DOHA (Arrahmah.com) – Mengutip laporan Pusat Informasi Palestina pada Kamis (23/10/2014), Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misyal menegaskan, komandan umum Brigade Izzuddin Al-Qassam Muhammad Al-Deif masih hidup. “Israel”‘ gagal membunuhnya dalam operasi pembunuhan yang menyebabkan istri dua anaknya syahid pada perang “dedaunan dimakan ulat” lalu.
Sebagaimana dikutip dari wawancaranya dengan majalah Vanity Fair Amerika, Misyal menyatakan, Al-Deif masih hidup dan akan melanjutkan peperangannya melawan penjajah zionis.
Ia menambahkan, Hamas memiliki bukti bahwa ia masih hidup dan orang lain tidak perlu tahu, sebab Deif bukan tokoh politis yang harus diangkat ke permukaan. Ia adalah seorang kombatan yang hampir tidak pernah muncul di depan umum, bahkan sebelum perang terjadi.
Terowongan
Terkait terowongan bawah tanah yang bermuara dari Gaza hingga ke wilayah yang diduduki “Israel”, Misyal mengatakan, “Di tengah perimbangan kekuatan yang berpihak kepada “Israel”, kami harus kreatif dalam menciptakan cara baru dan terowongan adalah salah satunya. Militer “Israel” jauh lebih kuat dibanding kami. Zionis memiliki alat penghancur sangat besar. Mereka memiliki pesawat tempur dan pelontar roket otomatis juga merupakan pertahanan senjata terkuat di kawasan ini.”
Misyal melanjutkan, karena faktor di atas, Hamas dan faksi perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza dengan dukungan penuh rakyat, hanya berusaha menjamin sarana darurat menjaga rakyat itu sendiri. Terowongan adalah salah satu upaya menambah pertahanan dari serangan “Israel” dan memberikan peluang kepada kelompok perlawanan untuk mempertahankan diri.
Mengenai terowongan yang disebut-sebut media difungsikan untuk menyerang, Misyal menyinggung, perlawanan Palestina menggunakan terowongan untuk menyerang balik, sementara pasukan “Israel”‘ menyerang Jalur Gaza terlebih dahulu. Dengan demikian, meski disebut “menyerang”, pada kenyataanya upaya mengoptimalkan terowongan, tetap untuk mempertahankan diri.
Jika terowongan murni difungsikan untuk menyerang, pasti sudah digunakan Hamas sebelum perang. Namun karena “Israel” menyerang terlebih dahulu, maka terowongan itu digunakan untuk menyerang balik “Israel” dari belakang. Allahu akbar! (adibahasan/arrahmah.com)