JAKARTA (Arrahmah.com) – Keberadaan “keyboard warrior“, istilah yang digunakan beberapa musuh Islam untuk melabeli para jihadis online, kini cukup dirasakan sebagai ancaman serius, sebagaimana dilaporkan Arrahmah.com pada Rabu (8/10/2014). Bahkan, secara gamblang kaum kufar mulai menggencarkan langkah konkret mengatasi “keyboard warior”.
Diakui atau tidak, peran internet dalam dunia jihad kian diperlukan demi perang melawan media mainstream yang kian ganas menggerogoti Islam setiap harinya. Terkait geliat media dalam melawan Islam, Syaikh Ayman Az-Zawahiri angkat bicara dalam video yang kembali viral di Youtube pada Jum’at (3/10/2014).
Dalam video berdurasi sekitar 49 menit itu, Syaikh Ayman menyeru pergerakan jihad untuk turut terjun ke dunia maya, dengan semangat jihad qital yang sama dengan yang dilakukan di medan pertempuran fisik melawan kaum kuffar. Syaikh Ayman memotivasi seluruh pergerakan jihad global untuk memerangi propaganda musuh Islam yang telah memutarbalikkan fakta mengenai Islam dengan teknologi dan kata.
Menurutnya, jihad media di era digital ini dinilai efektif, sebab dapat mengalir ke segala lini, termasuk ruang privasi semua individu yang memiliki akses internet, juga meretas seluruh jaringan informasi yang dimiliki instansi-instansi kaum kuffar. Melalui jihad teknologi dan kata, para Mujahid dari setiap pergerakan dapat menyampaikan kebenaran Islam dengan segala keindahan firman Allah subhanahu wata’ala dan keteladanan Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam dengan lebih bebas dan leluasa. Bahkan effisiensi upaya sederhana menebar kalimatullah secara cyber itu, tak sebanding dengan amunisi dan senjata yang dihambur-hamburkan kaum kuffar di pertempuran fisik sekalipun. Alhamdulillah.
Jika kalangan intelijen asing mengkhawatirkan sepak terjang “keyboard warrior“, maka itu ketakutan yang beralasan. Tinggal kita bertanya dalam diri kita, “siapakah yang memanfaatkan siapa?” Apakah dengan bertebarannya rilis-rilis Mujahidin berarti dakwah kian meluas? Apakah dengan meluasnya laporan-laporan dari medan jihad dari kacamata Mujahidin dapat mengendalikan berita bohong media mainstream? Atau jika tak hati-hati maka banyak data kaum Muslimin diakses kaum kuffar untuk menyerang balik?
Maka secara gambalng, dalam video tersebut, Syaikh Hussam Abdul Rauf turut mengangkat kebohongan beberapa media cetak dan elektronik untuk menjawab semua retorika di atas. Dengan menampilkan beragam sumber, video ini membuktikan bahwa media-media elektronik dan beragam kantor berita telah dibayar AS dan sengaja mengarang kebohongan terhadap Mujahidin yang tulus. Kebohongan itu dibuat dalam upaya untuk menyesatkan opini publik dan global tentang Islam, terkait situasi yang terjadi di negara Arab dan Afrika saat ini.
Seperti ulah Newspapersand yang menurut Syaikh Hussam memberitakan bahwa ada penyusutan kaum Mujahidin dan telah kehilangan Pemimpin Pusat mereka. Maka itu beliau bantah, sebab Al- Qaeda bukanlah teroris seperti yang diberitakan saat ini. Pun mengenai berita bahwa keberadaan kaum Mujahidnya menyusut setiap tahun akibat adanya penyusupan intelijen asing yang memecah belah barisan Mujahidin internasional, tentu itu juga hanya bualan wartawan profesional pembebek tirani.
Sebagai kontra pemberitaan miring AS tersebut, terdapat cuplikan laporan lain yang menyatakan bahwa perkembangan jaringan Al-Qaeda terus berkembang akibat lemahnya pemerintahan serta ketidakstabilan pemerintahan di bagian Afrika Utara dan Timur Tengah. Beliau secara retoris mempertanyakan, “jadi bagaimana bisa pemberitaan tentang penyusutan kaum Mujahid dan jaringan Al-Qaeda itu benar?”
