SURIAH (Arrahmah.com) – Yayasan Al-Manarah Al-Baidha’, sayap media mujahidin Jabhah Nushrah, pada Ahad,(28/9/2014) merilis pesan audio Amir Jabhah Nushrah, Asy-Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani hafizahullah. Pesan audio tersebut berdurasi 25 menit 54 detik dan diberi judul “Bagi orang-orang yang memenuhi janji, berkorban adalah perkara ringan”.
Pesan audio ini membahas serangan udara pimpinan salibis AS di Suriah. Syaikh Jaulani menyatakan bahwa AS dan Barat tidak boleh merasa “aman dari serangan mujahidin” hanya karena para pemimpin Barat mengatakan bahwa “tentara mereka tidak akan berada di tanah [AS dan Barat], dan bahwa mereka akan menyerang dari jauh.”
Pemimpin Jabhah Nushrah ini berpendapat bahwa serangan udara di Suriah akan membangkitkan mujahidin untuk membalasnya di Barat. Dan, Syaikh Jaulani berkata, para pemimpin Barat berbohong ketika mereka mengatakan bahwa pemboman diperlukan untuk melindungi rakyat mereka.
Sanafi An-Nasr, seorang petinggi Al-Qaeda yang merangkap sebagai ahli strategi senior di Jabhah Nushrah, secara terbuka menggemakan serangan terhadap Amerika Serikat melalui akun Twitter-nya. Sanafi juga dilaporkan tergabung dalam kelompok Mujahidin Khurasan juga.
Serangan udara pimpinan AS bukan hanya menyerang posisi-posisi ISIS seperti yag mereka klaim. Pada kenyataannya, para penjajah itu juga membom posisi Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah.
Pertempuran akan datang “ke jantung negeri kalian, karena umat Islam tidak akan berdiri sebagai penonton menyaksikan anak-anak mereka dibom dan dibunuh di negeri mereka, sementara kalian tetap aman di negeri kalian,” kata Syaikh Jaulani kepada warga Barat. “Jadi dampak perang tidak akan dibayar oleh penguasa kalian sendiri, tetapi kalian adalah orang-orang yang akan membayar bagian terbesar dari itu. Oleh karena itu, kalian harus melindungi diri dari perang ini dengan berdiri melawan keputusan penguasa, dan mencegah mereka menyeret tragedi atas negara kalian melalui semua cara.”
Amir Jabhah Nushrah mencoba untuk melemahkan dukungan public terhadap serangan udara Amerika dan sekutunya dengan menyatakan bahwa Barat akan membayar harga tinggi atas tindakan-tindakan mereka di Suriah, seperti yang telah terjadi di Irak, Afghanistan, dan Somalia. Syaikh Jaulani menyebut serangan 11 September 2001 dan pemboman USS Cole sebagai contoh dari “teror” Al-Qaeda yang telah dilancarkan. Dan dia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghindari serangan di masa depan bagi Barat adalah dengan meninggalkan negara-negara mayoritas Muslim seluruhnya.
“Kalian sudah diberitahu sebelumnya oleh Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah menerima dia, beberapa kali, bahwa satu-satunya solusi untuk mencegah perang dengan mujahidin ialah dengan mengangkat kaki kalian dari wilayah [kaum muslimin] sepenuhnya, dan menyingkirkan dukungan dan perlindungan dari orang-orang Yahudi, dan dengan berhenti mencuri sumber daya dari kaum muslimin, serta meninggalkan kami dengan penguasa di sini, menyelesaikan perhitungan dengan mereka,” kata Syaikh Jaulani.
Syaikh Jaulani menggambarkan konflik di Suriah sebagai bagian dari perang selama berabad-abad antara Barat dan negara-negara Islam. “Kami mengalahkan kekaisaran Romawi sebelumnya, dan juga musuh-musuh kalian dari Persia, dan kami mengusir orang-orang Yahudi dari Jazirah Muhammad, Shalallau ‘alaihi wasallam, dan dengan kaki kami, kami melangkah di pinggiran Paris dan Moskow, di mana Jizyah [pajak untuk keselamatan nyawa non-Muslim] selama 80 tahun telah dibayarkan kepada umat Islam,” kata Syaikh Jaulani.
Dalam pesan audio ini Syaikh Jaulani menyarankan dan memperingatkan semua faksi yang tulus di tanah Suriah untuk tidak mengambil keuntungan dari kelompok Barat dan Amerika yang telah berlaku zalim, membunuh para pemimpin mujahidin dan merebut kekayaan [kaum muslimin], serta ingin mematikan api jihad dan memproyeksikan sistem sekuler bersama rezim Nushairiyah dalam penyelesaian politik.
(banan/arrahmah.com)