JAKARTA (Arrahmah.com) – Mengutip ulasan Ustadz Nandang Burhanudin yang sejalan dengan Dr. Amjad Qourshah pada laman Facebook-nya pada Selasa (2/9/2014), dikabarkan telah terjadi krisis ulama di dunia Arab. Ulama-ulama yang “nyaring bunyinya” kian terasing dicabuti kewarganegaraanya. Tak hanya satu atau dua orang namun “isolasi massal” dilakukan secara besar-besaran oleh penguasa Timur Tengah, berikut deretan nasib tragis yang dialami para ulama kritis tersebut.
***
Nasib para ulama yang tidak sejalan dengan penguasa, kini sangat mengenaskan. Di Mesir, ratusan imam-khatib menjadi korban tragedi Rab’ah Al-Adawiyah. Belum ribuan dari mereka kini mendekam di penjara. Setali tiga uang dengan para ulama di Teluk. Setelah Dr. Thariq Al-Suwaidan yang kehilangan jabatan, kini Syaikh Taufiq Ash-Sha’ig dari Saudi Arabia diusir dari negaranya hanya karena membacakan doa kemenangan rakyat Palestina dan mendoakan korban tragedi Rab’ah di Mesir.
Nasib yang sama dialami Syaikh Nabil Al-‘Iwadhi, ketua Rabithah Du’at Kuwait. Beliau dicabut kewarganegaraannya oleh Emir Kuwait, setelah ceramah pedasnya yang mengkritisi sikap negara Teluk yang membiarkan Syiah merajalela di Teluk dan di wilayah Syam-Irak. Sementara justru membantu kudeta pemerintahan Sunni di Mesir.
Nasbi buruk yang menimpa para ulama yang teguh dengan amar makruf nahyi munkar, bukanlah hal baru. Kita tentu paham kisah Imam Ahmad bin Hambal, para imam Madzhab, hingga Syaikh Ibn Taimiyah yang dipenjara 21 kali penguasa saat itu. Semua karena buah pemikirannya yang tidak sejalan dengan syahwat para penguasa.
Sebaliknya, seorang penyanyi kondang dari Iraq, Majid al-Muhandis diterima jadi warga Saudi. Sementara Qari Al-Qur’an, Taufiq As-Sayigh asli Saudi dicabut kewarganegaraannya. Ada apakah ini, dimana adab dan ilmu ditempatkan oleh Saudi?
Ini baru di Dunia Arab, bagaimana nasib para ulama di Mesir saat ini? Ustadz Nandang menyerahkannya kepada waktu. “Biarkan tertulis rapih dalam catatan. Semoga suatu saat nanti, Allah menakdirkan masih bisa berjumpa dengan para ulama yang kini dihinakan para penguasa, yang justru memuliakan artis-artis porno,” pungkasnya tragis. Wallahu a’lam bishowab. (adibahasan/arrahmah.com)