itu, faktor keaktifan aparat di lapangan juga berpengaruh terhadap redanya serangan teroris. Para aparat, seperti RT, RW dan Kepala Desa, kata Saud, selama ini aktif memberitahu dan berkoordinasi dengan aparat keamanan sehingga rencana-rencana aksi teror secara persuasif dapat digagalkan. “Mereka (para teroris, red) bukan musuh kita tapi saudara kita untuk diingatkan,” kata Saud.
Di hadapan ratusan para kyai dan pimpinan cabang Nahdlatul Ulama Wilayah Sumatera dan Jawa, Saud menekankan arti penting peran ulama dalam melakukan upaya deradikalisasi. Menurutnya peran ulama sangatah besar untuk mencegah terjadinya tindakan teror.
“Kita tidak boleh menjauhi mereka. Kita harus memberikan arahan mereka agar bisa berubah pemahamannya terhadap ajaran-ajaran agamanya yang radikal dan disimpangkan,” kata Saud.
Mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini menyebut, selama ini pemahaman agama yang disimpakan oleh kaum teroris adalah berkaitan dengan jihad, takfiriyah dan fai.
“Ini yang sering disampaikan pada pengikutnya. Banyak generasi muda kita yang terpengaruh dan bahkan mereka terobsesi melakukan tindakan yang mengorbankan jiwa sendiri,” tandasnya.
Saud menyebut, sepanjang 1999 hingga 2014 ada 13 remaja yang tak jelas masa depannya karena melakukan aksi serangan bom.
Polisi, kata Saud, selama ini telah menangani 695 kasus terorisme yang melibatkan 991 pelaku. Dari jumlah keseluruhan pelaku itu, kata Saud, kini 272 orang sedang menjalani hukuman di 16 lembaga pemasyarakatan di seluruh Indonesia, 360 orang berada di tengah-tengah masyarakat dan 25 orang lagi dinilai masih radikal. (azm/suaraislam.com/arrahmah.com)