MEKAH (Arrahmah.com) – Mengutip laporan Arab News pada Sabtu (25/10/2014), Syaikh Abdul Rahman Al Sudais hafdzahullah, Pemimpin Imam Masjid Haramain, mengatakan Salafi mencerminkan cara hidup Islam sejati yang cocok untuk setiap waktu atau tempat.
“Ini adalah cara hidup penganut Sunnah yang mengikuti jejak Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan juga jalan orang-orang beriman terdahulu, kaum Muhajir dan Ansar,” kata Syaikh Sudais saat memberikan khotbah Jum’at di Masjidil Haram.
“Hal ini juga mengikuti wasiat Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam yang mengatakan, “Berpegang teguhlah pada Sunnah-ku dan cara hidup dari para khalifah yang sesuai petunjuk [Ilahy] setelahku. Waspadalah terhadap bid’ah dalam urusan agama, masing-masing bid’ah dalam masalah agama adalah penyimpangan dari jalan yang benar dan setiap penyimpangan berakhir di neraka,” katanya mengutip Syeikhul Islam Ibnu Taimiah
Namun, Syaikhuna Al-Sudais menjelaskan bahwa penentagan terhadap bid’ah terbatas pada urusan agama saja dan tidak berlaku untuk penemuan-penemuan ilmiah modern dan kemajuan teknologi. Ia mengatakan bahwa beberapa orang melakukan perbuatan jahat dan lalim menghubungkannya dengan ajaran Nabi Shalallahu ‘alayhi wasallam. Prinsip-prinsip Salafi dan metode ibadah yang sesuai Sunnah tidak dapat bertanggung jawab atas pemahaman yang keliru dan praktek menimpang beberapa orang (bid’ah), katanya.
Syaikh Sudais (semoga Allah merahmati beliau) mengatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah berpegang teguh pada keyakinan Salafi dan ajaran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang mengajak orang untuk mengikuti jalan Tauhid. Ajarannya berusaha untuk mereformasi iman orang dari penyimpangan dalam akidah dan ia berperang melawan pandangan menyimpang dan praktek yang salah (memurnikan akidah dan meluruskan tata cara ibadah yang tidak sesuai Sunnah).
“Seruannya (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) bukan mengajak kepada agama baru atau kelima madzhab tetapi untuk menjalankan pemahaman yang benar tentang ajaran Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, para sahabat yang ta’at dan generasi pengikut selanjutnya untuk secara ketat mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Pokok ajarannya terpisah dari ideologi Takfiri dan praktik Khawarij, meskipun mereka menarik tuduhan tak berdasar, tuduhan palsu dan upaya untuk menodai beliau,” kata Syeikh Sudais, menambahkan. “Kedua masjid tanah suci mengikuti jalur tengah yang moderat Salafi, sejalan dengan Kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah, serta jalan para salfus shalih (para pendahulu) pengikut Nabi.”
Sementara, di Masjid Nabawi di Madinah, Imam dan Khatib Syaikh Husain Al-Asyeikh menyerukan kepada orang-orang beriman untuk melakukan introspeksi dan mengevaluasi perbuatan mereka sendiri untuk mengetahui sejauh mana mereka berhasil memanfaatkan waktunya sebaik mungkin sebagai seorang Muslim di akhir tahun Hijriyah kali ini. (adibahasan/arrahmah.com)