SURIAH (Arrahmah.com) – Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah, menggunakan para tawanan mereka sebagai bagian pertukaran dalam negosiasi mereka dengan pemerintah Lebanon. Kelompok jihad ini telah menangkap sejumlah tentara dan polisi boneka Lebanon pada bulan Agustus.
Mujahidin berusaha untuk menghubungkan nasib para tawanan terhadap nasib umat Islam pengungsi Suriah di Lebanon di mana banyak penduduk Muslim Suriah yang mengungsi ke Lebanon sejak awal perang Suriah.
Jabhah Nushrah menjelaskan langkah mereka telah difokuskan pada pengaruh Iran dan Hizbullat di Lebanon dan Suriah. Secara khusus, Jabhah Nushrah sedang mencoba untuk membangkitkan umat Islam di Lebanon untuk bangkit melawan kekuatan agresor Syiah.
Jabhah Nushrah mengatakan keluarga para tawanan harus menyalahkan otoritas Iran atas eksekusi terhadap putra-putra mereka, karena Iran, melalui perwakilannya, yang menolak untuk bernegosiasi.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis melalui Twitter pada Senin (29/9/2014), Jabhah Nushrah menyebutkan bahwa pemerintah Lebanon telah berbohong kepada keluarga para tawanan. Mujahidin mengatakan mereka telah “menyatakan penghentian negosiasi sampai masalah Arsal telah sepenuhnya diselesaikan” dan “tidak ada kemajuan dalam negosiasi.” Pasukan keamanan Lebanon berperang melawan Jabhah Nushrah dan IS di Arsal, Lebanon pada awal Agustus.
Cabang Al-Qaeda ini menyatakan tidak akan membunuh tawanan, tapi pemerintah Lebanon memaksa tangan mereka dengan meningkatkan tekanan pada para pengungsi Suriah. Jabhah Nushrah mengatakan hal ini diduga bagian dari perangkap musuh yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mujahidin bertanggung jawab atas terganggunya negosiasi.
Pemerintah Lebanon “dikendalikan oleh pihak Iran [Hizbullat],” ujar Jabhah Nushrah, dan orang-orang perlu “untuk menghentikan pemerintah ini di jalurnya.”
Dalam sebuah pernyataan terpisah yang dirilis melalui Twitter sebelumnya, Jabhah Nushrah membantah laporan media Lebanon bahwa mereka telah setuju untuk tidak mengeksekusi lagi tawanannya.
Pemerintah Lebanon “terus menangkap dan menyiksa” Muslim Sunni di Lebanon, ungkap Jabhah Nushrah, sementara Iran dan Hizbullat terus membunuh dan membom Muslim Sunni di Suriah. Tidak ada yang berubah sejak para tawanan pertama kali ditangkap, ungkap Jabhah Nushrah, dan tidak akan ada kesepakatan sampai tahanan tertentu dilepaskan dan nasib para pengungsi di Arsal teratasi.
Tentara Lebanon telah menggerebek kamp-kamp pengungsi di Arsal, mengklaim bahwa mereka melacak anggota Jabhah Nushrah dan mujahidin lainya yang tinggal di sana.
Serupa dengan Jabhah Nushrah, jaringan internasional Al-Qaeda lainnya juga sedang berusaha untuk membangun dukungan rakyat untuk ideologi Mujahidin Ahlussunnah dengan berfokus pada pengaruh Iran.
Misalnya, Syaikh Nasser bin Ali Al-Ansi, seorang pejabat tinggi di Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), baru-baru ini merilis sebuah video di mana ia menghubungkan perang di Yaman dengan konflik di Irak dan Suriah. Pemberontak Syiah Houtsi, yang didukung oleh Iran, telah membuat kemajuan besar dalam beberapa pekan terakhir. Jadi, menurut Syaikh Nasser, agen-agen Iran adalah musuh bersama mujahidin di seluruh kancah jihad ini.
(banan/arrahmah.com)