SURIAH (Arrahmah.com) – Laporan yang dikeluarkan oleh Reuters menunjukkan bahwa serangan udara pengecut oleh negara penjajah AS yang didukung oleh negara-negara Arab untuk pertama kalinya di Suriah, telah menggugurkan puluhan pejuang
Suriah dari berbagai kelompok Jihad pada Selasa (23/9/2014).
Serangan itu terjadi atas persetujuan dari rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Assad yang mengonfirmasi bahwa Washington telah memberitahu mereka sebelum serangan dilancarkan.
Pesawat-pesawat tempur dan rudal jelajah Tomahawk telah menghantam “pejuang, kamp pelatihan, kantor pusat dan fasilitas komando dan pengawasan, fasilitan penyimpanan, pusat keuangan, truk pasokan dan kendaraan bersenjata,” ujar laporan
CentCom seperti dilansir Zaman Alwasl.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok monitoring Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan sedikitnya 70 pejuang Daulah Islam (ISIS) gugur dalam serangan yang menghantam 50 sasaran di Raqqa dan Deir Az-Zur dan
provinsi Hasakah di timur Suriah.
Serangan pengecut tersebut juga menggugurkan sedikitnya 50 pejuang dari kelompok Jabhah Nushrah dan delapan warga sipil dalam serangan serangan yang menargetkan bagian utara Aleppo dan provinsi Idlib. SOHR mengatakan sebagian besar Mujahid
Jabhah Nushrah yang gugur bukan berasal dari Suriah.
Para pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan Washington dan sekutu Arabnya akan membiayai kampanye udara terus-menerus di Suriah.
Rezim Syi’ah Nushairiyah pimpinan Assad telah menegaskan bahwa pihaknya telah diberitahu oleh Washington beberapa jam sebelum serangan dilancarkan dalam surat yang disampaikan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry yang dikirim melalui rekan sejawatnya dari Irak.
Sebuah pernyataan kementerian luar negeri Suriah mengatakan bahwa Damaskus akan terus menyerang “pemberontak” Suriah dan siap bekerja sama dengan upaya internasional (pimpinan AS) untuk memerangi “terorisme”.
Setahun yang lalu, Washington mengklaim akan melakukan kampanye udara untuk “menghukum” rezim Syi’ah Suriah yang menggunakan senjata kimia saat menyerang warga sipil Suriah, namun Obama membatalkan kampanye tersebut pada menit-menit terakhir. (haninmazaya/arrahmah.com)