MATARAM (Arrahmah.com) – Di manakah jenazah Nurdin korban kekejaman Densus 88 yang ditembak mati saat sholat Ashar? Antaranews.com mewartakan, saat ini jenazahnya ditempatkan di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ahad (21/9/2014), untuk diautopsi.
Informasi lain menyebutkan Jenazah Nurdin ditempatkan di RS Bhayangkara Mataram sejak Sabtu (20/9/2014) malam, setelah aksi penembakan di Desa O’o, Kabupaten Dompu. Jenazahnya dibawa ke Mataram bersama dengan lima orang yang tertangkap yang dituduh teroris.
Densus 88 menembak mati Nurdin saat shalat Ashar. Dia ditembak mati saat penggerebekan yang dilakukan tim berlogo burung hantu di Dusun Kala Timur, Desa O’o, Kabupaten Dompu, Sabtu (21/9/2014).
Kebencian Densus 88 terhadap Islam dan kaum Muslimin tampak jelas pada peristiwa penembakan Nurdin ini. Dia dibunuh aparat Densus dengan cara keji pada sekira jam 15.20. Dia ditembak mati di bagian kepalanya dari jarak dekat dan peluru kaliber besar. Ini dapat dibuktikan dari tempat kejadian perkara penuh ceceran darah bahkan didapati serpihan tulang tengkorak kepala Nurdin. Dikuatkan dengan pernyataan isteri Nurdin yang menjadi saksi peristiwa tersebut. Dia menuturkan kepada kontributor Fayis Umar bahwa suaminya ditembak dalam keadaan shalat.
“Kami sholat berdua, dan beliau imamnya, namun beberapa saat kemudian Densus langsung masuk dengan menendang pintu rumah dan langsung menembak suamiku yang sedang sholat, kepala pecah dengan otak berserakan serta bagian leher tembus oleh peluru,” ungkap istri almarhum Nurdin.
Nurdin dikenal adalah seorang adik guru Ponpes Umar Bin Khatab (UBK) yakni Ustadz Firdaus.
Menurut seorang warga yang enggan disebut namanya, proses penggerebekan dan penembakan yang dilakukan Tim Densus 88/Antiteror berlangsung dengan cepat.
Setelah penggerebekan dan penembakan, Tim Densus 88/Antiteror langsung membawa jenazah NR menggunakan mobil, namun jenazah NR belum diketahui jenazahnya dibawa ke arah mana.
“Yang jelas, jenazahnya sudah dibawa. Kami tidak tahu dibawa kemana,” ujarnya.
Aksi penggerebekan dan penembakan Nurdin selesai pada Sabtu (20/9/2014) sekitar pukul 19.00 Wita. Selain membawa jenazah korban, pihak kepolisian juga mengamankan beberapa barang bukti.
Hingga saat ini belum dapat dipastikan keterkaitan Nurdin dengan tuduhan teroris, namun dia telah ditembak mati. Menurut informasi warga, dalam kesehariannya, Nurdin bekerja sebagai petani di Dompu.
Pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai penangkapan terduga teroris.
Kepala Bagian Humas AKBP Suryo Saputro hingga saat ini belum memberikan jawaban pasti mengenai penangkapan para terduga teroris yang terjadi di Kabupaten Bima dan Dompu, NTB.
“Densus, itu Densus,” katanya, singkat, dikutip dari Antara.
Juned sehat
Sementara itu laporan terkini kontributor dari Bima yang diterima redaksi ba’da Shubuh Senin (22/9/2014) menyebutkan bahwa Juned yang sebelumnya diberitakan turut ditangkap oleh aparat Densus Sabtu (20/9/2014), ternyata tidak. Dilaporkan bahwa saat ini Juned dalam keadaan sehat wal afiat di Bima. Dia tidak ditangkap dan bukan DPO.
Sebelumnya diberitakan Densus 88 Polri, kembali melakukan penggrebekan dan penangkapan serentak di Nusa Tenggara Barat tepatnya di wilayah Bima dan Dompu, Sabtu (20/9/ 2014)
Lima orang ditangkap hidup di Bima yakni Juned, Juwaid, Iriawan, Suhail, dan Salman. Mereka ditangkap di tempat berbeda. Sedangkan satu orang yakni Nurdin ditembak mati oleh Densus 88 di rumah orangtuanya di dusun Kala Timur Desa O’o, Dompu. Inna lillahi wa inna ilahi roji’un. (azm/arrahmah.com)