GAZA (Arrahmah.com) – Tak ada yang ingin disisakan “Israel di Gaza”, hingga kini agresinya terus berlangsung. Pada Senin (25/8/2014), sebuah serangan udara zionis menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina di Jalur Gaza. Bahkan Masjid Ali bin Abi Thalib pun dijadikan sasaran. Sementara pejuang perlawanan terus meluncurkan serangan roket mereka ke “Israel” selatan sebagai tanggapannya. Sebagai lip service (baca: bualan), pejabat Mesir mengatakan bahwa pemerintahnya terus berupaya menyediakan “jalan tengah”, sebagaimana dilansir Saudi Gazzete (SG).
Warga Gaza mengatakan mereka menerima pesan suara baru yang direkam dan disebarkan secara random ke ponsel dan sambungan telepon rumah yang mengatakan bahwa “Israel” akan menargetkan setiap rumah yang digunakan untuk memulai “serangan teror” dan menginstruksikan warga sipil untuk meninggalkan daerah-daerah yang digunakan oleh pejuang perlawanan.
Pesawat IDF menyerang empat rumah di kota Beit Lahiya, dekat perbatasan “Israel”, menewaskan dua perempuan dan seorang gadis, saksi dan petugas kesehatan mengatakan kepada SG. Penduduk setempat mengatakan kepada Reuters bahwa anggota dari pejuang Hamas yang mendominasi Gaza tinggal di salah satu lokasi tersebut.
Selain itu pada hari yang sama, lima warga Palestina lainnya tewas dalam serangan “Israel”, termasuk tiga orang dalam serangan terhadap sebuah mobil, kata para pejabat.
Lebih dari 80 roket perlawanan diluncurkan ke “Israel” selatan pada Senin, tetapi tidak menimbulkan korban, kata militer.
Warga Gaza mengatakan mereka telah menerima pesan pada ponsel mereka selama beberapa hari, dengan rekaman baru pada Senin (25/8), yang berakhir dengan kata-kata: “Untuk pemimpin Hamas dan penduduk Gaza. Pertempuran [telah] terbuka dan Anda telah diperingatkan”.
Qais Abu Leila, seorang pejabat senior Palestina terlibat dalam pembicaraan yang ditengahi Mesir untuk mencapai gencatan senjata, mengatakan Kairo telah mengusulkan gencatan senjata tak terbatas.
Inisiatif terbaru Kairo menyerukan pembukaan segera penyeberangan Gaza dengan “Israel” dan Mesir untuk membantu upaya rekonstruksi di jalur pantai yang babak belur. Para pejabat mencanakan pertemuan itu akan diikuti dengan pembicaraan tentang pelonggaran jangka panjang dari blokade.
PBB usulkan “Israel” untuk mengakhiri pendudukan
Para pemimpin Palestina menuntut masyarakat internasional menetapkan batas waktu bagi “Israel” untuk mengakhiri pendudukannya atas wilayahnya, ujar seorang pejabat senior kepada AFP.
Para pemimpin Palestina sedang mempersiapkan “untuk pergi ke Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan mengakhiri pekerjaan (“Israel”),” kata pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina, Wasel Abu Yusuf, kepada AFP.
Menteri Tenaga Kerja Ahmad Al-Majdalani juga mengatakan bahwa para pemimpin telah “bekerja menuju … mengadakan konferensi internasional untuk menetapkan jadwal untuk mengakhiri pendudukan.”
Langkah tersebut kemungkinan akan diveto oleh Amerika Serikat yang sudah menjadi tradisinya menentang setiap langkah dianggap anti-“Israel” di Dewan Keamanan. (adibahasan/arrahmah.com)