AMMAN (Arrahmah.com) – Mengutip laporan Reuters, Senin (27/10/2014), Pemerintah Yordania kembali menangkap ulama Mujahidin, Syaikh Al-Maqdisi. Beliau ditangkap karena dianggap melakukan “hasutan online” melalui tulisan beliau beberapa waktu lalu yang menyeru seluruh kelompok Mujahidin di Suriah dan Iraq bersatu melawan koalisi AS.
Pasukan keamanan Yordania menangkap Abu Mohammad al Maqdisi yang dilabeli sebagai pemandu spiritual al Qaeda berpengaruh pada Senin (27/10/2014). Beiau ditangkap karena dicurigai mengobarkan “terorisme” di Internet, menurut beberapa sumber keamanan.
Mereka mengatakan Syaikh Al-Maqdisi akan ditahan selama 15 hari setelah ia dipanggil untuk ditanyai oleh jaksa keamanan negara selama beberapa hari terakhir. Dia awalnya didakwa dengan tuduhan “menggunakan Internet untuk mempromosikan dan menghasut pandangan organisasi-organisasi teroris jihad”.
“Ia ditangkap segera setelah ia muncul di kantor kejaksaan dan dikenakan tuduhan,” kata seorang sumber keamanan kepada Reuters.
Syaikh Al-Maqdisi telah mengungkapkan penentangannya terhadap ISIS dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan bahwa metode brutal pemenggalan mereka telah mencoreng reputasi jihad global. Namun, Yordania menuduhnya telah melunakkan kritiknya setelah serangan udara pimpinan AS menargetkan kelompok ISIS.
Sementara itu, Syaikh Al-Maqdisi tidak mengkritik Jordan dan beberapa negara Teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi yang bergabung dalam koalisi AS terhadap ISIS. Ia menggambarkannya sebagai perang salib melawan Islam.
“Jangan bersukacita ketika salah satu bagian atau yang lain menderita akibat agresi tentara salib,” nasihat Syaikh Al-Maqdisi dalam suratnya yang terakhir.
Sebelumnya, Ia dibebaskan dari penjara di Yordania Juni lalu setelah menghabiskan lima tahun penjara karena berbagai tuntutan yang berkaitan dengan “teror”. Namun beberapa pejabat Yordania menyarankan agar pihak berwenang, telah setuju untuk membebaskannya sebab terbukti ia berbicara menentang ISIS.
Gelombang penangkapan
Penahanan Maqdisi mengikuti gelombang penangkapan di Yordania setelah Perdana Menteri Iraq berkunjung ke Yordania, sebagaimana dilansir Kiblat pada Selasa (28/10). Dalam kunjungan tersebut, dia meminta pemerintah memperketat perbatasan untuk menghalangi para jihadis masuk ke Suriah dan melintas ke Irak.
Sebelumnya, sejumlah pendukung ISIS juga telah diadili atas tuduhan penghasutan dan “mempromosikan kegiatan organisasi teroris di media sosial”, sumber pengadilan mengatakan.
Dalam dua bulan terakhir, dinas intelijen Yordania telah memperketat keamanan di sekitar zona sensitif pemerintah dan meningkatkan pengawasan Islam fundamentalis, sebagaiamana dikatakan diplomat dan pejabat.
Jasa keamanan Yordania telah menjadi mitra utama AS dalam memerangi Islam radikal selama beberapa dekade.
Sejak perang ideologis meletus di Suriah pada tahun 2011, ratusan warga Yordania telah bergabung dengan Mujahidin Sunni untuk melawan pasukan yang setia kepada Assad.
Dengan demikian, pihak berwenang yang dihasut Barat dan sekutunya semakin khawatir akan meluasnya dukungan untuk menyelamatkan Muslimin Sunni Suriah akibat serangan udara mereka terhadap warga sipil Suriah. (adibahasan/arrahmah.com)