GAZA (Arrahmah.com) – Mengutip laporan PIP pada Jum’at (19/9/2014), harian Al-Quds Al-Arabi merilis hasil investigasi terkait peristiwa tenggelamnya kapal yang ditumpangi para pencari suaka Palestina yang berlayar menuju pantai Italia, dengan tujuan mencari suaka di benua Eropa. Berdasarkan fakta investigasi, peristiwa tersebut merupakan kebiadaban yang disengaja oleh “oknum yang menawarkan suaka”, untuk menghindarkan tanggungjawab terhadap para eksodus Palestina di lepas pantai.
Data yang berhasil dikumpulkan Al-Quds Al-Arabi -bersumber dari Sekjen Konferensi Palestina-Eropa yang tengah berada di pulau Shaqalia, Italia Utara-bahwa para pengungsi yang berjumlah sekitar 500 orang, tenggelam semuanya di laut, dan kurang dari 10 orang yang selamat. Mereka menjadi sasaran pemukulan dengan tongkat dan tendangan kaki, serta pelecehan sebelum diberangkatkan ke laut dan perahu mereka ditenggelamkan dengan sengaja, untuk menghindarkan tanggungjawab.
Menurut sumber, Sekjen Konferensi Palestina-Eropa bekerjasama dengan kedubes Palestina menyebutkan, sekitar 300 warga Palestina saat itu berada di atas perahu yang tenggelam, semuanya berasal dari Gaza.
Adapun korban yang selamat kurang dari 10 orang, saat ini berada di tiga negara: Italia, Malta dan Yunani. Mereka menyatakan, para pengungsi yang tenggelam tersebut, sebelumnya dibawa dari pantai Mesir atau Libia dalam beberapa gelombang menuju perahu kematian, dan kemudian dibawa menuju pantai Eropa. Setelah jumlah mereka bertambah banyak, para pengungsi memprotes pihak yang hendak memberangkatkan, dan sebagian mereka menolak naik dari perahu karet ke perahu besar yang akan membawa mereka pergi. Saat itu para pengungsi yang terdiri dari para wanita dan anak-anak menjadi sasaran pemukulan oleh pihak yang hendak memberangkatkan, dan setelah itu para pengungsi dibiarkan terombang-ambing di lautan.
Sumber Palestina di Shaqalia menyebutkan, pihak pemerintah Italia dan juga Eropa terkesan enggan bertanggungjawab. Saksi mata menyebutkan bahwa puluhan jenazah terlihat di lapas pantai, dan diyakini mereka adalah warga Palestina yang berada di perahu, namun sampai sekarang pemerintah Italia tak melakukan otopsi terhadap satu jenazah pun. Dan mereka yang selamat dari bencana tersebut, juga ditolong oleh kapal yang lewat dan kemudian terungkap adanya tragedi tersebut.
Duta besar Palestina di Roma, Dr. Mai Kilah menegaskan, sebanyak 300 warga Palestina berada di perahu yang tenggelam tersebut, dan 200 lainnya berasal dari Mesir dan Suriah.
Ia menyebutkan bahwa, hanya 2 warga Palestina yang selamat dan dibawa ke Italia. Namun kedubes belum sempat bertemu dengan keduanya, karena mereka saat ini ditahan karena UU Suaka Italia. Hingga saat ini kedubes tengah berupaya mencari informasi lebih dan mendengar kronologis dari mereka yang selamat.
Kedubes Palestina di Roma terus melakukan komunkiasi dengan pemerintah Italia untuk mengotopsi jenazah korban tenggelar, namun sampai saat ini upaya tersebut belum berhasil.
Perahu yang membawa pengungsi Palestina tenggelam di perairan internasional dan bukan di perairan Italia, dan hanya 300 KM dari Pantai Malta, tempat terdekat dari peristiwa tenggelamnya perahu tersebut.
Infomasi menyebutkan, banyak dari pengungsi yang meninggal tersebut karena kelaparan dan kehausan sebelum mereka tenggelam, tanpa ada yang memberikan bantuan. (adibahasan/arrahmah.com)