AMMAN (Arrahmah.com) – Yordania mengonfirmasi bahwa mereka ikut ambil bagian dalam serangan udara yang diluncurkan di Suriah dengan dalih menargetkan kelompok ISIS yang ternyata juga menyerang lokasi kelompok Mujahidin lainnya seperti
Jabhah Nushrah, Ahrar Syam dan kelompok-kelompok Mujahidin “Khurasan”.
Mohammad al-Momani, Menteri Infromasi dan juru bicara pemerintah Yordania mengatakan bahwa negaranya berada di antara empat negara Arab lainnya yang ikut serta dalam serangan udara.
“Kami bertujuan menyerang ‘teroris’ di rumah mereka untuk melindungi stabilitas kami, perdamaian dan kemerdekaan tanah kami. Negara kami menghadapi ancaman nyata oleh ‘ekstrimisme’,” klaimnya kepada Al Jazeera Arab. Dia menambahkan bahwa
operasi akan terus datang selama jam-jam mendatang.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh angkatan bersenjata Yordania mengatakan operasi itu bertujuan untuk mengakhiri infiltrasi dan penembakan di pangkalan militer di perbatasan timur dan utara, wilayah yang berbatasan dengan Suriah.
Angkatan Bersenjata Yordania menegaskan bahwa angkatan udara berpartisipasi dalam serangan.
“Pesawat tempur Yordania menghancurkan beberapa target yang dipilih dari kelompok ‘teroris’ yang telah mengirimkan anggotanya untuk melakukan kegiatan yang merusak di Yordania,” klaim pernyataan itu.
Al Jazeera mencoba menghubungi angkatan bersenjata Yordania untuk memperjelas siapa “kelompok teroris” yang mereka maksud dan jumlah yang tepat dari target dan lokasi, namun mereka menolak untuk berkomentar.
“Tidak ada rincian lebih lanjut untuk menambah laporan itu,” ujar seorang pejabat senior yang tidak ingin disebutkan namanya.
Meskipun sebelumnya Yordania telah mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan aliansi salibis pimpinan AS yang berdalih memerangi kelompok ISIS, partisipasi dalam serangan udara mengejutkan banyak pihak di Yordania.
Pekan lalu, Momani mengatakan bahwa Yordania masih meneliti bagaimana bentuk partisipasi mereka dalam kampanye yang digaungkan AS.
“Kami akan mengumumkan pada waktu yang tepat apa peran Yordania,” ujarnya saat itu.
Beberapa pihak mengecam tindakan yang dilakukan Yordania.
Menanggapi serangan, Mohammad al-Shalbi, seorang figur pergerakan Islam di Yordania mengatakan kepada Al Jaazera bahwa : “ISIS telah disarankan untuk tidak menargetkan Yordania, tapi sekarang adalah cerita yang berbeda, kelompok itu akan
berada dalam mode mempertahankan diri dan akan membalas dendam.”
Pengamat lain mengecam keras langkah yang diambil kerajaan.
“Membantu asing dalam kegiatan militer dikutuk oleh semua rakyat dan bertentangan dengan kepentingan nyata Yordania,” ujar Zaki Beni Arsheed, wakil kepala gerakan Ikhwanul Muslimin.
“Tidak ada kepentingan bagi Yordania untuk mentransfer konflik Suriah ke dalam negeri.”
Menurut Abu Rumman, seorang pengamat lainnya kepada Al Jazeera, peran paling penting yang dimainkan oleh Amman adalah pada bidang logistik dan intelijen. (haninmazaya/arrahmah.com)