KUNAR (Arrahmah.com) – Sedikitnya 14 orang telah gugur-kebanyakan warga sipil-dalam serangan udara pengecut oleh pasukan teroris AS di Afghanistan.
Abdul Ghanis Musamem, juru bicara gubernur boneka provinsi Kunar mengatakan 14 orang tewas dalam serangan udara di distrik Narang pada Selasa (9/9/2014) sementara 13 lainnya terluka, lansir Al Jazeera pada Rabu (10/9).
“Sebagai hasil dari pemboman udara AS, 11 sipil termasuk dua anak dan dua perempuan tewas dan lebih dari 12 lainnya terluka,” ujar pernyataan dari istana presiden boneka Afghanistan pada Rabu (10/9).
Pasukan koalisi NATO tidak mengeluarkan komentar sejauh ini namun sering kali mengklaim bahwa menghindari korban sipil merupakan prioritas utama selama operasi.
Abdul Hadi Sayedkhil, kepala polisi Kunar mengatakan kepada AFP bahwa patroli bersama Afghanistan-NATO di lokasi kejadian mendapat serangan oleh para “militan”.
“Pasukan asing meminta dukungan udara dan sebagai akibat dari pemboman sejumlah ‘militan’ dan warga sipil tewas. Kami sedang menyelidiki insiden itu,” klaimnya.
Warga Afghanistan marah
Saleh Mohammad, korban selamat yang saat ini dirawat di rumah sakit di ibukota provinsi, Asadabad mengatakan terjadi dua
gelombang pemboman.
“Empat warga desa kami sedang dalam perjalanan pulang dari kantor ketika pesawat membom mereka,” ujarnya kepada AFP.
“Ketika orang-orang pergi ke lokasi untuk mengumpulkan tubuh mereka atau membawa korban luka ke rumah sakit, kami dibom
lagi. Puluhan orang termasuk anak-anak dan perempuan tewas atau terluka.”
Pemerintah boneka Afghanistan hanya melakukan “kecaman” melalui kata-kata tanpa mampu melakukan tindakan nyata apapun untuk menghentikan kebrutalan pasukan teroris AS yang terus berulang.
Aimal Faizi, juru bicara Karzai mengatakan di Twitter bahwa presiden “mengecam keras” serangan udara AS yang menewaskan dan melukai warga sipil termasuk anak-anak dan perempuan di provinsi Kunar.
Anehnya, selama ini PBB dan pihak asing selalu menyalahkan Mujahidin Imarah Islam Afghanistan atas meningkatnya korban sipil dalam perang Afghanistan. Padahal fakta di lapangan cukup membuktikan siapa yang bertanggung jawab atas jatuhnya nyawa sipil Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.com)