SURAKARTA (Arrahmah.com) – Terkait aksi Densus 88 Mabes Polri yang menangkap Amir Biniyabah Jamaah Ansharut Tauhid(JAT) Ustadz Afif Abdul Majid pada Sabtu, 9 Agustus 2014 di Bekasi oleh, JAT menilai penangkapan itu sesuatu yang dipaksakan.
Hal ini disampaikan Amir Mudiriyah Solo Ustadz Sholeh Ibrahim, S. Th. I Jumpa Pers di Masjid Baitussalam Tipes Solo Senin siang ini jam 14.00 yang rilisnya juga diterima redaksi arrahmah.com.
“Tanpa ada Surat Penangkapan, Densus 88 terlalu memaksakan diri untuk melakukan penangkapan terhadap Ustadz Afif Abdul Majid yang mencoba mengaitkan I’dad di Aceh dimana para pelakunya sudah menghadapi vonis dan sebagian sudah menjalani vonis,” terang Ustadz Sholeh.
Dia juga mengungkapkan penangkapan Ustadz Afif Abdul Majid tidak lepas dari kecenderungan Isu Islamic State (IS) yang secara mendadak menjadi isu Nasional dalam situasi politik yang tengah memanas paska pemilu di Indonesia 22 Juli 2014.
“Isu Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) sengaja dihembuskan di Indonesia dengan maksud mencitrakan Islam di Indonesia yang menakutkan mulai dari Tulisan Tauhid harus dihapus, jika perlu Bendera Tauhid berkibar harus dibakar hingga ancaman kewarganegaraannya akan dicabut,” kata Ustadz Sholeh.
Lebih jauh dia menyinggung soal baiat kepada Khilafah Islamiyah, yang dinilainya sebagai konsekwensi keimanan, penyempurnaan ibadah sekaligus sebagai bagian pelaksanaan ajaran Islam. Belum ada bukti Pendukung di Indonesia terhadap Khilafah Islamiyah yang melakukan perbuatan melawan hukum.
Akhirnya Ustadz Sholeh menyerahkan kepada perkara peangkapan ini pada proses hukum yang berlaku. “Menyerahkan kepada Tim Pembela Muslim (TPM) untuk melakukan pendampingan hukum selanjutnya terhadap Ustadz Afif Abdul Majid,” pungkasnya.(azm/arrahmah.com)