Berangkat dari fenomena itu, maka timbul pertanyaan, bukankah dengan penyebaran gerakan perlawanan yang sporadis dapat menguntungkan Ummat Islam? Bersebab pergerakan Islam tampil dalam seribu wajah, maka para intel penyusup kesulitan untuk menyergap kelompok yang mereka anggap “teroris” itu jika pola kerja mereka bergitu beragam dan tak bisa ditebang pilih. Pun faksi-faksi yang tercipta kali ini, membuktikan bahwa AS yang memimpin musuh Islam tidak mampu membabat gerak perlawanan hingga ke akar-akarnya, termasuk Al-Qaeda dan jaringannya.
Pada saat yang sama, kita menemukan bahwa laporan khusus dari para jurnalis serta cendekiawan Arab, Amerika dan Barat bahwa AS terus menekankan bahwa sebelum ISIS “dipopulerkan”, Al-Qaeda merupakan ancaman terbesar bagi wilayah AS dan kepentingan asing. AS begitu gencar memberitakan kebrutalan Al-Qaeda dan para faksi Jihad di seluruh dunia kepada masyarakat sipil. Sementara, faktanya dibongkar total di dalam video tersebut bahwa justru AS-lah yang melempar batu dan menyembunyikan tangannya untuk meyulut kebencian dunia kepada para pembela Islam.
Laporan-laporan itu pun membenarkan dan mencatat bahwa dengan motif membela diri Ummat Islam di belahan bumi mana pun yang didzolimi AS dan sekutunya, maka Al-Qaeda terbukti memiliki potensi untuk menyesuaikan diri dan lebih fleksibel untuk mendirikan jaringannya dimanapun. Keinginannya untuk menyerang Amerika Serikat dan kepentingannya di luar negeri dirasakan masih tetap kuat. Selain itu, melalui publikasi semua pihak -bak bumerang- membuat ideologi Al-Qaeda menyebar di berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat dan Eropa.
Masyaa Allah, ternyata kebohongan-kebohongan yang dibuat mereka merupakan penutup dari rasa takut akan kebangkitan Islam di dunia, malah berbalik menikam kaum kuffar. Justru atas Makar Allah, kebohongan yang dibuat oleh mereka malah akan terus membangkitkan kaum-kaum Mujahid yang kuat di medan Jihad dan terus membangkitkan Islam secara benar melalui sepak terjang “keyboard warrior” dengan beragam gaya pembahasaan yang tentu akan lebih “membuat marah mereka”, sesuai dengan firman Allah,
.وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar.” [Qur’an Surat Ali Imran : 54]
.إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْداً . وَأَكِيدُ كَيْداً
“Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir itu) merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun merencanakan tipu daya pula, dengan sebenar-benarnya.” [Qur’an Surat Ath-Thariq : 15-16]
Ali Yunus juga mengatakan pada salah satu cuplian video produksi As-Sahab Media tersebut bahwa, “dari perspektif Amerika, adalah benar bahwa Al-Qaeda masih terus beroperasi, dan bahwa jika pergerakan jihad itu tidak menjadi pemeran utama di Afganistan, atau di mana saja di dunia secara fisik, namun, ia hadir sebagai sebuah ideologi yang dapat menginspirasi orang untuk membela Islam. Baik itu di Amerika atau di negara lain di dunia untuk melaksanakan operasi yang menciptakan resiko terhadap kepentingan Amerika dan Barat, serta kepentingan rezim Arab yang diktator. Inilah sebabnya mengapa saya tidak berpikir perang [melawan kaum kuffar] akan berakhir selama organisasi-organisasi ini ada.”
Perlu kita ketahui bersama, fakta mengatakan bahwa Jaringan Al-Qaeda dan para Mujahid sedunia tidak pernah sama sekali mengusik ataupun membuat rusuh dunia. Yang ada adalah justru mereka eksis sebab telah diusik oleh pihak yang tidak menginginkan kebangkitan Islam yang pesat, karena mereka takut akan janji-janji Allah subhanahu wata’ala. Mereka kaum kuffar -tanpa mau mempelajari Islam lebih dekat- lebih mendahulukan rasa takut akan tertindas oleh adanya kebangkitan Islam yang pesat. Padahal sungguh Islam adalah agama yang lembut, agama yang jauh dari peperangan, namun jika sekali terusik oleh kriminalisasi agama Allah ini, maka takkan satu pun Ummatnya yang gentar untuk melawan musuh durjana, baik di dunia nyata, maupun di dunia maya. Wallahua’lam bishawab. (adibahasan/bbs/arrahmah.com)