GAZA (Arrahmah.com) – Perang di Gaza telah menyebabkan kerusakan serius pada tanaman, ternak dan ikan serta rumah kaca dan sistem irigasi, membuat produksi pangan berhenti dan harga-harga bahan pangan naik tajam, ujar laporan PBB yang dirilis pada Kamis (14/8/2014).
Organisasi Pangan dan Pertanian yang berbasis di Roma (FAO) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hampir seluruh penduduk lokal sekitar 1,8 juta jiwa tergantung pada bantuan pangan dan bantuan jangka panjang yang signifikan akan diperlukan untuk peternakan lokal untuk memulihkan keadaan, lapor Al Arabiya.
Ciro Fiorillo, kepala kantor FAO di Tepi Barat dan Jalur Gaza mengatakan kerusakan akibat bom, kekurangan air dan masalah listrik serta keuangan, juga ketidakpastian tentang kemungkinan terjadinya kembali operasi militer telah menyebabkan masalah besar.
“Di bawah gencatan senjata banyak petani dan penggembala kini dapat mengakses tanah mereka, namun kembalinya produksi pangan menghadapi hambatan serius,” ujarnya.
Harga pangan telah melonjak tajam untuk banyak item sejak awal pertempuran, dengan harga telur naik 40 persen, kentang naik 42 persen dan tomat naik sebanyak 179 persen.
FAO mengatakan terdapat kerusakan yang cukup besar pada 17.000 hektar lahan pertanian di Gaza dan mereka kehilangan sekitar setengah dari ternak unggas baik melalui tembakan langsung pada lahan peternakan maupun kekurangan pakan atau air.
Sekitar 64.000 domba dan kambing memerlukan pakan dan air, sedangkan sektor perikanan telah kehilangan 234,6 ton potensi tangkapan dari 9 Juli hingga 10 Agustus, sekitar 9,3 persen dari hasil tangkapan tahunan.
Menurut FAO, sekitar 19.000 orang di Gaza bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)