RAKHINE (Arrahmah.com) – Puluhan orang dari minoritas Muslim Rohingya Myanmar yang teraniaya telah ditangkap dan disiksa atas dugaan terkait dengan sebuah organisasi militan, menurut sebuah kelompok hak asasi, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin, Sabtu (11/10/2014).
Arakan Project, sebuah kelompok yang berbasis di Thailand yang mendokumentasikan pelanggaran terhadap Muslim Rohingya, mengatakan bahwa seorang pria telah disiksa sampai mati di Myanmar utara, dekat perbatasan dengan Bangladesh.
Pihak berwenang telah menangkap sedikitnya 58 orang dalam dua minggu terakhir dari beberapa desa di utara negara bagian Rakhine, menurut angka yang dikumpulkan oleh Arakan Project.
Istri dari pria yang meninggal itu mengatakan kepada Arakan Project bahwa dia dipaksa untuk menandatangani pernyataan bahwa suaminya meninggal karena sebab alamiah.
Banyak dari Muslim Rohingya baru-baru ini ditangkap atas tuduhan terkait dengan sebuah kelompok yang disebut Rohingya Solidarity Organization, atau RSO.
Chris Lewa, pendiri Arakan Project, mengatakan kepada Anadolu Agency pada Jum’at (10/10) bahwa penangkapan itu “sewenang-wenang”.
Dia menambahkan bahwa orang-orang itu ditangkap di pos pemeriksaan atau diambil dari desa mereka oleh anggota Polisi Penjaga Perbatasan.
Muslim Rohingya di Myanmar telah mengalami penganiayaan selama beberapa dekade, tetapi penderitaan mereka telah memperoleh perhatian internasional secara luas sejak bekas negara yang diperintah militer itu mulai melakukan reformasi demokrasi pada tahun 2011.
Pada tahun 2012, massa ekstremis Buddha menyerang desa-desa Rohingya di ibukota negara bagian Rakhine, Sittwe. Kerusuhan tersebut telah menewaskan 140 orang dan memaksa puluhan ribu Muslim Rohingya mengungsi ke kamp-kamp kumuh.
Kekerasan telah menyebar di tengah-tengah gelombang kampanye kebencian yang menargetkan semua Muslim Myanmar, yang dipimpin para ekstrimis biksu.
(ameera/arrahmah.com)