JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah media massa umum Indonesia secara serentak memberitakan dan membahas perihal pendukung ISIS di Indonesia.
Dua stasiun televisi pemberitaan telah membahas video ajakan untuk bergabung dengan daulah dlam bahasa Indonesia yang beredar di youtube, dengan mengundang beberapa tokoh yang nasionalis yang kontra terhadap ISIS.
Pada tayangan metro realitas yang berdurasi 30 menit ditayangkan video Abu Muhammad al Indonisi yang menyeru orang mu’min untuk hijrah dan jihad ke daulah pimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.
Ditayangkan pula detik-detik baiat terhadap Al Baghdadi yang berlangsung di ruang serbaguna Syahida Inn Kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebelumnya TV One juga memuat topik khusus dalam tayangan berita “Apa kabar malam.”
Pantauan arrahmah.com terhadap situs berita tempo.co, media ini menurunkan setidaknya 7 tulisan tentang ISIS dalam dua hari dengan judul-judul sebagai berikut; Polisi Kantongi Identitas Aktor dalam Video ISIS, BNPT Berkoordinasi dengan Mesir Pantau ISIS. Menteri Agama : Muslim Indonesia Jangan Ikut ISIS, BNPT : ISIS Termasuk Kelompok Teroris, Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang , Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia dan Syafi’i Maarif: ISIS di Indonesia Harus Dipangkas
Sementara media massa lainnya juga melakuakan hal yang kurang lebih mirip.
Diberitakan pula, Kepolisian Republik Indonesia mengaku terus memantau pergerakan organisasi ISIS (Islam State of Iraq Suriah) yang dinilai sudah masuk ke Indonesia.
Kepala Biro Penmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Boy Rafly Amar mengatakan, dari informasi yang didapatkan, ada warga Indonesia yang pergi ke Suriah dan Iraq untuk ikut ISIS.
”Dari sini dengan dokumen resmi, punya paspor dan lainnya, tujuannya itu yang dikaitkan dengan perjuangan mereka. Jumlah pastinya saya kurang tahu, sekitar 50 sampai 60 orang,” kata dia.
Boy mengatakan, mereka yang kembali lagi ke Indonesia diharapkan tidak membawa kultur kekerasan. Polri mengaku tidak dapat melarang seseorang berkumpul (pembentukan ISIS) karena berkumpul dan berserikat dijamin oleh undang-undang.
Polri hanya memantau dan menindak jika terjadi tindak pidana. ”Polisi monitoring tentang fenomena itu dan pada prinsipnya pikir positif. Semoga tidak melahirkan tindakan melanggar hukum. Polri hanya melihat fakta tindakannya,” kata dia.
Mengenai bendera ISIS yang sewaktu-waktu dikibarkan di Indonesia, Boy menjelaskan akan melihat kembali permasalahan hukum. Menurut Boy, tugas polri ialah menjamin tidak adanya teror di masyarakat. ”Kalau teror itu bisa menjadi masalah hukum.,” kata dia.
Untuk diketahui BNPT telah melakukan rapat tanggal 17-19 Juli lalu. Sumber arrahmah menyebut, rapat itu menyoroti tiga hal yakni, situasi pasca pilpres, gejala ISIS di Indonesia dan fenomena khalifah Al Baghdadi.
Ada apa ini? Apakah ini skenario BNPT dan musuh Islam? Akan kemanakah bola liar ini akan bergulir? Apakah ini akan menjadi isu baru BNPT membantai umat Islam pasca isu terorisme? Apakah umat Islam kembali akan menjadi korban penindasan aparat di negeri yang mayoritas Muslim Ahlusunnah wal jamaah ini?
Nubuwah, umat Islam menjadi santapan empuk kaum kafir di meja makan mereka. wal ‘iyadzu billah.
Peringatan Allah Ta’aladi dalam Al Quran
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Wahai kaum mukmin, hendaklah kalian menjauhkan diri dari azab yang tidak hanya akan menimpa orang-orang zhalim diantara kalian, tetapi juga menimpa orang-orang shalih yang berada di tengah mereka. Ketahuilah bahwa azab Allah itu sangat keras. (QS. Al-Anfal ayat 25)
(azm/arrahmah.com)