KAIRO (Arrahmah.com) – Sejak awal tahun ajaran baru, pemerintah Mesir telah berupaya untuk menyingkirkan sejumlah guru sekolah umum yang berafiliasi dengan kelompok Ikhwanul Muslimin, sebagaimana dilansir oleh MEMO (12/11/2014).
Juru bicara Kementerian Pendidikan Hani Kamal mengatakan bahwa sejak tahun ajaran baru yang dimulai pada bulan September, lebih dari 200 guru senior telah dibebaskan dari tugas mereka dan dipindahkan ke bagian administrasi setelah mereka “terbukti” menjadi anggota kelompok Ikhwanul Muslimin.
“Keputusan itu datang sebagai bagian dari kebijakan pemerintah Mesir yang tidak mengakui Ikhwanul Muslimin,” kata Kamal kepada Anadolu Agency, Selasa, (11/11).
Ikhwanul Muslimin yang telah berusia puluhan tahun telah dicap sebagai organisasi “teroris” oleh pemerintah Mesir yang didukung oleh militer hampir satu tahun yang lalu.
“Mengajar adalah posisi sensitif yang harus terisolasi dari afiliasi dengan politik, apalagi “terorisme”,” kata Kamal.
Penguasa Mesir yang didukung militer telah meluncurkan penumpasan kekerasan terhadap Ikhwanul Muslimin dan sekutunya menyusul pemecatan Mursi oleh tentara pada tahun lalu.
Sejak itu, ratusan pendukung Mursi telah tewas atau terluka dan ribuan lainnya dijebloskan di balik jeruji besi, termasuk Mursi sendiri dan sebagian besar pemimpin senior Ikhwanul Muslimin.
Pemerintah Mesir kemudian menuding Ikhwanul Muslimin sebagai “organisasi teroris” Desember lalu, menyalahkan kelompok itu atas serangkaian serangan mematikan terhadap pasukan keamanan.
Ikhwanul Muslimin dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Ikhwanul Muslimin juga menolak kepresidenan Abdul-Fatah al-Sisi, mantan panglima militer yang secara luas dianggap sebagai dalang dibalik pemecatan Mursi.
Al-Sisi dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden yang digelar pada bulan Mei.
(ameera/arrahmah.com)