TALBISEH (Arrahmah.com) – Saat konflik di Suriah terus memanas, berita menyedihkan datang dari Talbiseh, kota di dekat Homs. Di sana, krisis roti telah terjadi selama dua minggu terakhir. Menurut perwakilan dari dewan lokal setempat, Abdul
Razzaq Abu Mahmoud, kota ini mengalami keadaan terburuk sejak pecahnya revolusi di Suriah pada tahun 2011.
Selama lebih dari satu minggu, kampanye militer rezim Nushairiyah yang menargetkan Talbiseh kian sengit. Bombardir oleh rezim telah membunuh sekitar 800 orang dan melukai 200 lainnya, kebanyakan warga sipil selama lima hari berturut-turut,
lansir Zaman Alwasl pada Kamis (25/9/2014). Dan menurut sumber medis dari rumah sakit lapangan, rumah sakit telah menderita kekurangan obat-obatan dan pasokan akibat serangkaian kasus yang membutuhkan perawatan.
Menurut sumber di Talbiseh, krisis roti telah membayangi kota dan desa di sekitar Homs selama lebih dari satu bulan dan penderitaan telah memaksa 70 ribu orang melakukan permohonan kepada dunia untuk menyediakan mereka “roti basi”, setelah
seruan mereka tidak didengar.
Krisis roti bahkan termasuk bahan baku yang diperlukan untuk membuat roti teruama air, bahan bakar minyak, bahkan garam yang telah begitu sulit didapat dan harganya mencapai 150 pound per kilo.
Keadaan diperburuk sejak daerah tersebut menderita kekeringan yang mempengaruhi musim pertanian dengan penurunan mencapai 80% dari musim tahun lalu dan karena bombardir yang masif, warga tidak bisa mengakses lahan pertanian mereka.
Sementara orang-orang yang mengklaim diri mereka sebagai “pemerintah interim” hanya menanggapi dengan janji-janji untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, PBB pernah membuat keputusan melalui Dewan Keamanan yang memberikan kewenangan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang terkepung di Suriah tanpa persetujuan dari rezim Assad, dan apa yang telah disampaikan ke Talbiseh dan daerah lainnya di Homs yang terkepung sesuai dengan keputusan tersebut? (haninmazaya/arrahmah.com)