(Arrahmah.com) – Penjajah salibis Amerika Serikat pada Senin (22/9/2014) malam mulai menggelar serangan laut dan udara terhadap kelompok-kelompok jihad di Suriah. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar dan Yordania berperan serta aktif dalam mendukung serangan militer AS tersebut, CNN dan Fox News melaporkan.
Penjajah salibis Amerika dan kelima negara Arab sekutunya mengklaim serangan tersebut ditujukan terhadap kelompok ISIS di propinsi Raqqah. Namun situs-situs jihad Suriah melaporkan serangan tersebut juga ditujukan kepada kelompok Jabhah Nushrah, Ahrar Asy-Syam, Jaisyul Muhajirin dan kelompok-kelompok mujahidin “Khurasan”, nama lain untuk mujahidin Afghanistan, yang berjihad di Suriah.
Serangan penjajah salibis Amerika dan kelima negara Arab sekutunya menghantam mujahidin dan kaum muslimin di propinsi Raqqah, Idlib, dan Aleppo. Sedikitnya lima markas mujahidin Jabhah Nushrah di Idlib dan Aleppo hancur oleh serangan tersebut. Puluhan mujahidin dan rakyat sipil muslim gugur di Idlib, Aleppo dan Raqqah.
Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah pada hari Selasa, 28 Dzulqa’dah 1435 H / 23 September 2014 menulis sebuah artikel singkat, sebagai nasehat kepada kaum muslimin dan mujahidin dalam menghadapi serangan aliansi salibis Amerika – Arab di Suriah dan Irak. Artikel tersebut dimuat oleh situs resmi beliau, Mimbar At-Tawhid wal Jihad. Berikut ini terjemahan dari artikel dan nasehat beliau tersebut.
Ya Allah, menangkanlah mujahidin, selamatkanlah kaum muslimin yang tertindas, dan kalahkan pasukan salibis dan murtad
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah penolong orang-orang yang beriman. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada rasul-Nya, yang jujur lagi terpercaya. Amma ba’du.
Perang salib terhadap Islam dan kaum muslimin telah dimulai di Suriah dan Irak dengan dukungan orang-orang murtad. Hal itu dilakukan setelah ada operasi intelijen dalam waktu yang lama ditengah longgarnya security pada faksi-faksi mujahidin, yang menyeret mereka untuk menggunakan sarana-sarana komunikasi dengan beragam jenisnya, padahal dahulu saudara-saudara mereka mujahidin terdahulu jauh dari sarana-sarana komunikasi seperti itu.
Oleh karena itu kami mengkhawatirkan banyak saudara-saudara kami, mujahidin, dan jajaran komandan mereka. Kami memohon kepada Allah semoga melindungi mereka dan menjamin keselamatan mereka. Kami mewasiatkan kepada mereka untuk bersabar dan tetap teguh. Allah memiliki banyak hikmah di balik peristiwa ini, sebagian hikmah tersebut kita bisa mengetahuinya dan sebagian lainnya kita tidak mengetahuinya.
Menurut kami, diantara hikmah dibalik invasi salibis dan orang-orang murtad ini adalah:
Membersihkan barisan dari keberadaan orang-orang munafik dan orang-orang semisal mereka, menampakkan orang-orang yang berpihak kepada Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, serta jelas terpisahnya mereka dari golongan orang-orang yang berpihak kepada orang-orang salibis dan rezim-rezim murtad; dengan demikian orang yang binasa akan binasa diatas keterangan yang nyata dan orang yang hidup akan hidup diatas keterangan yang nyata.
Menambah terbongkar dan tertelanjanginya thaghut-thaghut murtad, rezim-rezimnya dan tentaranya, sehingga akan meningkatkan tingkat kesadaran keislaman secara umum, sebuah hal yang harus ada demi lahirnya gerakan perubahan.
Hati-hati kaum muslimin tersiapkan untuk kembali kepada Allah dan bertaubat dari kezaliman. Saat musibah-musibah besar terjadi, umat Islam memerlukan sikap kembali kepada Allah, jiwa-jiwa yang tulus akan melakukan evaluasi dan kembali kepada Allah, dengan harapan Allah akan memperbaiki kondisi mujahidin.
Dan hikmah-hikmah lainnya yang kami di sini tidak menulis untuk menyebutkannya secara rinci.
Tujuan kami hanyalah mengingatkan beberapa hal yang wajib dilakukan oleh mujahidin dan seluruh kaum muslimin dalam menghadapi musibah besar ini.
Pertama, wajib kembali kepada Allah, berpegang teguh dengan perintah-Nya, memperbaharui taubat secara umum dan mengikhlaskan niat semata-mata untuk Allah dalam amal dakwah dan jihad.
Kedua, bertaubat secara khusus dari dosa-dosa kezaliman, berhenti melakukan kezaliman, dan segera mengembalikan hak-hak kepada orang-orang yang dizalimi, serta melakukan perbaikan hubungan dengan orang-orang yang dizalimi.
Ketiga, menampakkan loyalitas kepada seluruh kaum beriman, tidak menunjukkan kegembiraan atas musibah yang menimpa salah satu kelompok manapun dari kalangan kaum beriman atau serangan salibis yang mengenai mereka. Tidak ada seorang muslim pun yang berakal sehat akan merasa senang jika seorang muslim manapun dibunuh oleh orang-orang salibis.
