BANDUNG (Arrahmah.com) – Puluhan massa Pembela Ahlus Sunnah (PAS) mendatangi Polsek Regol, Bandung untuk melayangkan surat penghentian perayaan AsSyuro yang akan digelar sekelompok Syiah di kediaman Alwi Assegaf di bilangan Jalan Kembar (BKR) Bandung, Senin (03/11/2014).
Selain di Jalan Kembar, Perayaan As Syuro ini pun akan digelar di beberapa titik, di antaranya di Luck Square Cicadas, di Al Jawaz Gegerkalong dan Yayasan Babusalam – Dago. dan rencananya surat serupa pun akan disampaikan ke pelbagai Polsek dan Polda.
“Aksi ini hanya untuk membuat mereka gerah dan tidak nyaman dalam melakukan kemaksiatannya,” ungkap Sekjen Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Jabar, Ustadz Roinul Balad di Masjid Jihad (DDII Jabar) Jalan Pungkur No 151 Bandung, dikutip dari Alhikmah.co
“Pasalnya, lanjut Roin, pihak kepolisian pun mengaku mendapat laporan keresahan warga akan keberadaan Syiah,” lanjutnya.
Dalam pertemuan yang diwakili oleh Wakapolsek Regol, M Sholeh, Ustadz Roin mengatakan bila mereka (Syiah) baru melaporkan kegiatan perayaan As Syuro itu sekitar pukul 10.00 WIB, padahal dalam rencana kegiatannya akan dilaksanakan sore hari. Hal itu menunjukkan, tambah Ustadz Roin, betapa taqiyah-nya kegiatan mereka. Di mana seharusnya, bila ada kegiatan itu, harus dilaporkan tiga hari sebelumnya.
“Hasil pertemuan itu kegiatan tersebut tetap digelar, namun dalam pantauan pelbagai elemen termasuk kepolisian. Adapun dengan adanya surat protes dari PAS ini, kegiatan Asyuro yang awalnya akan digelar pukul 16.00 WIB – 23.00 WIB, menjadi dua jam saja, yakni pukul 21.00 WIB -23.00 WIB,” lanjutnya.
Namun demikian, Ustadz Roin tetap mengapresiasi sikap dan tindakan polsek atas surat yang dilayangkan.
Di Polsek Sukasari
Usai dari Polsek Regol, massa PAS bertolak ke Polsek Sukasari-Gegerkalong Hilir Bandung. Dengan niat yang sama, Ustadz Roin beserta pelbagai ormas anti Syiah di dalamnya menyampaikan rasa keberatan mereka akan Perayaan As Syuro yang digelar golongan Syiah, Senin (03/11/2014).
Menurut Ustadz Syarif aksi yang dilakukan ini merupakan kelanjutan dari aksi di Muthahari – Antapani setahun yang lalu. Namun demikian, aksi ini menurutnya bukan sekadar menghentikan perayaan As Syuro semata.
“Menurut saya pihak kepolisian jangan sampai mengabaikan golongan Syiah ini. Sebisa mungkin hentikan segala aktivitas Syiah. Sebab mereka hanya akan menyinggung hati ummat muslim,” papar Ustadz Syarif.
Menurut Ustadz Syarif syiah ini seperti bom waktu. Bila mereka diberi kekuasaan mereka akan bertindak seenaknya, contoh di Suriah.
Tambahan dari Ustadz Abdul Hadi, hal yang harus diwaspadai dari akidah Syiah ini adalah pemahaman al-wilayah. Di mana mereka sebenarnya tidak mengakui dan menerima kepemimpinan di luar imam atau golongan mereka. Sehingga, lanjut Ustadz Abdul Hadi keberadaan polisi sebagai instrumen kenegaraan pun tidak diakui golongan syiah. Hanya sekali lagi, tambahnya, mereka itu taqiyah, berpura-pura.
Apa yang dilakukan ini tak lain berdasar laporan masyarakat. “Sebenarnya masyarakat sudah sangat resah dengan pergerakan Syiah ini, karena itu kami banyak mendapatkan laporan dari mereka. Pergerakan Syiah itu rawan mengundang konflik, jadi seharusnya polisi bisa menggagalkan setiap kegiatan Syiah.
“Karena kami percaya pada pihak kepolisian, sebagai pengayom rakyat, pihak kepolisian bisa menangani ini,” pungkasnya.
Saat pertemuan PAS dengan Kapolsek Sukasari, Kompol Dede Sutarsah beserta jajarannya, Dede berterimakasih atas kepercayaan ormas untuk tidak turun dan anarkis. Sementara pelbagai aspirasi dan obrolan yang berlangsung akan ditampung dan disampaikan ke pimpinannya dalam waktu dekat ini.
Kata dia kawasan Al-Jawaz sendiri sementara ini dipantau kosong. Kondisi ini terus akan dikomunikasikan dengan pihak PAS dan tetap akan mengikhtiarkan untuk meminimalisir kemungkinan buruk yang terjadi. (azm/alhikmah/arrahmah.com)