GAZA (Arrahmah.com) – Dr. Mahmud Zehar, anggota biro politik Hamas, menegaskan bahwa perlawanan Palestina mampu memberikan pukulan terhadap sistem keamanan nasional Zionis dan kini Gaza haram bagi penjajah “Israel” serta perlawanan Palestina akan terus mengembangkan peralatan perangnya, sebagaimana dilansir PIP pada Kamis (18/9/2014).
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Palestina di Gaza pada Kamis (18/9), Zehar menegaskan, Gaza kini sudah haram bagi penjajah “Israel”. Hari ini pula perlawanan Palestina memiliki kemampuan membebaskan Palestina seluruhnya dan hak bangsa Palestina untuk melawan dan mempersiapkan program perlawanan dengan runut bersama semua pihak di Palestina, sehingga senapan Palestina hanya tertuju kepada penjajah “Israel”.
Sebagai salah satu pimpinan Hamas, Zehar menegaskan, dengan standar ala militer “Israel” sekalipun, perlawanan Palestina berhak mendapatkan predikat kemenangan dan mampu menggugurkan seluruh dusta dan kebohongan yang berusaha mengerdilkan kemenangan perlawanaan.
Inggris pernah menang melawan penjajah, pun Vietnam pernah berjuang dan berhasil terbebas. Ini membuktikan bahwa, hasil pertempuran tidak terkait dengan sebesar apa kehancuran dan kerugian, namun terkait dengan sejauh mana dampaknya.
Ia menggarisbawahi, “Israel” hanya menang dalam mengalahkah moral, prinsip, nilai kemanusiaan. Sementara, legalitas moral sama sekali tidak dimiliki dalam pendirian konstitusi “Israel” dan aksi pembunuhan terhadap anak-anak dan wanita. Tak melihatkah Zionis durjana bahwa ribuan warga di Inggris, Jerman dan Gedung Putih turun ke jalan mengecam “Israel”? Dukungan massa di dunia sudah cukup membunyikan kemenangan Palestina.
Zehar berkukuh, Hamas tidak menggelar perang melawan “Israel” untuk kemudian berujung di meja perundingan, namun mereka bereaksi karena Gaza diserang dan mereka berhak membela diri. Tidak ada hak bagi Abbas untuk berbicara di saat damai bahwa, Otoritas Palestina yang menentukan langkah Palestina. Siapa yang bereaksi pertama kali membelas Gaza saat agresi? Dimana Abbas ketika Gaza disakiti?
Sebagai catatan, saat mereka (Otoritas Palestina) pergi ke Madrid untuk perundingan, Abbas tidak mengajak bicara siapapun dari pihak Palestina.
Sementara, ketika di Kairo, “Kami tidak berunding soal politik, namun merundingkan masalah prosedur pembebasan blokade Gaza. Salah satunya, kami merundingkan soal izin masuknya semen ke Jalur Gaza dan tinggal pembicaraan soal pihak yang mengawasi,” ungkap Zehar. (adibahasan/arrahmah.com)