Sebab pada hari ini salibis membombardir Daulah (ISIS) dan Jabhah Nushrah, dan besok salibis akan membombardir dan memerangi setiap kelompok yang berjihad ikhlas mencari ridha Allah, membela agama-Nya dan memperjuangkan penerapan syariat-Nya. Seluruh kaum muslimin yang tulus itu berada dalam satu perahu yang sama, maka tidak ada seorang pun yang berakal sehat mengangan-angankan tenggelamnya sebuah perahu saat ia menjadi salah satu penumpang perahu tersebut.
Keempat, menampakkan loyalitas kepada seluruh kaum mukmin dan membuat marah musuh-musuh Islam.
Diantara bentuknya, minimal, membebaskan para tawanan yang tangan mereka belum berlumuran dosa [tidak melakukan pembunuhan kepada mujahidin dan kaum muslimin] diantara Daulah [ISIS], Jabhah Nushrah dan kelompok-kelompok Islam lainnya.
Semoga hal itu menjadi awal dari terselesaikannya perselisihan-perselisihan lainnya yang sangat berat. Hal itu akan membuat marah musuh-musuh Islam, menghilangkan penderitaan mujahidin dan mengeluarkan para mujahidin yang ditawan dalam penjara-penjara untuk menolong saudara-saudara mereka mujahidin lainnya dalam menghadapi musibah ini, serta agar mereka tidak menjadi “beban” dalam kantor-kantor dan penjara-penjara dalam situasi seperti ini, atau menjadi korban bombardir aliansi salibis Amerika – Arab.
Maka, adakah gerangan pihak yang mau menyambut dan melaksanakan ajakan ini?
Demikian pula proposal untuk membebaskan seluruh kaum muslimin yang ditawan dan dipenjarakan secara zalim, juga membebaskan para aktivis kemanusiaan dan lembaga-lembaga kemanusiaan yang tidak terbukti melakukan kegiatan mata-mata atau serangan terhadap mujahidin, dan mereka datang semata-mata untuk menolong kaum muslimin yang menderita dan tertindas. Hal itu saja sudah cukup untuk menganggap mereka sebagai kawan-kawan dan penolong-penolong, bukan sebagai musuh-musuh atau lawan yang memerangi. Tindakan mereka tersebut menuntut mujahidin dan kaum muslimin untuk memberikan jaminan keamanan kepada mereka, bahkan mengharuskan mujahidin dan kaum muslimin untuk berterima kasih kepada mereka.
Kelima, mendoakan seluruh mujahidin dan kaum muslimin yang tertindas agar mendapatkan keamanan, pertolongan dan keselamatan dari serangan musuh-musuh kaum muslimin; serta mendoakan agar Allah mengaruniakan tengkuk-tengkuk musuh kepada mujahidin dan mengalahkan musuh-musuh tersebut.
Ya Allah, Yang menurunkan kitab suci, menjalankan awan dan mengalahkan golongan-golongan musuh, kalahkanlah aliansi orang-orang murtad dan orang-orang salibis, kembalikanlah mereka ke belakang punggung mereka dalam keadaan kalah dan hina.
Ya Allah, hitunglah jumlah personil musuh-musuh tersebut, bunuhlah mereka dalam keadaan tercerai-berai, dan janganlah menyisakan seorang pun diantara mereka dalam keadaan hidup.
Keenam, memasang kewaspadaan yang tinggi. Allah Ta’ala telah memerintahkan kaum beriman untuk bersikap waspada sebelum mereka berangkat berperang. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا
Hai orang-orang yang beriman, bersikap waspadalah dan berangkatlah kalian berperang dalam kelompok-kelompok kecil atau kelompok-kelompok besar secara serentak. (QS. An-Nisa’ [4]: 71)
Banyak mujahidin telah ditimpa sebagian “kenyamanan keamanan” sehingga mereka bermudah-mudah dalam menggunakan laptop untuk online pada situs-situs dan media jejaring sosial. Mereka juga longgar dalam menggunakan HP dan sarana komunikasi lainnya, sehingga memudahkan musuh-musuh Islam untuk “mengunci” sejumlah besar mujahidin dari posisi-posisi dan markas-markas mereka.
Hal ini menuntut segera dilakukan perbaikan dan mengambil tindakan-tindakan preventip dan kewaspadaan maksimal. Kami mengatakan hal ini, bukan untuk menggurui orang-orang yang lebih paham dan ahli dari kami dalam masalah ini, melainkan sekedar mengingatkan dan menegaskan serta mengkhawatirkan keselamatan jajaran komandan mujahidin dan seluruh personil mujahidin secara umum. Saya memohon kepada Allah Ta’ala semoga menjaga dan melindungi mereka semua.
Inilah yang saat ini bisa saya sampaikan segera sebagai sebuah nasehat kepada seluruh saudara-saudaraku, mujahidin, dalam kondisi sulit saat ini. Saya menulisnya sebaga bentuk loyalitas kepada seluruh kaum mukmin, keberpihakan kepada barisan kaum muslimin dan sikap berlepas diri dari barisan kaum salibis, musyrik dan murtad.
Saya memohon kepada Allah Ta’ala agar memenangkan hamba-hamba-Nya mujahidin, menyatukan hati mereka, mempersatukan barisan mereka, menjayakan agama-Nya, menolong panji tauhid, menumbangkan panji kesyirikan dan salib, menghancurkan pasukan musyrikin dan thaghut-thaghut, mengaruniakan tengkuk-tengkuk mereka kepada saudara-saudara kita mujahidin dan menjadikan persenjataan dan kendaraan tempur mereka sebagai harta rampasan perang bagi mujahidin. Aamiin…
Abu Muhammad Al-Maqdisi
Selasa, 28 Dzulqa’dah 1435 H
Sumber: http://tawhed.ws/r?i=23091401
(muhib almajdi/arrahmah.com)