DAMASKUS (Arrahmah.com) – Serangan yang dipimpin AS baru-baru ini terhadap kelompok ISIS dan Jabhah Nushrah di Suriah telah menimbulkan kecurigaan di antara banyak pihak, ketika bom pasukan koalisi menargetkan instalasi dan kilang minyak
penting, dan baru-baru ini menargetkan fasilitas produksi gas utama di Suriah timur, provinsi Deir Az-Zur. Serangan diduga bertujuan untuk melumpuhkan sumber utama kas ISIS, yaitu minyak dan gas, lansir Zaman Alwasl pada Jum’at (3/10/2014).
Begitu pula serangan Amerika yang menargetkan kilang minyak terbesar di negara itu, Kuniko, dalam upaya untuk mengekang sumber dana ISIS atau untuk menghancurkan apa yang tersisa dari infrastruktur Suriah, terutama di sektor minyak dan gas dan membuka jalan bagi perusahaan rekonstruksi Amerika untuk menuai hasil dalam waktu dekat.
Zaman Alwasl mengajukan pertanyaan ini kepada ahli di sektor minyak Suriah, Ahmad Faiz Mustafa yang juga memegang gelas Master dan sebelumnya telah bekerja di perusahaan minyak Suriah sebelum meninggalkan Suriah pada tahun 2012 setelah dikejar oleh pasukan rezim.
Pertama dan terpenting, Ahmad meyakinkan bahwa masih terlalu dini untuk menilai tujuan dari kampanye militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Suriah, karena masih banyak masalah yang kabur yang rinciannya tidak jelas, tapi setelah meninjau
manfaat dari serangan yang menargetkan kilang minyak dan pabrik gas, seperti yang dilaporkan media, kami mencapai kesimpulan awal bahwa tidak ada niat oleh koalisi untuk merusak infrastruktur nyata Suriah.
Seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS mengonfirmasi pada Kamis (2/10) bahwa Amerika tertarik untuk menyebabkan kerusakan sedikit mungkin di kilang minyak di Suriah dan bahwa tujuan dari serangan ini adalah untuk mengurangi kapasitas
penggalian minyak oleh ISIS dan penjualannya. Menunjukkan bahwa keinginan Amerika adalah untuk melestarikan struktur fasilitas tersebut untuk kepentingan oposisi moderat (pro-Barat dan demokrasi) untuk kemudian mereka kendalikan instrumen
tersebut di kemudian hari.
Menurut Ahmad, serangan terhadap Kuniko baru-baru inimenunjukkan bahwa tidak ada niat oleh koalisi untuk menghancurkan pabrik itu sendiri, sebagian besar kantor berita melaporkan pemboman dan menekankan bahwa serangan menghantam gerbang dan
ruang sholat, namun, pabrik yang didirikan oleh perusahaan Amerika “Kuniko Philips” dan di era Assad tidak mungkin ada “ruang sholat”, yang berarti serangan ditargetkan di gerbang dan salah satu bangunan administrasi yang digunakan oleh ISIS untuk melaksanakan sholat.
Dan juga bahwa pemboman itu bertujuan untuk mengirim pesan mengancam terhadap kelompok yang menguasai pabrik tersebut untuk segera pergi dari sana dan dengan demikian ISIS akan kehilangan keuntungan.
Ahmad juga mencatat bahwa fasilitas yang ditargetkan bukanlah kilang dalam arti tradisional, karena Suriah hanya memiliki dua kilang, di Homs dan Banias dan ada proyek untuk membangun yang ketiga di “Alfrqls” sebelum revolusi, namun tertunda
dan kemudian dibatalkan dan apa yang dibicarakan saat ini hanya unit-unit kecil dan primitif untuk menyuling minyak mentang dan tidak untuk tingkat pemisahan pada komponen utama.
Apa dampak dari serangan koalisi pada sumber keuangan ISIS di sektor minyak dan gas?
“Tidak ada keraguan bahwa serangan berdampak pada pendapatan keuangan ISIS, tetapi ukurannya tergantung pada jenis serangan dan bagaimana penawaran negara dengan mereka, misalnya jika instalasi di bidang yang besar yang dihancurkan
seperti Al-Omar dan Tank, maka produksi akan berhenti sepenuhnya di dalamnya, tetapi jika serangan menargetkan rute ekspor, memukul truk minyak dan gas, maka produksi akan berhenti sementara, karena itu lebih banyak waktu diperlukan untuk
menentukan tujuan serangan tersebut,” ujarnya.
Namun, ahli mengatakan : “Jika koalisi ingin menekan ISIS dalam hal minyak, maka mereka akan mencegah pedagang Turki dari membeli minyak mentah, yang juga akan berdampak terhadap produksi dan Turki mampu untuk menghentikan penyelundupan minyak di perbatasan jika mereka memiliki niat untuk melakukannya.”
Mustafa membantah klaim bahwa penyelundupan minyak dilakukan dengan menggunakan selang membenteng di perbatasan oleh penyelundup dan tanpa sepengetahuan pemerintah Turki, ia menjelaskan bahwa selang begitu besar dan jarak yang jauh membutuhkan sistem pemompaan, dalam hal ini pemerintah Turki dapat menghentikan penyelundupan jika mereka ingin, karena mendeteksi tangki tidak terlalu sulit.
Apakah Anda berpikir koalisi akan menargetkan Al Omar atau merusak infrastruktur Suriah, terutama dengan laporan terbaru dari Pentagon yang menyatakan keinginan Amerika untuk melestarikan fasilitas minyak untuk oposisi moderat untuk menggunakannya di tahap berikutnya?
Ia menjawab : Pernyataan seperti itu dari pemerintah Amerika mengindikasikan niat mereka untuk tidak menargetkan ladang besar, namun, tidak ada jaminan bahwa hal itu terjadi, karena mereka bisa menghantam fasilitas ini, jika mereka percaya
bahwa hal itu bisa menimbulkan tekanan besar pada ISIS, tetapi dalam kasus ekspor jika berhenti, produksi akan sia-sia dan dengan demikian juga akan berhenti secara otomatis.
“Kami tidak bisa memprediksi jalannya serangan di kemudian hari, tetapi ada kemungkinan bahwa produksi minyak ISIS ini akan berhenti tanpa kerusakan fasilitas, dengan pertimbangan bahwa pejuang tidak akan ditempatkan di tempat yang
berpotensi ditargetkan termasuk ladang minyak dan karena itu (sekitar satu bulan yang lalu), dalam periode sebelum serangan, mereka mengosongkan perumahan pekerja di ladang Al Omar untuk membawa keluarga para imigran, tetapi dengan dimulainya serangan, tentu saja keluarga dipindahkan dari perumahan untuk menghindari kerugian.”
Dan dalam hal Kuniko, apakah akan mempengaruhi kerja generator listrik di daerah yang dikendalikan rezim?
“Pabrik memberi asupan untuk pembangkit gas dan listrik dan telah mempengaruhi pasokan listrik, tetapi menurut pendapat saya, dampak terbesar akan berada di daerah yang dikendalikan pejuang, bukan rezim,” jelasnya.
Dan menurut aktivis Suriah, kerusakan fisik terbatas di Kuniko yang digambarkan sebagai fasilitas gas terbesar di Suriah dan memberi asupan untuk beberapa pembangkit listrik dan menghasilkan listrik untuk sekitar seperempat wilayah Suriah.
Pada Ahad lalu, serangan pengecut AS juga menargetkan tiga kilang minyak baru yang terletak di dekat perbatasan Turki dan korban dari serangan tersebut berjumlah lebih dari 12 orang. (haninmazaya/arrahmah.com)