BOGOR (Arrahmah.com) – AQL Islamic Centre bekerjasama dengan al-Haiah al-‘alamiyah Li al-Ta’rif bi al-Islam menggelar Dauroh Syariyyah di Puncak, Bogor12-14 Agustus 2014.
Dauroh dengan tema ‘Alaikum Bisunnati” ini membahas seputar kesesatan Syiah dan beberapa persamaannya dengan tasawwuf. Turut dihadiri Syaikh Kholid Al-Mahmudi, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Farid Ahmad Okbah, dan Ust. Muhammad Zaitun.
Syeikh Dawud bin Sulaiman al-Mahi dalam Dauroh itu, mengkaji bagaimana metode Syiah dalam memandang sumber-sumber agama mereka. Kata Syeik Dawud mereka mengklaim bahwa agama Syiah termasuk dari madzhab dalam Islam, sama seperti madzhab-madzhab yang lain seperti Maliki, Hambali, Syafi’i, dan Hanafi, tak lain karena mereka berargumen bahwa sumber-sumber agama mereka sama dengan sumber-sumber agama Islam. Padahal sesungguhnya tidak demikian, Islam jauh berbeda denga Syiah.
Berikut ulasan Syeikh Dawud yang redaksi kutip dari syiahindonesia.com.
1. Al-quran menurut pandangan Syiah
a. Mereka meyakini bahwa al-Quran tidak bisa dijadikan hujjah tanpa adanya para wali (Imam Syiah)
b. Mereka meyakini bahwa para imam mereka mempunyai pengetahuan khusus mengenai al-Quran yang tidak seorangpun bisa menyamainya.
c. Mereka meyakini bahwa perkataan para imam itu bisa menghapus ayat-ayat al-Quran, dan perkataan mereka bisa menjadikan yang muqoyyad menjadi mutlaq, dan yang ‘amm menjadi khosh.
2. As sunnah menurut pandangan Syiah
As sunnah menurut mereka adalah apa saja yang berasal dari orang yang ma’shum, baik itu perkataan, perbuatan, maupun taqrir (persetujuan). Pertama, adapun yang dimaksud dengan orang yang ma’shum versi mereka adalah Rasulullah saw dan kedua belas imam mereka. Oleh karena itu, salah satu ulama konteporer mereka mengatakan bahwa, “sesungguhnya keyakinan terhadap kema’shuman para imam itu menjadikan hadits-hadtis yang berasal dari mereka itu shohih tanpa mensyaratkan tersambungnya sanad kepada Nabi sebagaimana yang disyaratkan oleh Ahlus Sunnah. Kedua, hal ini karena imamah menurut mereka adalah penerus Nubuwah. Ketiga dan para imam itu sama seperti para Rasul, perkataan mereka adalah perkataan Allah dan perintah mereka adalah perintah Allah, mentaati mereka sama dengan mentaati Allah, dan bermaksiat kepada mereka sama dengan bermaksiat kepada Allah, dan para imam tidak berucap kecuali apa yang dari Allah dan apa yang diwahyukan Allah.4
3. Ijma’ menurut pandangan Syiah
Syiah tidak menganggap ijma’ para sahabat, kaum salaf dan ijma’nya umat Islam sebagai sebuah ijma (kesepakatan). Dan dalam hal ini mereka mempunyai keyakinan yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa perkataan imam adalah ijma’, dan yang lainnya berpendapat bahwa hal-hal yang menyelisihi umat Islam itu terdapat petunjuk.
4. Qiyas. Adapun Qiyas menurut syiah pastilah berbeda dengan jalan para sahabat dan salafus sholeh. Hal ini karena al-Quran, as-Sunnah, dan ijma’ yang merupakan sumber-sumber Syiah ini berbeda dengan sumber-sumber Islam.
Dengan demikian, dapat disimpulkan dengan jelas bahwa agama Syiah sangatlah berbeda dengan ajaran Islam yang sebenarnya, sangat menyimpang jauh. Agama mereka bathil dan sesat, karena cara pandang mereka tentang sumber-sumber agama itu berbeda, maka berbeda pula agama yang mereka anut. Artinya bahwa Syiah itu bukan Islam dan bukan termasuk dari madzhab dalam Islam, sebagaimana klaim mereka dengan dalih bahwa madzhab dalam Islam tidak hanya 4, namun 5. (azm/arrahmah.com)