DOHA (Arrahmah.com) – Anggota biro politik Hamas Ezzat al-Resheq mengatakan pada Jum’at (24/10/2014) di halaman Facebook-nya bahwa “Israel” takut akan meletusnya intifada ketiga di wilayah Al-Quds yang diduduki, sebagaimana dilansir oleh The Palestinian Information Center.
Keadaan tegang yang yang berlangsung di Al-Quds selama seminggu terakhir telah meningkatkan kekhawatiran di antara para pejabat senior “Israel” akan meletusnya intifada ketiga di Yerusalem yang diduduki, kata Resheq.
Dia menunjukkan bahwa para pejabat “Israel” telah berulang kali menyerukan untuk mengintensifkan keamanan perbatasan di kota-kota yang diduduki sesuai dengan teori mereka: “Apa yang tidak dicapai dengan satu kekuatan, dapat dicapai dengan kekuatan yang lebih besar”.
“Kejahatan para pemimpin “Israel” tidak akan menghilangkan ketakutan mereka dan tidak akan mendatangkan keamanan bagi mereka. Rakyat Palestina memiliki hak yang sah dalam membela diri, membebaskan tanahnya dan tempat-tempat sucinya, dan mengusir penjajah.”
Sementara itu, juru bicara Gerakan Hamas Hossem Badran mengatakan bahwa pendudukan “Israel” akan membayar harga yang mahal untuk kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan di wilayah Al-Quds yang diduduki.
Kota Yerusalem yang diduduki telah menyaksikan intifada yang nyata selama beberapa bulan dalam menanggapi penangkapan, penggerebekan, dan korban tewas yang dilancarkan “Israel” setiap hari.
Pada hari-hari berikutnya diperkirakan bahwa eskalasi itu akan semakin meningkat seiring dengan komentar pejabat “Israel” yang mengancam akan mengintensifkan langkah-langkah keamanan, Badran memperingatkan.
Bentrokan yang meluas yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak intifada kedua, telah berkecamuk sejak Kamis pagi di Al-Quds antara pemuda Palestina dan pasukan “Israel” sebagai bentuk protes atas pembunuhan Abdul-Rahman Shalludi, 20, oleh tentara “Israel” di stasiun kereta api di lingkungan Sheikh Jarrah.
(ameera/arrahmah.com)