JAKARTA (Arrahmah.com) – Ruang diskusi Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Kalibata, Jakarta Selatan pada Sabtu (29/11/2014) menjadi saksi agenda diskusi dalam rangka peluncuran program Jaringan Budaya Ilmu (JBI). Adalah Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sebagai penyelenggara kegiatan itu. Adapun peneliti INSISTS Nuim Hidayat didapuk menjadi narasumber dalam diskusi yang mengangkat tema “Refleksi Perjuangan Umat dan Cita-Cita Kebangsaan Generasi Muda Islam Indonesia” itu.
Dalam pemaparan materinya, Nuim Hidayat banyak mengulas sejarah perjuangan para pendiri bangsa di masa-masa awal berdirinya negara Indonesia. Nuim mengatakan bahwa perjuangan umat saat ini tidak boleh dilepaskan dari mata rantai perjuangan para pendahulu di masa silam.
“Bahkan Rasululullah SAW saja menyebut dirinya sebagai penerus risalah para nabi dan rasul sebelum beliau,” kata Nuim yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Depok.
Terkait sejarah perjuangan umat Islam di Indonesia, Nuim mengajak pemuda Islam sekarang tidak terperangkap dalam kekecewaan dan kesedihan terkait konspirasi penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta.
Sebaliknya, Nuim menilai kaum Muslimin saat ini perlu bahu-membahu bangkit mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara dalam berbagai bidang.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar PII Randi Muchariman mengatakan, perlu ada sinergi antar elemen kepemudaan Islam untuk menghidupkan kembali diskusi-diskusi keilmuan di kampus.
“Seperti disebutkan oleh cendekiawan Muslim asal Malaysia Prof. Wan Mohammad Nor Wan Daud, saya sepakat bahwa membentuk barisan sarjana Muslim lebih sulit daripada sekadar mengumpulkan barisan massa Muslim,” kata Randi.
Selain KAMMI, Randi menyebutkan bahwa Pemuda Hidayatullah juga sudah menyatakan kesediannya bergabung.
Adapun Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI Andriyana mengaku senang bisa bergabung dalam JBI. Dirinya sepakat bahwa keilmuan adalah satu problem pemuda saat ini.
“Sekarang, semua gerakan mahasiswa sedang menguatkan kembali pembinaan di kampus-kampus. Maka, berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menghidupkan kembali iklim forum kelimuan adalah sebuah kebutuhan,” tukas Andriyana.
Laporan: Bung Helmy (suarapelajar)
(azm/arrahmah.com)