ASHKELON (Arrahmah.com) – Walikota Ashkelon, Itamar Shimoni telah menunda tahun ajaran baru di kota itu dan mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan sekolah-sekolah itu memulai aktivitas belajar mengajar di tengah serangan roket dari Gaza, kantor berita Anadolu Agency melaporkan, Jum’at (22/8/2014).
Radio “Israel” mengutip pernyataan dari walikota itu yang mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan tahun ajaran baru dimulai di sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak yang tidak difortifikasi”
Sekolah yang difortifikasi adalah sekolah yang memiliki atap yang terbuat beton beton dan metal yang padat untuk melindungi sekolah itu dari serangan rudal dan termasuk tempat penampungan bawah tanah.
Sekolah-sekolah yang seperti ini ini berjumlah 30 persen dari total lembaga pendidikan yang ada di Ashkelon.
Stasiun radio itu mengungkapkan bahwa Shimoni mengeluarkan keputusan itu meskipun pada Kamis (21/8) Menteri Pendidikan Shai Piron telah mengumumkan bahwa tahun ajaran baru akan dimulai di “Israel” sesuai jadwal yaitu pada tanggal 1 September.
Radio “Israel” mengatakan bahwa Sapir Academic College, yang berada di dekat kota Sderot di “Israel” selatan, mengumumkan bahwa pelajaran tetap akan dimulai sesuai dengan jadwalnya pada minggu depan. Keputusan itu diambil setelah berkonsultasi dengan otoritas keamanan yang kompeten dan berdasarkan rekomendasi mereka, karena perguruan tinggi tersebut telah memiliki bangunan yang diperkuat dengan bahan yang bisa tahan terhadap serangan roket.
Baru-baru ini, surat kabar “Israel” Haaretz menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa sebagian besar kota-kota yang berada di bawah serangan roket dari Gaza selama perang baru-baru ini adalah Beersheba, Ashkelon dan Sderot. Semua kota-kota itu terletak di “Israel” selatan.
Kotamadya “Israel” selatan telah menuntut pemerintah “Israel” untuk memperkokoh semua sekolah di wilayah tersebut agar bisa tahan terhadap serangan roket.
(ameera/arrahmah.com)