BANDUNG (Arrahmah.com) – Sekularisme sudah mendominasi pikiran mahasiswa dan pemuda Islam, sehingga mereka memisahkan Islam dari politik itu sendiri. Setidaknya hal itulah yang mengemuka dalam acara diskusi mahasiswa Islamic Intellectual Meeting, di Aula Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Sabtu (18/10/2014))
Acara yang di gagas oleh Lajnah Khusus Mahasiswa (LKM) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bandung Raya kali ini menghadirkan pembicara Ipank Fatin Abdullah selaku Koordinator LKM HTI Bandung Raya dan Ousman Dialloh Intelektual Islam Senegal Afrika
Dalam pemaparannya Ousman menagatakan saat ini banyak orang tertarik dengan Islam tetapi mereka tidak tertarik pada politik. “Bagaimana kita tertarik pada Islam tapi tidak tertarik dengan kondisi kaum muslimin, tidak tertarik pada politik, padahal orang-orang kafir telah bersatu untuk menghancurkan umat Islam” ungkapnya.
Osman, lapor HTI Press, menceritakan bahwa Islam telah masuk lebih dahulu ke Senegal sebelum masuk ke Indonesia . “Islam masuk ke Senegal 100 tahun sebelum Islam masuk ke Indonesia”. Namun, lanjut Ousman sekularisme sudah mendominasi di negerinya. Di sana para mahasiswa dan pemudanya tidak tertarik dengan perubahan Islam.
“Karena kita tidak tahu istilah khilafah, di sana Islam terpisah dengan politik, tidak seperti di sini yang mengerti tentang khilafah, disana jarang ada yang mengerti. Inilah akibat dari dominasi sekularisme yang dimulai dari penjajahan Perancis meskipun negeri kami telah diberikan kemerdekaan,” jelas Mahasiswa Universitas Padjajaran yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Sementara Ipank Fatin menilai peran mahasiswa dan para pemuda sangat penting dalam perubahan “Arab Springs dimulai oleh para pemuda, yang terjadi di Hongkong saat ini yang dikenal revolusi payung juga di pimpin oleh pelajar dan mahasiswa, hal yang sama juga pernah terjadi pada mahasiswa di Indonesia yang berhasil menjatuhkan rezim-rezim korup. Hal itu semua menunjukkan peran pemuda dan mahasiswa sangat penting dalam perubahan” ungkapnya.
Oleh karennya, lanjut Ipank, seharunya potensi pemuda dan mahasiswa Islam harusnya di arahkan menuju perubahan Islam. “pontensi besar ini harusnya harusnya diarahkan menuju pada perubahan Islam, saatnya para pemuda dan mahasiswa Islam menyatukan idealisme mereka untuk serentak memperjuangkan kembali institusi negara mereka itulah Khilafah” jelasnya. (azm/arrahmah.com)