KAIRO (Arrahmah.com) – Ratusan warga di kota Rafah Gaza, dekat perbatasan Palestina-Mesir, mengeluh akibat dentuman bom yang terus menerus meledak di perbatasan itu, situs berita Pls48.net melaporkan pada Selasa, (11/11/2014).
Menurut situs berita itu, warga Gaza mengatakan bahwa mereka tidak bisa tidur dan anak-anak mereka mengalami trauma. Setelah mereka menderita akibat perang brutal yang dilancarkan oleh “Israel”, yang menewaskan lebih dari 2.000 warga Palestina, suara ledakan itu membuat mereka semakin ketakutan.
Selama tiga minggu berturut-turut, pasukan militer Mesir telah melanjutkan operasi mereka untuk mendirikan zona penyangga yang kontroversial antara Jalur Gaza dan Mesir, yang menggusur ribuan warga Mesir dari rumah mereka di daerah yang membentang sekitar 1.800 meter itu.
Operasi itu dimulai setelah sebanyak 31 tentara Mesir tewas dalam dua serangan terpisah di Semenanjung Sinai bulan lalu.
Media massa Mesir segera menyalahkan gerakan perlawanan Hamas Palestina atas serangan tersebut, sebagai bagian dari kampanye propaganda yang dilancarkan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza sejak kudeta Juli 2013 yang menggulingkan presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi.
Pemerintah militer pasca-kudeta juga menuduh Hamas melakukan serangan itu, tanpa memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Selain menuduh Hamas atas serangan tersebut, otoritas Mesir juga menutup perbatasan Rafah; yang merupakan pintu satu-satunya bagi 1,8 juta penduduk Gaza menuju ke dunia luar.
Penutupan perbatasan Rafah menyebabkan penderitaan rakyat Gaza Palestina semakin bertambah, setelah mereka juga berada dalam blokade ketat “Israel” sejak pertengahan tahun 2007.
(ameera/arrahmah.com)