RAMALLAH (Arrahmah.com) – Sesi sembilan jam perundingan tidak langsung antara delegasi Palestina dan “Israel” di Kairo berakhir pada Selasa malam (19/8/2014) tanpa mencapai keberhasilan, sebuah sumber yang dekat dengan delegasi Palestina mengatakan, sebagaimana dilansir oleh Ma’an News Agency, Rabu (20/8).
Sementara itu, Kepala delegasi Palestina Azzam al-Ahmad mengatakan bahwa delegasi Palestina telah mengusulkan laporan baru untuk gencatan senjata dan sedang menunggu tanggapan.
Al-Ahmad mengatakan bahwa delegasi “Israel” berusaha untuk memaksakan kehendaknya sendiri yang tidak bisa diterima oleh delegasi Palestina, dan hal itu terus mengulur waktu.
“Kami memiliki sisa waktu selama lima jam, dan kami berharap untuk mendapatkan tanggapan dalam jangka waktu tersebut untuk menentukan langkah berikutnya,” tambahnya.
Anggota delegasi gencatan senjata Palestina Izzat al-Rishq mengatakan bahwa “Israel” terus mengulur-ngulur waktu dan mengajukan persyaratan yang menjadi penyebab terhambatnya tuntutan Palestina.
Sebelumnya, pada Selasa (19/8), serangan udara “Israel” melukai delapan warga Palestina, termasuk dua orang anak, di Jalur Gaza, kata seorang pejabat kementerian kesehatan.
Ashraf al-Qidra mengatakan bahwa dua anak terluka dalam serangan udara di daerah timur Rafah. Tiga warga Palestina terluka di Jalur Gaza utara.
Pesawat-pesawat tempur “Israel” juga menargetkan lahan pertanian di Beit Lahiya, al-Zaytoun, al-Maghazi, Deir al-Balah, Al-Qarara, Khuza, Rafah timur dan Shujaiyya timur.
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri membantah gerakan Hamas telah menembakkan roket melintasi perbatasan pada Selasa (19/8), dan menuding “Israel” mencoba menyabotase perundingan gencatan senjata.
“Kami tidak memiliki informasi tentang penembakan roket dari Gaza. Serangan “Israel” dimaksudkan untuk menyabotase perundingan di Kairo,” katanya kepada AFP.
Palestina mengatakan bahwa kesepakatan atas gencatan senjata jangka panjang di Gaza telah tertunda oleh tarik-ulur “Israel” terhadap isu utama.
“Negosiasi yang gagal pada Senin malam (17/8) karena “Israel” menolak untuk menyertakan pelabuhan atau bandara dalam perjanjian,” sumber Palestina yang menyaksikan pembicaraan itu mengatakan, dengan kondisi anonimitas.
“Mesir kemudian menambahkan pasal yang memungkinkan penundaan pembicaraan tentang masalah ini untuk menghindari “Israel” mengangkat isu (membersihkan Gaza dari) roket dan rudal,” katanya.
“Israel” telah berulang kali menuntut pelucutan kelompok perlawanan di Gaza meskipun masalah itu tidak terlalu disebutkan dalam usulan Mesir seperti yang terlihat oleh AFP.
(ameera/arrahmah.com)