JAKARTA (Arrahmah.com) – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menginstruksikan dan menyebar “intel” dari Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental DKI) serta Badan Kesatuan Bangsa Politik (Bakesbangpol) DKI Jakarta untuk menunaikan Shalat Jumat di masjid-masjid yang berbeda.
Langkah pria keturunan Cina ini katanya untuk menjamin bantuan renovasi yang diberikan DKI, tepat sasaran. Kebijakan itu pernah ia terapkan saat menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.
“Tolong nanti Kesbangpol dan Dikmental kita untuk Shalat Jumat berkeliling masjid di Jakarta. Laporkan ke kami kondisi jamaahnya seperti apa, masjidnya seperti apa ke kami,” ucap Ahok di Gedung Balai Kota, Jumat (5/12/2014), dikutip dari ROL.
Kata dia, Pemprov DKI akan terus memberi bantuan renovasi masjid di Jakarta. Namun, kata Ahok, bantuannya bergantung pada kemampuan jamaah masjid untuk memperbaiki tempat ibadahnya. “Apabila jamaah masjid merupakan warga kurang mampu, DKI akan secara total memberi bantuan,” ucap pria bernama Cina Zhong Wan Xie ini.
Gubernur DKI beragama Kristen kelahiran 29 Juni 1966 ini berprasangka buruk kepada warga Jakarta. Saat ini banyak sekali oknum yang meminta bantuan kepada Pemprov DKI atas nama masjid. Namun, oknum tersebut hanya mengambil keuntungan materi dari renovasi masjid.
“Sekarang ini memang banyak orang-orang yang menjual nama masjid, di otaknya cuma duit. Mereka memaksa saya menyumbang atas nama masjid? Kalau tidak diberi (bantuan), saya dicap pemimpin kafir,” ucapnya.
Permusuhan Ahok terhadap Islam
Berikut kesalahan dan komentar jahat Ahok versi Mujahidah Pembela Islam MPI yang dibacakan saat berunjuk rasa di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat 10 Oktober 2014: Ahok menghancurkan masjid di Jatinegara dan masjid bersejarah di TIM, sampai saat ini nggak ada tanda-tanda renovasi. Dia memaksakan mengangkat pejabat kafir, di tengah-tengah mayoritas Muslim yang menolaknya, seperti Lurah Lenteng Agung Susan. Selain itu, Ahok mendukung legalisasi pelacuran dan menyebut pihak yang menolak itu munafik. Dan Ahok pernah menyatakan kebanggaannya kalau Jakarta jadi tuan rumah Miss World dan Konser Lady Gaga.
Sebagai penguasa daerah, selain belum menunjukkan prestasi signifikan, Ahok tampil bak tirani minoritas, sehingga mudah memancing konfrontasi.Seperti dikatakan oleh Ketua MPI Syarifah Fadhlun:
“Dia bukan Muslim, tapi luar biasa menyinggung perasaan umat Islam”.
Misalnya, apa relevansinya dengan problem Jakarta yang carut marut, Ahok mengeluarkan instruksi melarang takbiran di malam Idul Fithri, menjual hewan kurban di tempat umum, atau menyembelih hewan kurban di masjid dan sekolah?
Ini membuktikan Ahok telah menzalimi keyakinan agama rakyat mayoritas, mempersulit pengamalan ajaran agama, yang sebelumnya tidak pernah dipersoalkan.
Dalam salah satu ceramahnya, Imam besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Shihab mengingatkan. “Kalau kalian tidak suka FPI dalam berjuang memberantas maksiat dan kemungkaran, itu adalah hak anda. Kalau kalian tidak suka dengan bakti sosial dan misi kemanusiaan relawan FPI, itu hak anda. Kalau kalian tidak suka dengan cara dakwah habaib, kiyai, ustadz, aktivis FPI, itu hak anda.
Tapi satu hal yang harus kalian ingat, sudah berbuat apakah kalian untuk berjuang membela Syariat Islam? Sudah sejauh dan sehebat apa perjuangan kalian dalam membela syariat Allah yang dilecehkan oleh gerombolan munafiqin dan kafirin?
FPI hanyalah sekelompok ormas kecil yang memiliki cita-cita besar. Anggota dan pengurus FPI hanyalah manusia biasa dan bukanlah malaikat. Laskar FPI tidak berharap menjadi pahlawan ataupun mendapat imbalan, tapi hanya berharap negeri ini jauh dari maksiat dan kemungkaran.
Silahkan saja kalian membenci FPI, tapi janganlah kalian membenci apa yang di perjuangkan FPI.”
Apabila umat Islam menolak korupsi, dekadensi moral, mabuk-mabukan, narkoba, kekerasan RT, berdasarkan keyakinan agama, apakah termasuk SARA? Jika tidak, mengapa menolak atau menerima calon gubernur berdasarkan agama dianggap SARA? Sementara, ada pihak lain merasa berhak menolak ajaran Islam berdasarkan demokrasi dan hak asasi. (azm/arrahmah.com)