JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah orang pembenci Islam akhir-akhir ini kembali menyuarakan pembubaran Front Pembela Islam (FPI) dengan cara mencari-cari kesalahan FPI sekaligus menafikan peran sertanya dalam pembangunan Republik Indonesia.Salah satu cara yang sering dikemukakan adalah perihal cara kekerasan yang sering ditunjukkan oleh masa FPI.
Lantas apa kata KH. Muhammad Najih Maimoen Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah tentang FPI.
“FPI menurut kami,dalam konteks ke-Indonesiaan sangat dibutuhkan, karena lemahnya penanganan pemerintah dalam memberantas kemaksiatan,” kata Kiai pembimbing dan pengasuh khos Darus Shohihain di PP Al Anwar ini.
Menurut Gus Najih, begitu sapaan akrab Kiai, FPI menyadari kalau pemerintah mau konsisten memberantas kemungkaran dan kemaksiatan, memerangi orang-orang yang menodai ideologi pancasila dan UU 45, merongrong kewibawaan NKRI, FPI tidak usah dibubarkan, dia akan bubar sendiri.
“FPI juga mengakui bahwa Islam mengutuk segala bentuk kekerasan, ekstrim, radikal, kamikaze. Andaikan terjadi kekersaan,itu di luar prosedur AD/ART FPI. Kalaupun terjadi pelanggaran dari anggota itupun sudah ada sangsi dari FPI dan mempersilahkan kepada pihak berwajib untuk memprosesnya,” papar putra kedua KH. Maimoen Zubair ini.
Terkait tayangan ILC Tv One, tentang Islam rahman lil alamin tanpa kekerasan yang dikemukakan Masyudi, Gus Najih juga meminta Masyudi Syuhud (Sekjen PBNU) untuk belajar sejarah lagi.
“Dalam Islam pernah terjadi ketegasan dalam berdakwah. Peristiwa Masjid Dliror, Masjid yang dibangun atas prakarsa orang munafiq Abu Amir ar Rohib untuk menandingi Masjid Quba’. Sehingga keberadaan masjid ini sangat membahayakan, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah surat at Taubah ayat 107, 108. Akhirnya Rasulullah SAW memerintahkan para shahabat untuk merusak dan membakarnya,” papar Gus Najih.
Menurut dia, begitu juga orang-orang yang mengetahui sunnah Nabi Shallalahu alaihi wa sallam, tidak mengingkari bahwa pada zaman Khulafa’ur Rosyidin juga terjadi semacam pembunuhan dan penyiksaan.
“Ketika tidak ada kemaslahatan kecuali membakar mushaf maka pendapat yang sesuai dengan maslahat tersebutlah yang diikuti. Sayyidina Abu Bakar pernah membakar orang yang berbuat sodomi. Sayidina Ali RA juga pernah membakar orang orang khowarij. Sayyidina Umar RA juga pernah membuang dan mengasingkan Nashr bin Hajjaj di luar Madinah, membakar kedai khomr, membakar rumah mewahnya Sa’d bin Abi Waqqos dll. Sayidina Utsman RA penah membakar mushaf yang bertentangan dengan lisan Quraisy,” jelas Gus Najih.
Untuk itu pertanyaan Gus Najih untuk orang seperti Masyudi Syuhud dan Nusron Wahid dengan perkataan kufurnya ayat konstitusi di atas ayat Al Quran serta dan orang-orang liberal lainnya sebenarnya anda-anda itu anti Islam atau anti kekerasan?(azm/arrahmah.com)