GHAUTAH (Arrahmah.com) – Mengutip laporan berkelanjutan dari Solidarity of Indonesian Muslims for Muslim Sunni Syria (SIMSS) pada laman Facebook-nya, pada Jum’at (26/9/2014), penderitaan pengungsi dari Suriah atau di beberapa shelter semakin menjadi pasca serangkaian serangan dari tentara rezim Assad yang keji memaksa penduduk Suriah melarikan diri. Berikut liputan singkat yang dapat merangkum kondisi pekanan saudara-saudari Muslimin Suriah.
Sebagaimana dilaporkan SIMSS pada Jum’at (26/9), pengungsi wanita asal Suriah diperlakukan tidak manusiawi oleh militer Libanon, setelah sebelumnya shelter mereka dibakar dan dibombardir. Tindakan keji ini terjadi sebagai upaya mengagalkan keinginan para pengungsi untuk menyeberangi Laut Mediterania menuju Italia.
Mereka yang sudah berusaha bermigrasi ke Italia namun tidak berhasil, justru ditangkap dan ditahan selama 3 hari tanpa makanan maupun akses ke kamar mandi. Subhanallah.
Sementara kondisi Ghutta Timur, Provinsi Damaskus pada hari yang sama dengan peristiwa keji di Arsal mengalami krisis malnutrisi yang parah.
Pengisolasian saudara-saudari di Ghutta oleh rezim Assad semakin memprihatinkan. Jumlah krisis kelaparan terus meningkat disertai tindakan “preventif” militer rezim yang terus menyisir kawasan tersebut tanpa belas kasihan.
Banyak barang-barang milik warga sipil yang tersisa justru dijarah oleh militer rezim dan milisi bayarannya. Hal tersebut memperparah keadaan Muslimin di Ghutta.
Tak henti-hentinya penderitaan Suriah terkuak ke dunia. Kedatangan pasukan salibis Amerika yang diharapkan membawa perdamaian, justru membawa kematian dan meningkatkan jumlah korban tak bersalah di Suriah pada Kamis (25/9). Salah satu Tim SIMSS dengan perasaan sedih melaporkan uraian berikut.
Apa dosa anak ini ? anak kecil mengeluhkan kesedihannya dan berbicara dengan hati terbakar dan air mata mengalir menceritakan kondisi anak-anak Suriah.
Bashar telah membunuh kami…
Bashar telah menghancurkan kami….
Bashar telah mengusir kami…
Bashar telah menghancurkan rumah-rumah kami…Kini bertambah satu lagi kaum pembunuh di Suriah, amerika dan sekutunya.
Sampai kapan ini terus terjadi…
Apakah dunia tidak meiihat ini semua…
Apakah kaum muslimin buta dan tidak menyaksikan apa yang terjadi di sana…Siapakah yang masih memiliki hati nurani dan ikut merasakan penderitaan mereka ini…
Ikut mengulurkan tangan, membantu meringankan penderitaan mereka…
Hasbuna Allah wa ni’mal-Waakil !!! hasbuna Allah wa ni’mal-Waakil !!!
Sementara digempur dari laut dan udara dengan rudal tomahawk dan jet tempur salibis durjana, bantuan makanan kemanusiaan PBB untuk Suriah akan dihentikan. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya jumlah donatur yang mengcover kebutuhan operasional Lembaga Kemanusiaan PBB serta kebutuhan makanan para pengungsi yang termasuk program peduli kemanusiaan Suriah yang diatur oleh PBB.
Keadaan tersebut menjadi kecemasan tersendiri bagi para pengungsi di beberapa tempat, mengingat bahan makanan sangat sulit didapatkan. Bahkan yang sudah tinggal di dalam pengawasan PBB di Allepo dan Libanon pun terkadang tidak kebagian makanan. Sehingga banyak orang (khususnya anak-anak) yang terpaksa mengais-ngais tempat pembuangan demi sisa-sisa makanan.
Dari hal ini kita bisa melihat juga memahami bahwa Lembaga Kemanusiaan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa bantuan orang-orang yang peduli terhadap sesamanya. Meningkatnya jumlah kematian di Suriah, terkhusus karena kelaparan patut menjadi perhatian bagi seluruh Ummat di dunia ini bahwa kita tidak hidup sendiri.
Sementara di Douma dan Adra dilaporkan pada Rabu (24/9), Muslimin, baik dari kalangan Mujahidin dan warga sipil dilaporkan telah mengalami pengeboman dan serangan gas mematikan. Korban syahid terus bertambah, tak mengenal usia.
Tak hanya membunuhi musuhnya, rezim nushairiyyah juga terbukti mengkhianati kaumnya sendiri yang ditawan oleh Mujahidin.
Para tawanan saat kawasan industri Adra diserang rezim nushairiyyah menggunakan gas beracun hingga membunuh sedikitnya 7 jiwa. Serangan terjadi pada dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Rezim Assad meluncurkan roket yang mengandung gas beracun. Akibatnya 15 Mujahidin mengalami kondisi kritis serta para tawanan, 7 tawanan mujahidin pun tewas akibat serangan tersebut.
Selama serangan bertubi-tubi tersebut, para relawan juga bekerjasama dengan sekelompok orang (bisa disebut organisasi) yang menamakan kelompoknya “Syria Civil Defence“.
Dalam aksinya, mereka menjalani seluruh proses evakuasi dengan sukarela, cepat dan tanggap. Mereka tidak peduli nyawanya dapat terancam setiap saat dibayangi serangan-serangan keji rezim nushairiyyah. Saat ditanyai, mereka menyatakan bahwa yang terpenting adalah:
“Mencari Ridho Allah dengan menyelamatkan ummat manusia!”
Karena setiap manusia memiliki hak untuk hidup, dan terbebas dari kedzaliman. Satu tujuan mereka, “ridha Allah, tidak lebih,” katanya. Jika dibandingkan dengan mereka, siapa kita? Yang bahkan (mungkin) jauh dari teladan para Shahabat yang memiliki kepedulian terhadap Ummat Islam seluas samudera.
Begitulah kaitan Iman dan Pengorbanan, keduanya saling berkaitan memiliki kosekuensi yang menuntut harus bisa memberi lebih kepada mereka yang membutuhkan.
Bersebab iblis dan pasukannya senantiasa menghalang-halangi kita semua dari jalan kebaikan, maka berhati-hatilah ketika hendak berinfak namun terasa berat. Mari kita ingat firman Allah berikut.
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
Namun, sebanding dengan peringatannya, Allah subhanahu wata’ala juga menjanjikan keindahan dalam firman berikut.
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
Maka maasyaa Allah, akhir kata dari laporan pekanan kali ini, SIMSS berbagi sedikit renungan serta motivasi bagi kita semua.
“Jika diri ini tidak kuasa bershadaqoh pun tak mampu berjihad, maka wahai diri dengan apa engkau masuk surga?” | #pedulisyam #pedulisuriah
Sila klik Solidarity of Indonesian Muslims for Muslim Sunni Syria untuk update berita dan kondisi terkini Suriah.
Adapun bantuan untuk #pedulisuriah bisa disalurkan melalui :
SYARIAH MANDIRI : 7054 47 3178 | an/ ARBIE RUSWANDONO
MANDIRI : 900-00-0768263-7 | an/ ARBIE RUSWANDONO
BNI : 0303303514 | an/ ARBIE RUSWANDONO
Konfirmasi : 085753678558
(adibahasan/arrahmah.com)