JAKARTA (Arrahmah.com) – Masih hangat dalam ingatan fenomena ‘jilboobs’ atau jilbab seksi yang memperlihatkan lekuk tubuh perempuan begitu menghebohkan. Perkara yang sempat dibahas di media sosial dan forum internet dan menjadi olok-olok itu ternyata belum seberapa, jika dibandingkan dengan video perempuan berniqab terjebak di sebuah lift karya sineas Korea ini. Selain menjelekkan citra wanita bercadar, hal ini juga melecehkan syari’at Islam berkenaan penutupan aurat, sebagaimana terviral kembali pada Facebook dan WhatsApp sejak Senin (10/11/2014).
Sebetulnya fenomena ini telah berlangsung di Youtube sejak akhir tahun 2012, dimana seorang pengguna media video viral itu merilis sebuah film pendek bertajuk Behind the Walls, dan dipublikasikan dalam judul besar Religion A Muslim Short Movie but Big Lesson oleh Salman Haider Virk. Maasyaa Allah.
Dalam sebuah ulasan film pada uniqpost.com, Senin (10/11), dinyatakan bahwa film pendek karya sineas Korea Ahn Jihun ini mengisahkan tentang seorang wanita yang rela mengorbankan sesuatu yang paling berharga [hijabnya]. Astaghfirullah.
“Film diawali dengan adegan seorang lelaki yang hendak menggunakan lift. Saat pintu lift terbuka ternyata ada seorang wanita mengenakan hijab berwarna hitam dalm lift tersebut. Meski awalnya ragu untuk masuk akhirnya lelaki itu memutuskan untuk masuk. Kemudian lift mengalami gangguan danmereka berdua terjebak di dalamnya.Dalam keadaan terjebak, lelaki itu sempat memeberikan air minum kepada wanita tersebut. Hingga akhirnya lelaki itu tertimpa kaca dan membuat kakinya sobek dan berdarah. Tak diduga wanita tersebut melepas hijabnya untuk membalut kaki lelaki yang kesakitan itu.”
Innalillahi wa inna ilayhi raaji’uun. Inilah bentuk propaganda anti-Islam yang begitu halus. Setelah drama percintaan Korea sukses meracuni pemikiran Muslimin penontonnya, kini bahkan sineas Korea sengaja membuat film yang lebih “islami” lagi untuk lebih menghujamkan toksin ideologi sesatnya. Mengapa demikian?
Sebab dalam film ini, secara tersirat penonton diajak berpikir seolah benar, bahwa “seorang niqabist tentu berperikemanusiaan”, “ada kemanusiaan di atas agama”, dan sesat pikir sejenisnya. Namun alhamdulillah sejumlah komentar positif masih dapat mengkontra pemikiran di atas. Sebagian pengguna medsos mengajak penonton berpikir lebih dalam, “mengapa bukan kaos si pemuda bule saja yang digunakan untuk membalut luka di kakinya, mengapa harus hijabnya?”
Skak mat! Penonton masa kini tentunya tidak sebodoh yang kaum kuffar kira. Namun di atas segalanya, mari kita renungi ucapan Khalifah Utsman bin Affan rhadi Allahu’anhu kepada sang isteri tercinta jelang kesyahidannya.
Pada saat kejadian pembunuhan Khalifah ketiga, Utsman bin Affan Allahu yarhamhu, istri beliau Na’ilah – sesuai dengan tradisi Arab dalam mengusir orang asing mengganggu privasi rumah tangga – menyingkap rambutnya untuk membuat orang asing yang mengincar Khalifah terganggu dan pergi. Melihat hal itu, Khalifah meminta Na’ilah untuk menutup rambutnya dengan berkata,
“melihat kematian lebih mudah bagiku daripada melihat rambut istriku (tersingkap di depan orang banyak) dan kesuciannya ternodai.”
Mendengar ucapan beliau, Na’ilah pun segera menutup rambutnya dan menemani suaminya hingga jarinya terputus terkena sabetan pedang pembunuh saat berusaha melindungi sang suami.
Allahu akbar. Inilah bukti bahwa syari’at menutup aurat adalah hal yang krusial. Seorang ayah, suami, saudara lelaki, dan anak lelaki Muslim sejati akan sadar bahwa mereka terancam akan masuk neraka jika para Muslimah yang berada di bawah tanggung jawabnya dan di sekitarnya melanggar syari’at jilbab. Maka jika seorang Muslimah menyayangi ayah, suami, saudara lelaki dan anak lelakinya, hendakhlah jilbab atau hijab ia jaga lebih dahulu daripada sekadar ingin disebut mengusung tinggi nilai kemanusiaan atau kebaikan di mata manusia.
Dengan demikian, video di atas adalah sebuah upaya halus kaum kuffar menyerang pemikiran para Muslimah yang wajib kita berantas dengan segala upaya. Semoga pemaparan ini menjadi ibrah bagi kita semua. Akawaty fiillah, ada yang lebih baik dari sekadar film romantis Barat dan Korea, ialah Qur’an dengan berjuta kisah penyejuk hati di dalamnya. Walahua’lam bishawab. (adibahasan/arrahmah.com)