MINA (Arrahmah.com) – Ratusan ribu jamaah haji Indonesia beserta jutaan jutaan jamaah dari seluruh dunia melaksanakan jumrah aqabah Sabtu (4/10/2014). Sebelumnya usai wukuf di Arafah, para jamaah bermalam di Muzdalifah sekaligus mengambil tujuh batu kerikil.
Batu kerikil ini boleh diambil di Muzdalifah atau di jalan menuju Mina. Kerikil ini dibutuhkan untuk melempar jumrah aqabah yang letaknya paling terakhir dan dekat dengan Kota Mekah. Kebanyakan jemaah berjalan kaki.
Jamaah melempar kerikil satu per satu dengan mengangkat kedua telapak tangan setiap kali melempar dan mengucapkan ‘Allahu Akbar’. Sesuai ketentuan, setiap kerikil yang dilempar dipastikan harus masuk ke sumur jumrah, atau lubang yang mengelilingi tiang jamarat.
Waktu melampar jumrah aqabah sebetulnya sudah dimulai pada tengah malam kesepuluh hingga terbenam matahari pada 10 Dzulhijjah. jemaah haji yang daya tahan fisiknya kuat, lebih utama melontar jumrah setelah terbit matahari pada hari ini.
Dilaporkan vivanews, total jemaah haji Indonesia yang mengikuti wukuf sebanyak 156.034 orang. Di antaranya, sebanyak 137 orang disafariwukufkan karena sakit. Sedangkan jemaah yang dibadalhajikan mencapai 159 orang.
Rinciannya sebanyak 86 jemaah wafat selama di Arab Saudi, delapan jemaah wafat di Tanah Air, kemudian sebanyak 46 jemaah haji masih dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia, sembilan jamaah dirawat inap di RS Arab Saudi.
Namun pasca wukuf, sebanyak empat jemaah meninggal di perkemahan dan BPHI Arafah, sedangkan puluhan lainnya bertumbangan akibat suhu yang mencapai 43 derajat celcius, dan minimnya pasokan minum. (azm/arrahmah.com)